Analisis Tingkat Efisiensi ANALISIS DAN PEMBAHASAN
P2 = Beban Bagi Hasil
Q1 = Total Pembiayaan
Q2 = Surat Berharga yang Dimiliki
e
i
= error Untuk melakukan pengolahan data dengan regresi, peneliti menggunakan
software pemprograman SPSS 17. Berikut hasil dari efisiensi dari masing-masing bank.
1. Bank Muamalat Indonesia Model persamaan frontier pada Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Muamalat Indonesia
Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut:
ln TC= 0,712 - 0,007 lnP1 + 1,126 lnP2 + 0,407 lnQ1 – 0,070 lnQ2
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .712
.518 1.375
.180 lnP1
-.007 .084
-.007 -.086
.932 lnP2
1.126 .082
1.003 13.679
.000 lnQ1
.407 .663
.015 .614
.544 lnQ2
-.070 .022
-.068 -3.222
.003 a.
Dependent Variable: lnTC
Sumber: Data sekunder yang diolah
68
Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 0,712. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank
Muamalat Indonesia akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 2,038063 juta dari total aktiva e
x
0,712 = 2,038063. Pada variabel beban personalia lnP1 koefisien regresi -0,007 menunjukan bahwa
jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami inefisiensi sebesar 0,7. Hal ini sesuai dengan
kenyataan, karena jika beban personalia terus meningkat maka total biaya yang ditanggung Bank Muamalat Indonesia juga akan naik dan akan menyebabkan
inefisiensi. Pada variabel beban bagi hasil lnP2 koefisien regresi 1,126 menunjukan bahwa
jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 112,6. Hal ini
bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya beban yang ditanggung bank akan lebih besar sehingga mengurangi tingkat efisiensi.
Pada variabel total pembiayaan lnQ1 koefisien regresi 0,407 menunjukan bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank
Muamalat Indonesia akan mengalami peningkatan efisiensi sebesar 40,7. Hal ini berarti dengan banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan, maka beban bank
akan berkurang karena dana yang ada akan menghasilkan dan hasilnya akan menutupi beban-beban yang ditanggung oleh bank.
69
Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki lnQ2 koefisien regresi - 0,070 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami
peningkatan sebesar 1, maka Bank Muamalat Indonesia akan mengalami inefisiensi sebesar 7,0.
Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Muamalat Indonesia seperti pada tabel 4.5 berikut
Tabel 4.5 Tingkat Efisiensi Bank Muamalat Indonesia
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Jan-2008 0.995763
Des-2008 0.942652
Nov-2009 0.931888
Feb-2008 0.991278
Jan-2009 0.995158
Des-2009 0.93708
Mar-2008 0.986874
Feb-2009 0.98959
Jan-2010 0.996131
Apr-2008 0.983037
Mar-2009 0.985407
Feb-2010 0.991608
Mei-2008 0.977919
Apr-2009 0.978934
Mar-2010 0.985698
Jun-2008 0.972575
Mei-2009 0.972765
Apr-2010 0.981066
Jul-2008 0.969548
Jun-2009 0.967707
Mei-2010 0.975934
Agst-2008 0.963693
Jul-2009 0.959515
Jun-2010 0.97173
Sep-2008 0.959684
Agst-2009 0.951293
Jul-2010 0.969908
Okt-2008 0.954377
Sep-2009 0.943034
Agst-2010 0.964161
Nov-2008 0.948206
Okt-2009 0.937727
Sep-2010 0.963035
TOTAL 31.99497
RATA-RATA 0.969545
Sumber: Data sekunder yang diolah
Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Muamalat Indonesia pada periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,969545 atau
96,95. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2010 yaitu sebesar 0,996131 atau 99,61. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode
November 2009 yaitu sebesar 0,931888 atau 93,19.
