Analisis Regresi ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2 Bank Syariah Mandiri Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank Syariah Mandiri Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.2 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Syariah Mandiri berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data. 78 3 Bank Mega Syariah Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Bank Mega Syariah Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.3 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Mega Syariah berdistribusi secara normal dan memenuhi uji normalitas data. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pad periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Durbin-Watson Uji D w . Berikut hasil uji autokorelasi pada masing-masing bank. 79 Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Bank Muamalat Indonesia 0.933 Bank Syariah Mandiri 0,562 Bank Mega Syariah 0,801 Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah masing-masing sebesar 0,933; 0,562; dan 0,801. Hal ini berarti semua nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi pada ketiga bank tidak mengandung autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah data residual memiliki varian yang berbeda atau sama. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskadastisitas. Begitu pula sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas pada masing-masing bank umum syariah dapat dilihat pada grafik-grafik berikut: 80 1 Bank Muamalat Indonesia Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Muamalat Indonesia Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.4 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Muamalat Indonesia telah bebas dari gejala heteroskedastisitas. 2 Bank Syariah Mandiri Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Syariah Mandiri Sumber: Data sekunder yang diolah 81 Dari gambar 4.5 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Syariah Mandiri telah bebas dari gejala heteroskedastisitas. 3 Bank Mega Syariah Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.6 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model regresi pada Bank Mega Syariah telah bebas dari gejala heteroskedastisitas. d. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya 82 multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerancenya. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerancenya 0,10 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas pada masing-masing bank. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas BMI BSM BMS Tolerance VIP Tolerance VIP Tolerance VIP ln P1 0,067 15,022 0,008 129,929 0,149 6,705 ln P2 0,073 13,655 0,008 128,310 0,193 5,186 ln Q1 0,642 1,557 0,661 1,512 0,637 1,571 ln Q2 0,875 1,142 0,559 1,788 0,428 2,339 Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Bank Muamalat Indonesia, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10 yaitu variabel Q1 dan Q2. Maka, kesimpulannya data pada Bank Muamalat Indonesia yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel P1 dan P2. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10 yaitu variabel Q1 dan Q2. Maka, kesimpulannya data pada Bank Syariah Mandiri yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel P1 dan P2. Serta pada Bank Mega Syariah, semua variabel memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10. Maka, kesimpulannya data pada Bank Mega Syariah tidak terkena gejala multikolinearitas. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri terkena gejala multikolinearitas. Sedangkan model regresi pada Bank Mega Syariah bebas dari gejala multikolinearitas. 83 2. Uji Statistik a. Uji Koefisien Determinasi R 2 Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas variabel independen secara serentak terhadap variabel tidak bebas variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi ganda atau R 2 . Berikut hasil uji R 2 dari masing-masing bank umum syariah. Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 BMI BSM BMS R 2 0,899 0,928 0,923 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa pada Bank Muamalat Indonesia nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,899 atau 89,9 yang menunjukan variabel bebas beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total biaya sebesar 89,9 dan sisanya 10,1 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Dan pada Bank Syariah Mandiri nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,928 atau 92,8 yang menunjukan variabel bebas beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total biaya sebesar 92,8 dan sisanya 7,2 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. Serta pada Bank Mega Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,923 atau 92,3 yang menunjukan variabel bebas beban 84 personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total biaya sebesar 92,3 dan sisanya 7,7 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. b. Uji F Untuk mengetahui signifikansi pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan Uji F. Analisis dari hasil uji F uji serentak dimaksudkan untuk membuktikan dari penelitian yang menyatakan bahwa variabel input dan output mempunyai pengaruh terhadap total aktiva pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah, yaitu dengan membandingkan F hitung yang dihasilkan oleh regresi linear berganda dengan F tabel pada taraf signifikan sebesar 95 =5. Berikut adalah hasil uji F dari masing-masing bank umum syariah. 1 Bank Muamalat Indonesia Tabel 4.13 Hasil Uji F Bank Muamalat Indonesia ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .010 4 .002 62.106 .000 a Residual .001 28 .000 Total .011 32 a. Predictors: Constant, lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2 b. Dependent Variable: CEFF Sumber: Data sekunder yang diolah 85 Dari hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 62,106 lebih besar dari F tabel dengan tingkat =5, df 1 = 4 dan df 2 = 28, didapat F tabel sebesar 2,71. