Analisis Regresi ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2 Bank Syariah Mandiri
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Bank Syariah Mandiri
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.2 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Syariah Mandiri berdistribusi secara
normal dan memenuhi uji normalitas data.
78
3 Bank Mega Syariah
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Bank Mega Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari gambar 4.3 di atas, grafik Normal P Plot tersebut terlihat bahwa titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data penelitian pada Bank Mega Syariah berdistribusi secara normal
dan memenuhi uji normalitas data. b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pad periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian dengan
menggunakan Uji Durbin-Watson Uji D
w
. Berikut hasil uji autokorelasi pada masing-masing bank.
79
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson Bank Muamalat Indonesia
0.933 Bank Syariah Mandiri
0,562 Bank Mega Syariah
0,801 Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah masing-masing sebesar
0,933; 0,562; dan 0,801. Hal ini berarti semua nilai Durbin-Watson berada di antara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi pada ketiga bank
tidak mengandung autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah data residual memiliki varian yang berbeda atau sama. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,
melebar kemudian
menyempit, maka
mengindikasikan telah
terjadi Heteroskadastisitas. Begitu pula sebaliknya. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas pada masing-masing bank umum syariah dapat dilihat pada
grafik-grafik berikut:
80
1 Bank Muamalat Indonesia
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Muamalat Indonesia
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar 4.4 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa model regresi pada Bank Muamalat Indonesia telah bebas dari gejala heteroskedastisitas.
2 Bank Syariah Mandiri
Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Syariah Mandiri
Sumber: Data sekunder yang diolah 81
Dari gambar 4.5 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa model regresi pada Bank Syariah Mandiri telah bebas dari gejala heteroskedastisitas.
3 Bank Mega Syariah
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari gambar 4.6 di atas dapat terlihat titik-titiknya menyebar secara acak random dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa model regresi pada Bank Mega Syariah telah bebas dari gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya
82
multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerancenya. Jika nilai VIF 10 dan nilai tolerancenya
0,10 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Berikut hasil uji multikolinearitas pada masing-masing bank.
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
BMI BSM
BMS Tolerance
VIP Tolerance
VIP Tolerance
VIP ln P1
0,067 15,022
0,008 129,929
0,149 6,705
ln P2 0,073
13,655 0,008
128,310 0,193
5,186 ln Q1
0,642 1,557
0,661 1,512
0,637 1,571
ln Q2 0,875
1,142 0,559
1,788 0,428
2,339 Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Bank Muamalat Indonesia, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10 yaitu
variabel Q1 dan Q2. Maka, kesimpulannya data pada Bank Muamalat Indonesia yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel P1 dan P2.
Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri, variabel yang memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10 yaitu variabel Q1 dan Q2. Maka,
kesimpulannya data pada Bank Syariah Mandiri yang terkena gejala multikolinearitas yaitu variabel P1 dan P2.
Serta pada Bank Mega Syariah, semua variabel memiliki nilai tolerance yang lebih dari 0,1 dan VIP kurang dari 10. Maka, kesimpulannya data pada Bank
Mega Syariah tidak terkena gejala multikolinearitas. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi pada Bank Muamalat Indonesia
dan Bank Syariah Mandiri terkena gejala multikolinearitas. Sedangkan model regresi pada Bank Mega Syariah bebas dari gejala multikolinearitas.
83
2. Uji Statistik a. Uji Koefisien Determinasi R
2
Secara statistik untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas variabel independen secara serentak terhadap variabel tidak bebas variabel dependen
dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi ganda atau R
2
. Berikut hasil uji R
2
dari masing-masing bank umum syariah.
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
BMI BSM
BMS R
2
0,899 0,928
0,923 Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa pada Bank Muamalat Indonesia nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,899 atau 89,9
yang menunjukan variabel bebas beban personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki secara bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat total biaya sebesar 89,9 dan sisanya 10,1 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.
Dan pada Bank Syariah Mandiri nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,928 atau 92,8 yang menunjukan variabel bebas beban
personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total biaya sebesar 92,8
dan sisanya 7,2 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.
Serta pada Bank Mega Syariah nilai koefisien determinasi dari model regresinya adalah sebesar 0,923 atau 92,3 yang menunjukan variabel bebas beban
84
personalia, beban bagi hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat total biaya sebesar 92,3
dan sisanya 7,7 dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian.
b. Uji F Untuk mengetahui signifikansi pengaruh semua variabel independen secara
bersama-sama terhadap variabel dependen digunakan Uji F. Analisis dari hasil uji F uji serentak dimaksudkan untuk membuktikan dari penelitian yang
menyatakan bahwa variabel input dan output mempunyai pengaruh terhadap total aktiva pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega
Syariah, yaitu dengan membandingkan F
hitung
yang dihasilkan oleh regresi linear berganda dengan F
tabel
pada taraf signifikan sebesar 95 =5. Berikut adalah
hasil uji F dari masing-masing bank umum syariah. 1 Bank Muamalat Indonesia
Tabel 4.13 Hasil Uji F Bank Muamalat Indonesia
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.010 4
.002 62.106
.000
a
Residual .001
28 .000
Total .011
32 a. Predictors: Constant, lnQ2, lnP1, lnQ1, lnP2
b. Dependent Variable: CEFF
Sumber: Data sekunder yang diolah
85
Dari hasil uji F diperoleh F
hitung
sebesar 62,106 lebih besar dari F
tabel
dengan tingkat
=5, df
1
= 4 dan df
2
= 28, didapat F
tabel
sebesar 2,71. Karena F
hitung
lebih besar dari F
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output beban personalia, beban bagi
hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Muamalat Indonesia.