70
2. Bank Syariah Mandiri Model persamaan frontier pada Bank Syariah Mandiri yang diperoleh sebagai
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Syariah Mandiri
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.864
1.654 1.127
.269 lnP1
2.875 .659
3.193 4.365
.000 lnP2
-2.210 .677
-2.371 -3.262
.003 lnQ1
1.791 .701
.202 2.555
.016 lnQ2
-.765 .521
-.126 -1.468
.153 a.
Dependent Variable: lnTC
Sumber: Data sekunder yang diolah Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut:
ln TC = 1,864 + 2,875 lnP1 + 2,210 lnP2 + 1,791 lnQ1 - 0,765 lnQ2 Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 1,864. Hal ini
berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Syariah Mandiri akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu
yaitu sebesar 6,449483 juta dari total aktiva e
x
1,864 = 6,449483. Pada variabel beban personalia lnP1 koefisien regresi 2,875 menunjukan bahwa
jika eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami efisiensi sebesar 287,5. Hal ini bertentangan
71
dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi.
Pada variabel beban bagi hasil lnP2 koefisien regresi -2,210 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank
Syariah Mandiri akan mengalami inefisiensi sebesar 221. Hal ini sesuai dengan kenyataan, karena jika beban bagi hasil terus meningkat maka total biaya yang
ditanggung Bank Syariah Mandiri juga akan naik dan akan menyebabkan inefisiensi. Pada variabel total pembiayaan lnQ1 koefisien regresi 1,791 menunjukan bahwa
jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami efisiensi sebesar 179,1. Hal ini berarti dengan
banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan, maka beban bank akan berkurang karena dana yang ada akan menghasilkan dan hasilnya akan menutupi beban-beban
yang ditanggung oleh bank. Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki lnQ2 koefisien regresi -
0,765 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Syariah Mandiri akan mengalami inefisiensi
sebesar 76,5. Hal ini berarti surat berharga yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri lebih besar biaya yang ditanggung daripada hasil yang akan didapatkan.
Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Syariah Mandiri seperti pada tabel 4.7 berikut:
72
Tabel 4.7 Tingkat Efisiensi Bank Syariah Mandiri
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Jan-2008 0.987625
Des-2008 0.947537
Nov-2009 0.959309
Feb-2008 0.980112
Jan-2009 0.993834
Des-2009 0.953341
Mar-2008 0.973038
Feb-2009 0.989971
Jan-2010 0.993922
Apr-2008 0.967658
Mar-2009 0.986445
Feb-2010 0.989391
Mei-2008 0.963896
Apr-2009 0.982249
Mar-2010 0.98476
Jun-2008 0.961826
Mei-2009 0.976469
Apr-2010 0.980469
Jul-2008 0.958951
Jun-2009 0.972936
Mei-2010 0.974579
Agst-2008 0.954107
Jul-2009 0.967548
Jun-2010 0.973792
Sep-2008 0.948312
Agst-2009 0.963672
Jul-2010 0.970029
Okt-2008 0.945674
Sep-2009 0.957094
Agst-2010 0.959341
Nov-2008 0.947409
Okt-2009 0.953498
Sep-2010 0.963507
TOTAL 31.9823
RATA-RATA 0.969161
Sumber: Data sekunder yang diolah Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Syariah Mandiri pada
periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,969161 atau 96,92. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2010 yaitu sebesar
0,993922 atau 99,39. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode Oktober 2008 yaitu sebesar 0,945674 atau 94,57.
3. Bank Mega Syariah Model persamaan frontier pada Bank Mega Syariah yang diperoleh sebagai
berikut:
73
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Regresi Berganda Bank Mega Syariah
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .423
.189 2.231
.034 lnP1
.857 .027
.987 31.599
.000 lnP2
.151 .032
.131 4.758
.000 lnQ1
-.083 .063
-.020 -1.302
.204 lnQ2
-.122 .013
-.168 -9.084
.000 a.
