63
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Deskriptif Demografi Responden Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase dengan
pembulatan tanpa koma jabatan, jenis kelamin, pendidikan, dan lamanya bekerja pada perusahaan.
Tabel 4.3. Jabatan Responden
Jabatan Absolut
Persentase
Manager 2
4 Senior Auditor
13 25
Junior Auditor 37
71 Jumlah
52 100
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa jabatan yang dimiliki oleh responden pada data yang telah diolah. Responden yang menjabat sebagai
Manager sebanyak 2 orang atau sebesar 4 dari 52 responden. Sebanyak 13 orang jabatannya sebagai Senior Auditor dengan persentase 25, sebanyak
37 orang sebagai Junior Auditor dengan persentase 71.
64
Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Absolut
Persentase
Laki-laki 35
67 Perempuan
17 33
Jumlah 52
100
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 35 atau sebesar 67,
sedangkan sisanya sebanyak 17 orang atau sebesar 33 dipenuhi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, sebagian besar responden yang mengisi
kuesioner adalah laki-laki.
Tabel 4.5. Pendidikan Responden
Pendidikan Absolut
Persentase
S1 48
92 S2
4 8
S3 Jumlah
52 100
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2009
Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada responden yang berpendidikan
terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu S1 sebanyak 48 orang atau sebesar 92, dan Strata Dua S2 sebanyak 4 orang atau sebesar 8 serta
tidak ada satu orang responden pun yang berpendidikan selain S1, dan S2.
65
Tabel 4.6. Lama Berprofesi Sebagai Auditor
Lama Bekerja Absolut
Persentase
≤ 5 tahun 33
63 5 tahun
19 37
Jumlah 52
100
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan lama berprofesi sebagai auditor adalah diatas 5 tahun yaitu sebanyak 19 orang
atau sebesar 37 sedangkan sisanya sebanyak 33 orang atau sebesar 63 telah berprofesi sebagai auditor tidak lebih dari 5 tahun.
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Realibilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Hasil dari pengujian
reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat
dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,6
66
dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen
tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka butir
pertanyaan tersebut tidak realible Ghozali, 2005.
Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah butir pertanyaan
Cronbach alpha Penerapan EDP Audit
10 butir 0,840
Kompetensi Auditor 10 butir
0,774 Independensi Auditor
10 butir 0,819
Tingkat Materialitas 10 butir
0,834
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena Cronbach Alpha
α hitung 0,6. Pada variabel Penerapan EDP Audit
memiliki α 0,840 0,6. Variabel Kompetensi Auditor
memiliki α hitung 0,774 0,6, Variabel Independensi Auditor
memiliki α hitung 0,819 0,6, dan variabel Tingkat Materialitas memiliki α hitung 0,834 0,6.
b. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada
di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam penelitian ini Ghozali, 2005. Maksudnya untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut
67
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu
tentukan hipotesis H0: skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif
dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H0 dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung tabel corrected item-total
correlation dengan r tabel tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05 untuk degree of freedom df = n-2, dimana “n” adalah jumlah
sampel penelitian sebanyak 50 responden sehingga diperoleh nilai df = 50-2 atau nilai df dari 48 adalah 0,235. Suatu kuesioner dinyatakan valid
apabila r hitung r tabel Ghozali, 2005. Hasil pengujian validitas ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan EDP Audit
Pertanyaan Variabel
Pearson Correlation
Sig. Kesimpulan
Butir 1 Penerapan EDP Audit
0,596 Valid
Butir 2 Penerapan EDP Audit
0,402 0,003
Valid Butir 3
Penerapan EDP Audit 0,384
0,005 Valid
Butir 4 Penerapan EDP Audit
0,587 Valid
Butir 5 Penerapan EDP Audit
0,418 0,002
Valid Butir 6
Penerapan EDP Audit 0,383
0,005 Valid
68
Butir 7 Penerapan EDP Audit
0,354 0,01
Valid Butir 8
Penerapan EDP Audit 0,413
0,002 Valid
Butir 9 Penerapan EDP Audit
0,419 0,002
Valid Butir 10
Penerapan EDP Audit 0,616
Valid
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Variabel penerapan EDP Audit terdiri atas 10 butir pertanyaan, dari 10 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid nilai
signifikansi kurang dari 0,01 dan 0,05.