2 Bank Syariah Mandiri
Tabel 4.14 Hasil Uji F Bank Syariah Mandiri
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.006 4
.002 89.670
.000
a
Residual .000
28 .000
Total .007
32 a. Predictors: Constant, lnQ2, lnP2, lnQ1, lnP1
b. Dependent Variable: CEFF
Sumber: Data sekunder yang diolah Dari hasil uji F diperoleh F
hitung
sebesar 89,670 lebih besar dari F
tabel
dengan tingkat
=5, df
1
= 4 dan df
2
= 28, didapat F
tabel
sebesar 2,71. Karena F
hitung
lebih besar dari F
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output beban personalia, beban bagi
hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Syariah Mandiri.
86
3 Bank Mega Syariah
Tabel 4.15 Hasil Uji F Bank Mega Syariah
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.028 4
.007 83.544
.000
a
Residual .002
28 .000
Total .030
32 a. Predictors: Constant, lnQ2, lnQ1, lnP2, lnP1
b. Dependent Variable: CEFF
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari hasil uji F diperoleh F
hitung
sebesar 83,544 lebih besar dari F
tabel
dengan tingkat
=5, df
1
= 4 dan df
2
= 28, didapat F
tabel
sebesar 2,71. Karena F
hitung
lebih besar dari F
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima, atau dapat diartikan bahwa secara serentak variabel input dan output beban personalia, beban bagi
hasil, total pembiayaan, dan surat berharga yang dimiliki berpengaruh terhadap tingkat efisiensi pada Bank Mega Syariah.
c. Uji t Uji t digunakan untuk menguji kuatnya hubungan masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara individu. Dengan membandingkan antara nilai t
hitung
dengan t
tabel
yang didapat dari masing-masing variabel dengan menggunakan taraf signifikan 95
=5. Berikut adalah hasil uji t dari masing-masing bank umum syariah:
87
1 Bank Muamalat Indonesia
Tabel 4.16 Hasil Uji t Bank Muamalat Indonesia
Model t
Sig Constant
lnP1 lnP2
lnQ1 lnQ2
26,442 0,932
-5,393 1,957
1,106 0,000
0,359 0,000
0,060 0,278
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.14 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap
variabel-variabel independen pada Bank Muamalat Indonesia: a Beban Personalia lnP1
Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df
= n – 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
0,932 2,042 maka variabel beban personalia secara statistik tidak signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena beban personalia yang ditanggung oleh Bank Muamalat Indonesia tidaklah terlalu besar dan juga karena beban
personalia merupakan beban yang dikeluarkan bank dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, dengan meningkatnya kinerja karyawan,
maka bank akan lebih diuntungkan dan tingkat biaya yang ditanggung oleh bank akan berkurang, sehingga efisiensi biaya dapat meningkat.
b Beban Bagi Hasil lnP2 Dengan menggunakan uji dua arah maka
2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n
– 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
-5,393
88
-2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh negatif
terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini karena beban bagi hasil merupakan beban terbesar yang ditanggung oleh bank.
Maka jika beban bagi hasil meningkat, maka efisiensi biaya akan menurun.
c Total Pembiayaan lnQ1 Dengan menggunakan uji dua arah maka
2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n
– 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
1,957 2,042 maka variabel total pembiayaan secara statistik tidak signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia. Hal ini
dimungkinkan karena total pembiayaan yang merupakan dana produktif bagi bank, hasil yang didapat dengan beban yang ditanggung atas
pembiayaan tersebut tidak begitu signifikan bedanya atau dapat dikatakan bank hanya memperoleh keuntungan bersih yang sedikit, sehingga total
pembiayaan tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya. d Surat Berharga yang Dimiliki lnQ2
Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df
= n – 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
1,106 2,042 maka variabel surat berharga yang dimiliki secara statistik tidak
signifikan terhadap efisiensi biaya. Artinya, surat berharga yang dimiliki tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Muamalat
89
Indonesia. Tidak berpengaruh dikarenakan variabel surat berharga merupakan dana produktif yang dimilki bank yang hasilnya tidak terlalu
besar. Dapat dilihat bahwa rata-rata persentase surat berharga pada Bank Muamalat Indonesia hanya sekitar 0,9 dari Total Aktiva yang dimiliki.
