c. Zuhairini mengatakan bahwa “kepribadian adalah hasil dari suatu
proses kehidupan yang dijalani seseorang ’.
25
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang
mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik daripada pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Selanjutnya pengertian kepribadian islami, adalah kepribadian
yang seluruh aspeknya, baik tingkah laku luar maupun dalam, seperti kegiatan-kegiatan jiwanya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya
menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT dan penyerahan kepada- Nya.
26
2. Unsur-unsur Kepribadian Muslim
Menurut Ahmad D. Marimba kepribadian seseorang terdiri dari tiga unsur, yaitu:
a. Aspek-aspek kejasmanian; meliputi tingkah laku luar yang mudah
Nampak. Seperti cara orang berbicara dan cara orang bertindak. b.
Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera tampak dilihat. Seperti cara-cara berfikir, sikap dan minat seseorang.
c. Aspek-aspek kerohanian; aspek ini meliputi kejiwaan yang lebih
abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.
27
Ketiga aspek tersebut kejasmanian, kejiwaan dan kerohanian secara naluriah berada dalam satu kesatuan manusia secara utuh, yaitu
manusia berkehendak, berperasaan, berpikir dan berbuat. Apabila dalam diri manusia tersebut memiliki jiwa yang sehat, ketiga unsure tersebut
bekerja dalam suatu susunan yang harmonis maka segala bentuk tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi keperluan dan keinginan
25
Zuhairini, filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 187
26
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat…, h. 68
27
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat…, h. 67
manusia. Sebaliknya apabila ketiga sistem tersebut bertentangan satu sama yang lainnya, maka orang tersebut akan dinamakan sebagai orang yang
tidak dapat menyesuaikan diri, ia menjadi tidak puas dengan dirinya dan lingkungannya.
Dalam psikologi Kep ribadian Islam “ketiga unsur diatas
dinamakan sebagai struktur kepribadian, yaitu aspek-aspek yang bersifat stabil, menetap, abadi, serta merupakan unsur-unsur pokok pembentukan
pembukaan tingkah laku individu”.
28
Dalam terminology Islam, “ketiga unsur di atas disebutkan dalam istilah lain, yaitu struktur jasad, ruh dan nafs. Jasad merupakan aspek
biologis atau psikis manusia, sedangkan nafs merupakan aspek psikopisik manusia yang merupakan sinergi
antara jasad dan ruh”.
29
Jasad kepribadian seseorang tidak akan bisa dipisahkan dari ketiga unsur diatas jasad, ruh dan nafs. Ketiga unsur tersebut akan saling
membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Keberadaan jasad tanpa ruh merupakan substansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak akan
teraktualisasi. Oleh karena itu perlu adanya sinergi antara dua aspek tersebut sehingga menjadi nafs. Dengan nafs ini maka masing-masing
keinginan jasad dan ruh akan terpenuhi.
3. Dinamika Kepribadian Muslim
Struktur kepribadian yang ada pada diri seseorang tidak dapat dikatakan
baik ataupun
buruk sebelum
ada usaha
untuk mengaktualisasikannya. Aktualisasi struktur tersebut tergantung pada
pilihan seseorang.
Upaya seseorang
untuk memilih
dan mengaktualisasikan potensi itu memiliki dinamika proses, seiring dengan
hal-hal lain yang mempengaruhinya. Berdasarkan pembagian struktur kepribadian manusia yang telah di
kemukakan di atas, maka dinamika kepribadian seseorang terbagi menjadi
28
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 54
29
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam…, h. 56
dinamika struktur jasmani, dinamika struktur rohani dan dinamika struktur nafsani.
a. Dinamika Struktur Jasmani
Struktur jasmani merupakan aspek psikologis dari struktur kepribadian manusia. Aspek ini merupakan wadah struktur ruh dan
tidak dipersiapkan untuk membentuk tingkah laku. Kesendirian struktur jasmani tidak akan mampu membentuk tingkah laku lahiriah
maupun batiniah. Struktur jasmani memiliki daya atau energi yang menggambarkan proses fisiknya yang disebut dengan daya hidup.
Akan tetapi daya hidup ini belum mampu menggerakkan suatu tingkah laku selama struktur jasmani ini belum ditempati oleh struktur ruhani.
b. Dinamika Struktur Ruhani
Struktur ruhani merupakan aspek psikologis dari struktur kepribadian manusia. Ia diciptakan untuk menjadi substansi sekaligus
esensi kepribadian manusia. Eksistensinya tidak hanya di alam imateri, tetapi juga di alam materi kedirian dan kesendiriannya mampu
bereksistensi meskipun sifatnya imateri di dunia. Tingkah laku ruhaniah dapat terwujud dengan kesendirian struktur ruhani dan
tingkah laku dapat menjadi actual apabila struktur ruhani menyatu dengan struktur jasmani.
Struktur ruhani sifatnya kekal, adanya lebih dulu dan kehidupannya
lebih lama
dari pada
kehidupan manusia.
Kedahuluannya memberikan motivasi bagi kehidupan nafs kelak, agar manusia mengerjakan perbuatan yang benar dan meninggalkan
perbuatan yang salah. Sedang keabadiannya akan mendapatkan balasan atas kepribadian yang telah diperbuat.
Ditinjau dari segi kontruksi kebutuhan hidup, ruh manusia membutuhkan agama yang dapat membimbing kehidupan manusia
kearah fitrah aslinya, yaitu suci dan rindu akan kehadirat Allah SWT.
Tanpa agama maka kehidupan manusia hanyalah sebatas susunan tulang, daging dan organ-organ biologis semata. Apabila agama Islam
menjadi kerangka bagi kepribadian manusia, maka segala tindakan kepribadiannya dianggap sebagai ibadah, karena ibadah merupakan
aktualisasi diri yang paling sesuai dengan konstruksi kepribadian Islam. Aktualisasi diri ini akan membentuk suatu jati diri dan harga
diri yang benar-benar fitrahh dan islami. jati diri manusia dtentukan oleh kemampuannya meningkatkan kualitas keberagaman melalui
ketakwaan.
c. Dinamika Struktur Nafsani
Struktur nafsani merupakan struktur psikofisik dari kepribadian manusia. Struktur ini dapat mengaktualisasikan semua rencana dan
perjanjian Allah kepada manusia yang berwujud tingkah laku atau kepribadian. Struktur nafsani merupakan paduan integral antara
struktur jasmani dan ruhani. Struktur nafsani ini tediri dari aspek fisik dan psikis yang akan
selalu berinteraksi satu sama lain. Aspek struktur nafsani tidak sama dengan struktur jasmani karena telah menyatu dengan aspek psikis
struktur ruhani. Dalam membentuk suatu kepribadian, kedua aspek ini akan saling tarik menarik. Apabila struktur nafsani cenderung
mengikuti nature ruhani maka nilai kepribadiannya menjadi baik.
30
Aspek fisik struktur nafsani tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan nafsu implusif jasmaniah, tapi juga harus
digunakan untuk membantu kebutuhan aspek psikis struktur nafsani. Misalnya makan dan minum tidak hanya untuk sekedar menguatkan
tubuh, tapi setelah itu juga harus digunakan untuk beribadah. Selanjutnya aspek psikis struktur nafsani juga memiliki
korelasi erat dengan aspek fisik. Misalnya penggunaan energi psikis untuk berfikir harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan fisik.
Misalnya kegiatan berzikir, harus diimbangi dengan makan, minum,
30
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam…, h. 124
tidur dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar keduanya seimbang sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit.
4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
Untuk membentuk kepribadian seseorang bukanlah hal yang mudah. Secara fitrah manusia memang terdorong melakukan sesuatu yang
baik dan benar. Namun terkadang naluri mendorong seseorang untuk melakukan yang bertentangan dengan realita yang ada.
Kepribadian itu terkadang dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi di dalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-polanya yang
tetap dan khas sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap individu.
Menurut M. Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan terbentuknya kepribadian adalah :
a. Faktor Biologis
Faktor biologis ini berhubungan dengan keadaan jasmani. Semenjak dilahirkan keadaan jasmani seseorang telah menunjukkan
adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat dilihat pada setiap bayi yang baru lahir yang menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada
pada seseorang ada yang diperoleh dari keturunan dan ada pula yang merupakan pembawaan. Keadaan fisik baik yang berasal dari
keturunan maupun yang merupakan pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan peranan penting pada kepribadian seseorang.
Contohnya mengenai konstitusi tubuh, seperti tingginya, besarnya, beratnya dan sebagainya.
b. Faktor Sosial
Yang dimaksud faktor sosial adalah masyarakat, yaitu manusia-manusia lain di sekitar individu yang bersangkutan. Yang
termasuk faktor sosial ini antara lain tradisi, adat istiadat, peraturan- peraturan, bahasa dan sebagainya yang berlaku dalam suatu
masyarakat. Contohnya adalah anak sejak dilahirkan telah bergaul
dengan orang-orang di sekitarnya. Pertama-tama dengan keluarganya, terutama dengan ayah dan ibu, kemudian dengan anggota keluarga
yang lain seperti kakak dan adik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran keluarga sangat penting dalam menentukan pembentukan
kepribadian anak selanjutnya. Demikian pula dengan tradisi dan kebiasaan yang berlaku dalam keluarga itu.
c. Faktor Kebudayaan
Sebenarnya faktor ini masuk kedalam faktor sosial. Kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebudayaan tiap daerah atau Negara itu berbeda. Hal itu menunjukkan bahwa cara-cara hidup, kebiasaan,
bahasa, kepercayaan dan sebagainya dari suatu daerah atau masyarakat tertentu berbeda dengan daerah atau masyarakat lain. Contohnya
seorang anak cenderung meniru tingkah laku atau perbuatan orang- orang yang ada di sekitarnya. Maka secara tidak langsung ia akan
menyerap sifat-sifat kepribadian orang-orang yang ditirunya.
31
5. Proses Pembentukan Kepribadian
Sebagaimana kita ketahui bahwa segala sesuatu membutuhkan satu proses untuk bisa mencapai tujuan yang di inginkan. Demikian pula
dengan pembentukan kepribadian seseorang dapat dilakukan melalui tiga macam pendidikan :
a. Pranatal Education Proses pendidikan ini dilakukan secara tidak langsung. Proses
ini dimulai di saat pemilihan calon suami atau istri dari kalangan yang baik dan berakhlak. Kemudian dilanjutkan dengan sikap dan prilaku
orang tua yang islami disaat bayi sejak dalam kandungan ditambah lagi dengan pemberian makanan dan minuman yang halal dan baik, serta
dilengkapi dengan sikap penerimaan yang baik dari kedua orang tua atas kelahiran bayi tersebut.
31
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam…, h. 130
b. Education By Another Proses pendidikan ini dilakukan secara langsung oleh orang
lain orang tua di rumah, guru di sekolah dan pemimpin di masyarakat. Manusia sewaktu dilahirkan tidak mengetahui suatu
apapun. Oleh karena itu diperlukan orang lain untuk mendidik manusia agar ia mengetahui dirinya dan lingkungannya. Proses ini dimulai
semenjak anak lahir sampai anak mencapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani.
c. Self Education Proses ini dilakunkan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan
orang lain, seperti membaca buku, majalah, Koran, mengadakan penelitian dan sebagainya.
32
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada peserta didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki
kepribadian muslim. Ia merupakan proses pendidikan yang mengarah pada pembentukan akhlak atau kepribadian.
Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan untuk merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan yang
mampu mengabdikan diri kepada Allah dengan sikap dan kepribadian bulat yang merujuk pada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek
kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang
mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Setiap orang akan memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Hal itu
sangat dipengaruhi oleh faktor biologis, faktor sosial dan faktor kebudayaan.
32
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 296-297
Proses pembentukan kepribadian ini dapat dilakukan melalui pendidikan prenatal, pendidikan oleh orang lain atau pendidikan oleh diri sendiri.
Sebagaimana di uraikan di atas bahwa pendidikan merupakan salah satu prose pembentukan kepribadian seseorang. Dalam hal ini Pendidikan
Agama Islam ikut mewarnai terbentuknya pribadi muslim seseorang yang mana hal itu merupakan tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam. Oleh
karena itu apabila seseorang telah mendapatkan Pendidikan Agama Islam dengan baik, maka akan terbentuklah pribadi muslim pada dirinya, sehingga
ia akan memilki pribadi dan budi pekerti yang baik atau akhlak alkarimah. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka semakin jelas bahwa
Pendidikan Agama Islam ikut andil dalam pembentukan kepribadian siswa. Jika Pendidikan Agama Islam diberikan kepada siswa dengan baik dan
sempurna dalam proses pembelajaran, maka output yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran tersebut adalah terbentuknya kepribadian siswa sehingga
gerak dan tingkah lakunya akan sesuai dengan ajaran agama Islam.