Dependent Variable: lnTC
Sumber: Data sekunder yang diolah
Bentuk model prediksi tingkat efisiensi biaya bank dapat ditulis sebagai berikut: ln TC = 0,423 + 0,857 lnP1 + 0,151 lnP2 - 0,083 lnQ1 - 0,122 lnQ2
Dalam persamaan regresi di atas, konstanta TC adalah sebesar 0,423. Hal ini berarti apabila variabel input dan variabel output dianggap konstan, maka Bank Mega
Syariah akan mengeluarkan biaya minimum untuk tingkat output tertentu yaitu sebesar 1,526534 juta dari total aktiva e
x
0,423 = 1,526534. Pada variabel beban personalia lnP1 koefisien regresi 0,857 menunjukan jika
eksponen beban personalia mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Mega Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 85,7. Hal ini bertentangan dengan
kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi.
74
Pada variabel beban bagi hasil lnP2 koefisien regresi 0,151 menunjukan bahwa jika eksponen beban bagi hasil mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Mega
Syariah akan mengalami efisiensi sebesar 15,1. Hal ini bertentangan dengan kenyataan karena seharusnya jika beban personalia meningkat, maka beban bank juga
akan meningkat dan akan mengurangi efisiensi. Pada variabel total pembiayaan lnQ1 koefisien regresi -0,083 menunjukan
bahwa jika eksponen total pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Mega Syariah akan mengalami inefisiensi sebesar 8,3. Hal ini berarti dengan
banyaknya bank dalam memberikan pembiayaan maka akan menambah biaya yang ditanggung. Oleh karena itu pihak Bank Mega Syariah harus lebih rasional dalam
mengatur biaya administrasi dalam hal pemberian pembiayaan kepada nasabah. Sedangkan pada variabel surat berharga yang dimiliki lnQ2 koefisien regresi -
0,122 menunjukan bahwa jika eksponen surat berharga yang dimiliki mengalami peningkatan sebesar 1, maka Bank Mega Syariah akan mengalami inefisiensi
sebesar 12,2. Hal ini berarti surat berharga yang dimiliki oleh Bank Mega Syariah lebih besar biaya yang ditanggung daripada hasil yang akan didapatkan.
Dengan memasukan data-data ke dalam rumus 4.2 di atas, didapatkan efisiensi biaya Bank Mega Syariah seperti pada tabel 4.9 berikut:
75
Tabel 4.9 Tingkat Efisiensi Bank Mega Syariah
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Periode Efisiensi
Jan-2008 0.994680
Des-2008 0.927825
Nov-2009 0.899377
Feb-2008 0.989689
Jan-2009 0.990732
Des-2009 0.892085
Mar-2008 0.982699
Feb-2009 0.981646
Jan-2010 0.988888
Apr-2008 0.978745
Mar-2009 0.971660
Feb-2010 0.977717
Mei-2008 0.973975
Apr-2009 0.965211
Mar-2010 0.964804
Jun-2008 0.967220
Mei-2009 0.954441
Apr-2010 0.953171
Jul-2008 0.956591
Jun-2009 0.945021
Mei-2010 0.940891
Agst-2008 0.959361
Jul-2009 0.936166
Jun-2010 0.929538
Sep-2008 0.953479
Agst-2009 0.929333
Jul-2010 0.917393
Okt-2008 0.947281
Sep-2009 0.919454
Agst-2010 0.903227
Nov-2008 0.937310
Okt-2009 0.909359
Sep-2010 0.886689
TOTAL 31.325660
RATA-RATA 0.949262
Sumber: Data sekunder yang diolah Diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi biaya pada Bank Mega Syariah pada
periode Januari 2008 sampai September 2010 yaitu sebesar 0,949262 atau 94,93. Sedangkan efisiensi biaya tertinggi terjadi pada periode Januari 2008 yaitu sebesar
0,994680 atau 99,47. Serta efisiensi biaya terendah terjadi pada periode September 2010 yaitu sebesar 0,886689 atau 88,67.