2 Bank Syariah Mandiri
Tabel 4.17 Hasil Uji t Bank Syariah Mandiri
Model t
Sig Constant
lnP1 lnP2
lnQ1 lnQ2
27,693 -4,545
3,144 -4,387
0,683 0,000
0,000 0,004
0,000 0,500
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap
variabel-variabel independen pada Bank Syariah Mandiri: a Beban Personalia lnP1
Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df
= n – 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
-4,545 -2,042 maka variabel beban personalia secara statistik signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena beban
personalia pada Bank Syariah Mandiri cukup besar, sehingga diprediksi terdapat biaya yang terbuang dari beban personalia. Oleh karena itu,
bertambahnya beban personalia maka akan menurunkan tingkat efisiensi bank.
90
b Beban Bagi Hasil lnP2 Dengan menggunakan uji dua arah maka
2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n
– 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
3,144 2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi
kemungkinan karena beban bagi hasil merupakan beban atas dana-dana pihak ketiga yang telah diinvestasikan bank. Dengan meningkatnya beban
bagi hasil maka menunjukan bahwa dana-dana pihak ketiga bank meningkat dan ini merupakan aset yang besar untuk bank agar dapat
menghasilkan lebih banyak keuntungan dari mengelola dana pihak ketiga tersebut yang akhirnya akan menutupi total biaya pada bank dan efisiensi
biaya pun meningkat. c Total Pembiayaan lnQ1
Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df
= n – 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
-4,387 -2,042 maka variabel total pembiayaan secara statistik signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini terjadi
kemungkinan karena pemberian pembiayaan pada bank menimbulkan beban administrasi yang besar bagi bank, sehingga akan menaikan total
biaya pada bank dan menurunkan tingkat efisiensi biaya. Untuk itu perlu adanya kebijakan agar biaya administrasi dalam pemberian pembiayaan
91
tidak hanya ditanggung oleh pihak bank seutuhnya tetapi dapat juga dibebankan oleh pihak nasabah.
d Surat Berharga yang Dimiliki lnQ2 Dengan menggunakan uji dua arah maka
2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n
– 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
0,683 2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik tidak signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri. Hal ini karena surat
berharga yang dimiliki merupakan dana produktif bank yang akan menghasilkan. Namun, hasil yang didapat dari surat berharga ini
sepertinya tidak terlalu signifikan, sehingga tidak dapat menutupi total biaya pada bank. Maka surat berharga tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap efisiensi biaya bank.
3 Bank Mega Syariah
Tabel 4.18 Hasil Uji t Bank Mega Syariah
Model t
Sig Constant
lnP1 lnP2
lnQ1 lnQ2
29,143 -7,208
-1,601 4,279
5,122 0,000
0,000 0,121
0,000 0,000
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.16 di atas, berikut adalah uji secara individu terhadap
variabel-variabel independen pada Bank Mega Syariah:
92
a Beban Personalia lnP1 Dengan menggunakan uji dua arah maka
2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n
– 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
-7,208 -2,042 maka variabel beban personalia secara statistik signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban personalia berpengaruh negatif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Hal ini karena beban
personalia akan menambah total biaya yang ditanggung bank, sehingga semakin banyak beban personalia yang ditanggung, maka total biaya bank
juga akan meningkat. Sehingga perlu adanya rasionalitas dalam mengeluarkan biaya-biaya pada bank agar tingkat efisiensi biaya dapat
lebih besar. b Beban Bagi Hasil lnP2
Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df
= n – 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
-1,601 -2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik tidak signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Beban bagi hasil
merupakan beban atas dana pihak ketiga yang diinvestasikan oleh bank. Diprediksikan bahwa beban bagi hasil yang dikeluarkan tidak disertakan
dengan hasil investasi dana pihak ketiga yang signifikan, sehingga beban bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efisiensi biaya.
93
c Total Pembiayaan lnQ1 Dengan menggunakan uji dua arah maka
2 = 0,052 = 0,025, di mana df = n
– 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
4,279 2,042 maka variabel total pembiayaan secara statistik signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, total pembiayaan berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Hal ini karena total
pembiayaan yang diberikan oleh bank merupakan dana produktif yang menghasilkan bagi bank sehingga dapat menutupi total biaya yang
ditanggung bank, sehingga akan meningkatkan tingkat efisiensi biaya. d Surat Berharga yang Dimiliki lnQ2
Dengan menggunakan uji dua arah maka 2 = 0,052 = 0,025, di mana df
= n – 2 = 30, maka didapat t
tabel
sebesar 2,042. Karena t
hitung
t
tabel
5,122 2,042 maka variabel beban bagi hasil secara statistik signifikan
terhadap efisiensi biaya. Artinya, beban bagi hasil berpengaruh positif terhadap efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah. Berpengaruh positif
dikarenakan variabel surat berharga merupakan dana produktif yang dimilki bank. Sehingga makin besar surat berharga yang dimiliki bank,
maka total biaya akan berkurang karena akan tertutupi dari hasil surat berharga yang dimiliki tersebut dan akhirnya efisiensi biaya akan
meningkat pula.
94