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Auditor
Pertanyaan Variabel
Pearson Correlation
Sig. Kesimpulan
Butir 1 Kompetensi Auditor
0,664 Valid
Butir 2 Kompetensi Auditor
0,700 Valid
Butir 3 Kompetensi Auditor
0,494 Valid
Butir 4 Kompetensi Auditor
0,396 0,004
Valid Butir 5
Kompetensi Auditor 0,588
Valid Butir 6
Kompetensi Auditor 0,628
Valid Butir 7
Kompetensi Auditor 0,633
Valid Butir 8
Kompetensi Auditor 0,651
Valid Butir 9
Kompetensi Auditor 0,628
Valid Butir 10
Kompetensi Auditor 0,403
0,003 Valid
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
69
Variabel Kompetensi Auditor terdiri atas 10 butir pertanyaan, dari 10 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid nilai
signifikansi kurang dari 0,01 dan 0,05. Tabel 4.10.
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Auditor
Pertanyaan Variabel
Pearson Correlation
Sig. Kesimpulan
Butir 1 Independensi Auditor
0,629 Valid
Butir 2 Independensi Auditor
0,774 Valid
Butir 3 Independensi Auditor
0,665 Valid
Butir 4 Independensi Auditor
0,672 Valid
Butir 5 Independensi Auditor
0,689 Valid
Butir 6 Independensi Auditor
0,696 Valid
Butir 7 Independensi Auditor
0,536 Valid
Butir 8 Independensi Auditor
0,683 Valid
Butir 9 Independensi Auditor
0,431 0,001
Valid Butir 10
Independensi Auditor 0,395
0,004 Valid
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 Variabel Independensi Auditor terdiri atas 10 butir pertanyaan, dari
10 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid nilai signifikansi kurang dari 0,01 dan 0,05.
70
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Materialitas
Pertanyaan Variabel
Pearson Correlation
Sig. Kesimpulan
Butir 1 Tingkat Materialitas
0,650 Valid
Butir 2 Tingkat Materialitas
0,651 Valid
Butir 3 Tingkat Materialitas
0,649 Valid
Butir 4 Tingkat Materialitas
0,562 Valid
Butir 5 Tingkat Materialitas
0,589 Valid
Butir 6 Tingkat Materialitas
0,626 Valid
Butir 7 Tingkat Materialitas
0,645 Valid
Butir 8 Tingkat Materialitas
0,698 Valid
Butir 9 Tingkat Materialitas
0,649 Valid
Butir 10 Tingkat Materialitas
0,680 Valid
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Variabel Tingkat Materialitas terdiri atas 10 butir pertanyaan, dari 10 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid nilai
signifikansi kurang dari 0,01 dan 0,05.
3.Hasil Uji Asumsi Klasik a.Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas
menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Dalam penelitian ini uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada
71
korelasi atau hubungan diantara variabel penerapan EDP audit, kompetensi auditor dan independensi auditor. Pedoman suatu model
regresi yang ideal adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel independen nilai VIF dan tolerance disekitar angka 1 serta koefisien
korelasi antar variabel independen haruslah dibawah 0,5 atau tidak terjadi multikolinearitas. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak orthogonal yakni variabel orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol Ghozali, 2005.
Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinearitas
Pada tabel 4.12 terlihat nilai tolerance untuk variabel PEA sebesar 0,671, KA sebesar 0,397, dan IA sebesar 0,529 sedangkan nilai VIF untuk
masing-masing variabel sebesar 1,491 untuk PEA, 2,517 untuk KA dan IA sebesar 1,889. Berdasarkan pedoman terhadap uji multikolinieritas
nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10 maka terlihat bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel penerapan EDP audit, kompetensi auditor dan
Coefficientsa Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
PEA 0.671
1.491 KA
0.397 2.517
IA 0.529
1.889 a. Dependent Variable: TM
72
independensi auditor atau tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi - Y sesungguhnya yang telah di-studentized.
Jika plot membentuk pola tertentu bergelombang, melebar, kemudian
menyempit maka
mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas. Model regresi yang baik
adalah plot yang mengindikasikan homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005.
73
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data yang diolah, 2010
Pada gambar 4.1. menunjukkan tidak terjadi pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, dll. Sesuai dengan pedoman uji
heteroskedastisitas, maka
dalam penelitian
ini tidak
terjadi heteroskedastisitas atau disebut homokedastisitas. Hal ini dibuktikan
dengan grafik plot diatas yang tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga penelitian ini layak dilakukan pengujian lebih lanjut.
c. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak
mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
74
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik
pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola
distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data titik menyebar menjauh dari diagonal atau
tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2005. Pada gambar 4.2. menunjukkan adanya persebaran data titik pada
sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman uji normalitas mengatakan bahwa jika persebaran data titk mengikuti atau
mendekati garis normal maka suatu penelitian dapat dikatakan normal. Pada gambar histogram juga menunjukkan adanya normalitas dalam
penelitian ini. Melihat hal tersebut maka dapat disimpulkan penelitian ini memenuhi uji normalitas.