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H ditolak dan H a diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Muamalat Indonesia. 2 Bank Syariah Mandiri Tabel 4.14 Hasil Uji F Bank Syariah Mandiri ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .006 4 .002 89.670 .000 a Residual .000 28 .000 Total .007 32 a. Predictors: Constant, lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 89,670 lebih besar dari F tabel dengan tingkat =5, df 1 = 4 dan df 2 = 28, didapat F tabel sebesar 2,71. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H ditolak dan H a diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Syariah Mandiri. 86 3 Bank Mega Syariah Tabel 4.15 Hasil Uji F Bank Mega Syariah ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .028 4 .007 83.544 .000 a Residual .002 28 .000 Total .030 32 a. Predictors: Constant, lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1 b. Dependent Variable: CEFF Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 83,544 lebih besar dari F tabel dengan tingkat =5, df 1 = 4 dan df 2 = 28, didapat F tabel sebesar 2,71. Karena F hitung lebih besar dari F tabel maka H ditolak dan H a diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Mega Syariah. c. Uji t Uji t digunakan untuk menguji kuatnya hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara individu. Dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel yang didapat dari masing-masing variabel dengan menggunakan taraf signifikan 95 =5. Berikut adalah hasil uji t dari masing-masing bank umum syariah: 87 1 Bank Muamalat Indonesia Tabel 4.16 Hasil Uji t Bank Muamalat Indonesia Model t Sig Constant lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 26,442 0,932 -5,393 1,957 1,106 0,000 0,359 0,000 0,060 0,278 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap variabel-variabel independen pada Bank Muamalat Indonesia: a Beban Personalia lnP1 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 0,932 2,042 maka variabel beban personalia secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini kemungkinan disebabkan karena beban personalia yang ditanggung oleh Bank Muamalat Indonesia tidaklah terlalu besar dan juga karena beban personalia merupakan beban yang dikeluarkan bank dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, dengan meningkatnya kinerja karyawan, maka bank akan lebih diuntungkan dan tingkat biaya yang ditanggung oleh bank akan berkurang, sehingga efisiensi biaya dapat meningkat. b Beban Bagi Hasil lnP2 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel -5,393 88 -2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini karena beban bagi hasil merupakan beban terbesar yang ditanggung oleh bank. Maka jika beban bagi hasil meningkat, maka efisiensi biaya akan menurun. c Total Pembiayaan lnQ1 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 1,957 2,042 maka variabel total pembiayaan secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena total pembiayaan yang merupakan dana produktif bagi bank, hasil yang didapat dengan beban yang ditanggung atas pembiayaan tersebut tidak begitu signifikan bedanya atau dapat dikatakan bank hanya memperoleh keuntungan bersih yang sedikit, sehingga total pembiayaan tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya. d Surat Berharga yang Dimiliki lnQ2 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 1,106 2,042 maka variabel surat berharga yang dimiliki secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, surat berharga yang dimiliki tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat 89 Indonesia. Tidak berpengaruh dikarenakan variabel surat berharga merupakan dana produktif yang dimilki bank yang hasilnya tidak terlalu besar. Dapat dilihat bahwa rata-rata persentase surat berharga pada Bank Muamalat Indonesia hanya sekitar 0,9 dari Total Aktiva yang dimiliki. 2 Bank Syariah Mandiri Tabel 4.17 Hasil Uji t Bank Syariah Mandiri Model t Sig Constant lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 27,693 -4,545 3,144 -4,387 0,683 0,000 0,000 0,004 0,000 0,500 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap variabel-variabel independen pada Bank Syariah Mandiri: a Beban Personalia lnP1 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel -4,545 -2,042 maka variabel beban personalia secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena beban personalia pada Bank Syariah Mandiri cukup besar, sehingga diprediksi terdapat biaya yang terbuang dari beban personalia. Oleh karena itu, bertambahnya beban personalia maka akan menurunkan tingkat efisiensi bank. 90 b Beban Bagi Hasil lnP2 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 3,144 2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi kemungkinan karena beban bagi hasil merupakan beban atas dana-dana pihak ketiga yang telah diinvestasikan bank. Dengan meningkatnya beban bagi hasil maka menunjukan bahwa dana-dana pihak ketiga bank meningkat dan ini merupakan aset yang besar untuk bank agar dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan dari mengelola dana pihak ketiga tersebut yang akhirnya akan menutupi total biaya pada bank dan efisiensi biaya pun meningkat. c Total Pembiayaan lnQ1 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel -4,387 -2,042 maka variabel total pembiayaan secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi kemungkinan karena pemberian pembiayaan pada bank menimbulkan beban administrasi yang besar bagi bank, sehingga akan menaikan total biaya pada bank dan menurunkan tingkat efisiensi biaya. Untuk itu perlu adanya kebijakan agar biaya administrasi dalam pemberian pembiayaan 91 tidak hanya ditanggung oleh pihak bank seutuhnya tetapi dapat juga dibebankan oleh pihak nasabah. d Surat Berharga yang Dimiliki lnQ2 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 0,683 2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena surat berharga yang dimiliki merupakan dana produktif bank yang akan menghasilkan. Namun, hasil yang didapat dari surat berharga ini sepertinya tidak terlalu signifikan, sehingga