8. Sumber-sumber Rujukan
Sumber-sumber rujukan adalah buku atau tafsir yang dijadikan referensi oleh seorang mufasir dalam penulisan tafsirnya. Referensinya bisa dari bahasa
tertentu atau terjemahan, generasi tertentu, dan aliran tafsir tertentu. Untuk menguatkan tafsirnya, seorang mufasir bisa juga merujuk ke buku-buku di luar
tafsir.
22
Kesimpulan: Ada sekitar 19 buku yang dijadikan referensi dalam
penulisan Alfatihah oleh Chodjim.
23
Di antaranya: [1] Alquran Alkarim. [2] Studi Ilmu-ilmu Quran
, terjemahan Muzakir AS Bogor dan Jakarta, 2000 karya Manna Khalil Al-Qatthan. [3] Islamologi Dinul Islam, terjemahan R, Kaelan dan
H.M. Bachrun Jakarta, 1996 karya Maulana Muhammad Ali. [4] Qur’an Suci: Teks Arab
, Terjemahan dan Tafsir Bahasa Indonesia, terjemahan H.M. Bachrun Jakarta, 1996 karya Maulana Muhammad Ali. [5] Fatwa Alquran tentang Alam
Semesta , terjemahan Mahnun Husein Jakarta, 2000 karya Aneesuddin.
[6] Ringkasan Tafsir Ibn Katsir, terjemahan Syihabuddin Jakarta, 1999 karya Muhammad Nasib Ar-Rifai. [7] Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta,
1994 karya J.S. Badudu dan Zain S.M. [8] Hans Wehr: A Dictinary of Modern Written Arabic
3rd ed. New York, 1976 karya J. Milton Cowan. [9] Alquran dan Terjemahannya
Ed. Revisi, Semarang 1989 karya Departemen Agama RI. [10] Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow
, terjemahan A. Supratinya Yogyakarta, 1987 karya Frank. G. Globe.
[11] Mutiara Surat Al-Fatihah Ciputat, 2000 karya Salman Harun. [12] Surat al-fatihah
, terjemahan Muhammad Ja’far Surabaya, 1983 karya Syekh
22
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia, h. 187-188.
23
Ahmad Chodjim, Alfatihah, h. 353-355.
56
Thanthawi Jauhary. [13] Tafsir Surat-surat Pilihan: Mengungkap Hikmah Alquran
, terjemahan M.S. Nasrullah Jakarta, 1992 karya Murthada Muthahari. [14] Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah Saw, terjemahan Bahrun Abu Bakar
Bandung, 1996 karya Syekh Manshur Ali Nashif. [15] Sebuah Ijtihad Jakarta, 1984 karya H.E. Semedi.
[16] Tafsir Al-Qur’an Al-Karim: Tafsir atas Surah-surah Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu
Bandung, 1997 karya M. Quraish Shihab. [17] The Holy Qur’an: English Translation of the Meaning and Commentary
Madinah, 1410 H karya The Presidency of Islamic Researches. [18] Mengungkap Rahasia Alquran
, terjemahan A. Malik Madaniy dan Hamim Ilyas Bandung, 1997 karya M. H. Thabathaba’i. [19] Alquran Terjemahan Indonesia
Jakarta, 1994 karya Tim Disbintalad.
Tabel XI Sumber-sumber Rujukan Alfatihah
Sumber-sumber Rujukan
1. Buku Tafsir Buku nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19.
Tafsir Alfatihah
2. Buku non-Tafsir Buku nomor 7, 8, 10, 14,
15.
57
B. Aspek Hermeneutik
Dalam sejarah hermeneutik tafsir al-Quran, setidaknya terbagi menjadi dua: 1 hermeneutika al-Quran tradisional dan 2 hermenenutika al-Quran
kontemporer. Dalam hermeneutika al-Quran tradisional, perangkat metodologi yang digunakan sebatas pada linguistik dan riwayah. Jadi, belum ada rajutan
sistemik antara teks, penafsir, dan audiens sasaran teks, meskipun unsur triadik ini telah hidup di dalamnya waktu itu. Sedangkan hermeneutika al-Quran
kontemporer telah melakukan perumusan sistematis unsur triadik tersebut. Di dalamnya, suatu proses penafsiran tidak lagi berpusat pada teks, tapi penafsir di
satu sisi dan audiens di sisi lain, secara metodologis merupakan bagian yang mandiri.
24
Dalam konteks penggalian dimensi-dalam karya ini, yang bersifat paradigmatik, di sini diacukan pada tiga variabel pokok: 1 metode penafsiran,
2 nuansa penafsiran, dan 3 pendekatan tafsir. Dari tiga variabel ini, analisis Alfatihah
dilakukan.
1. Metode Tafsir