Macam-macam Asuransi Proses yang ada di dalam perusahaan asuransi

dalam pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar. Seperti dalam sabdanya : Artinya : ” Diriwayatkan dari Amr bin Sa’ad bin Abi Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW.: Lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anakmu ahli waris dalam keadaan kaya raya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin kelaparan yang meminta-minta kepada manusia lainnya.”

3. Macam-macam Asuransi

Asuransi pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu : a. Asuransi jiwa yaitu asuransi yang bertujuan menanggung risiko financial yang tidak terduga datangnya yang memungkinkan seorang terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. b. Asuransi kerugian yaitu persetujuan dengan mana satu pihak, penanggung mengikatkan diri terhadap yang lain, tertanggung untuk menggantikan kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan,dengan mana pula tertanggug menepati berjanji membayar premi. Asuransi kerugian tidak berkenan dengan dengan jiwa seseorang melainkan kerugian atas nilai suatu barang atau jasa. Seperti pada peristiwa kebakaran, kapal tenggelam, pesawat yang jatuh dan kecelakaan kendaraan bermotor. 18 Sedangkan untuk produk asuransi kesehatan sendiri pada awalnya termasuk kedalam asuransi jiwa. Namun seiring peningkatan kebutuhan akan jaminan 18 Soeisno Djojosoedarsono, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, Jakarta: Salemba Empat 2003. h. 74 kesehatan, serta terpenuhinya prinsip dasar kerugian finansial sesuai definisi asuransi kerugian, maka pada perkembangannya beberapa perusahaan asuransi kerugian juga mengcover asuransi kesehatan juga. Salah satunya adalah perusahaan tempat penulis melakukan penelitian yaitu Unit Syariah PT. Bumiputeramuda 1967.

4. Proses yang ada di dalam perusahaan asuransi

Berbicara hal-hal teknis dalam perusahaan asuransi maka akan ditemui beberapa bidang yang nampak asing namun mempunyai peran yang sangat penting bagi perusahaan, diantaranya adalah : a. Marketing Agen Agen sebagai salah satu ujung tombak perusahaan asuransi disini memberikan peranan besar karena mereka adalah orang yang langsung bertemu dengan nasabah atau calon tertanggung, karena selain memasarkan produk asurannsi dari perusahaan asuransi, agen disini berperan juga sebagai field underwriting yang menghimpun informasi awal yang sebenarnya mengenai calon tertanggung pada saat prospek dan melengkapi data-data serta daftar pertanyaan dalam surat permintaan asuransi, sehingga underwriter dapat membuat suatu keputusan keputusan underwriting yang tepat dan berkualitas. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di form surat permintaan asuransi dari agen, dituntut kejujuran dari calon tertanggung begitu juga dengan agen dituntut kejujuran seorang agen dalam memberikan informasi baik kepada calon tertanggung ataupun kepada underwriter. b. Underwriting Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan penggolongan tingkat resiko yang terdapat pada calon tertanggung. 19 Pada umumnya underwriting merupakan salah satu departemen pada perusahaan asuransi yang bertugas untuk melakukan seleksi risiko. Underwriting menjadi salah satu departemen yang sangat penting bagi perusahaan asuransi tak terkecuali bagi perusahaan asuransi yang berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan underwriter adalah seseorang yang mempunyai tugas menetapkan diterima atau tidaknya risiko untuk penutupan asuransi, atau seseorang yang tugasnya menyeleksi risiko dan sekaligus menentukan berapa nilai dan persyaratan apa saja yang dikenakan kepada risiko tersebut. 20 c. Aktuaria Setiap perusahaan asuransi wajib memiliki paling tidak seorang aktuaris yang bertanggung jawab untuk membuat laporan-laporan ke departemen keuangan. Aspek aktuaria meliputi sejauh mana seorang akturis dapat dilibatkan dalam rancangan produk, penentuan rate premi setiap produk, distribusi surplus, valuasi dan tes 19 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam persefektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana, 2004, h. 89 20 Moch. Anwar Abdullah, Kamus Umum Asuransi, Jakarta : Kesaint Blanci, 1993, h. 135 solvensi dan membuat perjanjian reasuransi. Juga aspek-aspek lain di mana keahlian dan kemampuan aktuaris dalam toeri probabilita, statistik dan tingkat investasi.

5. Perbedaan asuransi konvensional dan syariah