tidak dapat menutupi total biaya pada bank. Maka surat berharga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi biaya bank. 3 Bank Mega Syariah Tabel 4.18 Hasil Uji t Bank Mega Syariah Model t Sig Constant lnP1 lnP2 lnQ1 lnQ2 29,143 -7,208 -1,601 4,279 5,122 0,000 0,000 0,121 0,000 0,000 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.16 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap variabel-variabel independen pada Bank Mega Syariah: 92 a Beban Personalia lnP1 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel -7,208 -2,042 maka variabel beban personalia secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Hal ini karena beban personalia akan menambah total biaya yang ditanggung bank, sehingga semakin banyak beban personalia yang ditanggung, maka total biaya bank juga akan meningkat. Sehingga perlu adanya rasionalitas dalam mengeluarkan biaya-biaya pada bank agar tingkat efisiensi biaya dapat lebih besar. b Beban Bagi Hasil lnP2 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel -1,601 -2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik tidak signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Beban bagi hasil merupakan beban atas dana pihak ketiga yang diinvestasikan oleh bank. Diprediksikan bahwa beban bagi hasil yang dikeluarkan tidak disertakan dengan hasil investasi dana pihak ketiga yang signifikan, sehingga beban bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya. 93 c Total Pembiayaan lnQ1 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 4,279 2,042 maka variabel total pembiayaan secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Hal ini karena total pembiayaan yang diberikan oleh bank merupakan dana produktif yang menghasilkan bagi bank sehingga dapat menutupi total biaya yang ditanggung bank, sehingga akan meningkatkan tingkat efisiensi biaya. d Surat Berharga yang Dimiliki lnQ2 Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n – 2 = 30, maka didapat t tabel sebesar 2,042. Karena t hitung t tabel 5,122 2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Berpengaruh positif dikarenakan variabel surat berharga merupakan dana produktif yang dimilki bank. Sehingga makin besar surat berharga yang dimiliki bank, maka total biaya akan berkurang karena akan tertutupi dari hasil surat berharga yang dimiliki tersebut dan akhirnya efisiensi biaya akan meningkat pula. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai tingkat efisiensi biaya pada Bank Umum Syariah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah periode Januari 2008 sampai September 2010, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama periode Januari 2008 sampai September 2010 rata-rata tingkat efisiensi pada Bank Muamalat Indonesia sebesar 96,95 di mana tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi pada Januari 2010 sebesar 99,61 dan tingkat efisiensi terendah pada November 2009 sebesar 93,19. 2. Rata-rata tingkat efisiensi biaya Bank Syariah Mandiri sebesar 96,92 di mana tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi pada Januari 2010 sebesar 99,39 dan tingkat efisiensi biaya terendah sebesar 94,57 terjadi pada Oktober 2008. 3. Pada Bank Mega Syariah, rata-rata tingkat efisiensi biaya yaitu 94,93. Tingkat efisiensi biaya tertinggi terjadi pada Januari 2008 sebesar 99,47 dan tingkat efisiensi biaya terendah sebesar 88,67 pada September 2010. Maka dapat dikatakan Bank Muamalat Indonesia tingkat efisiensi biayanya paling besar diantara Bank Umum Syariah lain dalam penelitian ini. 4. Tingkat efisiensi biaya pada ketiga Bank Umum Syariah secara umum tiap bulannya mengalami penurunan. Dan pada tiap awal tahun tingkat efisiensi biaya akan 95 mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena pada awal bulan, total biaya pada bank mengalami penurunan, sehingga tingkat efisiensi biaya akan meningkat. 5. Hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara komponen input beban personalia dan beban bagi hasil dan output total pembiayaan dan surat berharga yang dimiliki terhadap tingkat efisiensi biaya secara simultan, dapat diterima. Di mana pada Bank Muamalat Indonesia pengaruhnya sebesar 89,9 dan pada Bank Syariah Mandiri pengaruhnya 92,8, serta pada Bank Mega Syariah pengaruhnya sebesar 92,3. 6. Berdasarkan uji parsial uji t diketahui bahwa pada Bank Muamalat Indonesia variabel-variabel input dan output yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya hanya beban bagi hasi, beban bagi hasil pada Bank Muamalat Indonesia memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya. 7. Pada Bank Syariah Mandiri seluruh variabel-variabel input dan output berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya, kecuali variabel surat berharga yang dimiliki yang tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya bank. Variabel beban personalia memiliki pengaruh negatif, beban bagi hasil memiliki pengaruh positif, dan total pembiayaan memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat efisiensi biaya bank. 8. Pada Bank Mega Syariah kecuali variabel beban bagi hasil yang tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi biaya bank, seluruh variabel-variabel lainnya mempunyai pengaruh. Beban personalia memiliki pengaruh negatif, total pembiayaan memiliki pengaruh positif, dan surat berharga yang dimiliki juga memiliki pengaruh positif terhadap tingkat efisiensi biaya bank. 96

B. Saran

Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 1. Bagi pihak manajemen bank, diharapkan untuk terus meningkatkan tingkat efisiensi biaya, karena dari biaya yang dikeluarkan masih ada dana yang tidak digunakan secara efisien. Hal ini dapat dilihat dari tingkat efisiensi biaya yang belum mencapai 100. 2. Bagi penelitian selanjutnya, penentuan variabel-variabel input dan output agar lebih bervariasi agar model yang diformulasikan lebih baik lagi. 3. Mengingat tujuan perusahaan jangka pendek adalah memperoleh keuntungan maka perlu penelitian lebih lanjut tentang hubungan efisiensi biaya perbankan dengan laba perbankan. 97