75
Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
76
4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel- variabel independen, yaitu penerapan EDP Audit, Kompetensi dan
Independensi auditor dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu Tingkat Materialitas. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat
pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.13. Hasil Uji Koefisien Determinasi
S Sum ber : Hasil penelit ian yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel
independen sebesar 0,600 yang artinya adalah 60 variabel dependen Tingkat Materialitas dijelaskan oleh variabel independen
penerapan EDP audit, kompetensi auditor dan independensi auditor. Kemudian sisanya sebesar 40 dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel independen yang digunakan yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Model Summary Model
R R
Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 0.775a 0.600
0.575 2.50611
a. Predictors: Constant, IA, PEA, KA
77
Angka koefisien kolerasi R pada tabel 4.13 sebesar 0,775 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien kolerasi diatas 0,5. Standar Error of Estimate SEE sebesar
2,50611. Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
b. Hasil Uji t Pengujian regresi secara parsial uji t berguna untuk menguji
pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai
probabilitas p-value dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial uji t dapat dilihat pada tabel berikut:
78
Tabel 4.14. Hasil Uji t
Dalam tabel Coefficients di atas ditunjukkan bahwa variabel independen yang dimasukkan dalam model yaitu penerapan EDP
audit adalah signifikan. Hal ini dapat dilihat probabilitas signifikannya sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha1
diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penerapan EDP audit berpengaruh singnifikan terhadap tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rukmini 2008. Dengan demikian, penerapan EDP audit sangat
berperan penting dalam proses audit. Penerapan EDP audit diharapkan akan semakin lebih mampu meminimalisasi tingkat
materialitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi auditor
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1
Constant 6.943 4.349
1.596 0.117 PEA
0.153 0.067
0.255 2.29 0.026
KA 0.356
0.15 0.344
2.374 0.022 IA
0.343 0.129
0.334 2.661 0.011
a. Dependent Variable: TM
Sumber : Hasil Penelitian yang diolah, 2010
79
yang menunjukkan bahwa kompetensi auditor berhubungan positif terhadap tingkat materialitas. Semakin tinggi kompetensi yang
dimiliki seorang auditor maka semakin tinggi tingkat kemampuan dalam meminimalisasi tingkat materialitas.
Variabel kompetensi auditor memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,022 di bawah 0,05 yang berarti Ha2 diterima.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Megasari 2008. Dengan demikian, semakin tinggi kompetensi
seorang auditor maka semakin tinggi tingkat kemampuan dalam meminimalisasi tingkat materialitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas
yang menunjukkan bahwa independensi auditor berhubungan positif terhadap tingkat materialitas. Semakin tinggi independensi
yang dimiliki seorang auditor maka semakin tinggi tingkat kemampuan dalam meminimalisasi tingkat materialitas.
Variabel independensi auditor memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,011 di bawah 0,05 yang berarti Ha3 diterima.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
80
Justiana 2010. Dengan demikian, semakin tinggi independensi seorang auditor maka semakin tinggi tingkat kemampuan dalam
meminimalisasi tingkat materialitas. Dari hasil uji regresi yang dilakukan, juga ditemukan bahwa variabel independensi auditor
merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini menunjukkan bahwa independensi
dalam mengaudit sangat diperlukan oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit.
c. Hasil Uji F Pengujian signifikansi simultan uji F dilakukan untuk
menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15. Hasil Uji F
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
ANOVAb Model
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 452.763 3 150.921 24.03 0.000a Residual
301.468 48 6.281
Total 754.231 51
a. Predictors: Constant, IA, PEA, KA b. Dependent Variable: TM
81
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih
kecil dari nilai probabilitas p-value 0,05 0,000 0,5 Ghozali, 2005. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penerapan EDP,
kompetensi auditor dan independensi auditor secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
materialitas. Keberhasilan meminimalisasi tingkat materialitas merupakan sebuah prestasi bagi seorang auditor. Tingginya
penerapan EDP, kompetensi auditor dan independensi auditor merupakan penunjang dalam pertimbangan tingkat materialitas.
82
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI