Kepribadian Muslim Konstrinusi pendidikan agama Islam dalam pembentukan kepribadian muslim siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur

c. Zuhairini mengatakan bahwa “kepribadian adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang ’. 25 Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik daripada pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selanjutnya pengertian kepribadian islami, adalah kepribadian yang seluruh aspeknya, baik tingkah laku luar maupun dalam, seperti kegiatan-kegiatan jiwanya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT dan penyerahan kepada- Nya. 26

2. Unsur-unsur Kepribadian Muslim

Menurut Ahmad D. Marimba kepribadian seseorang terdiri dari tiga unsur, yaitu: a. Aspek-aspek kejasmanian; meliputi tingkah laku luar yang mudah Nampak. Seperti cara orang berbicara dan cara orang bertindak. b. Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera tampak dilihat. Seperti cara-cara berfikir, sikap dan minat seseorang. c. Aspek-aspek kerohanian; aspek ini meliputi kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. 27 Ketiga aspek tersebut kejasmanian, kejiwaan dan kerohanian secara naluriah berada dalam satu kesatuan manusia secara utuh, yaitu manusia berkehendak, berperasaan, berpikir dan berbuat. Apabila dalam diri manusia tersebut memiliki jiwa yang sehat, ketiga unsure tersebut bekerja dalam suatu susunan yang harmonis maka segala bentuk tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi keperluan dan keinginan 25 Zuhairini, filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 187 26 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat…, h. 68 27 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat…, h. 67 manusia. Sebaliknya apabila ketiga sistem tersebut bertentangan satu sama yang lainnya, maka orang tersebut akan dinamakan sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri, ia menjadi tidak puas dengan dirinya dan lingkungannya. Dalam psikologi Kep ribadian Islam “ketiga unsur diatas dinamakan sebagai struktur kepribadian, yaitu aspek-aspek yang bersifat stabil, menetap, abadi, serta merupakan unsur-unsur pokok pembentukan pembukaan tingkah laku individu”. 28 Dalam terminology Islam, “ketiga unsur di atas disebutkan dalam istilah lain, yaitu struktur jasad, ruh dan nafs. Jasad merupakan aspek biologis atau psikis manusia, sedangkan nafs merupakan aspek psikopisik manusia yang merupakan sinergi antara jasad dan ruh”. 29 Jasad kepribadian seseorang tidak akan bisa dipisahkan dari ketiga unsur diatas jasad, ruh dan nafs. Ketiga unsur tersebut akan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Keberadaan jasad tanpa ruh merupakan substansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak akan teraktualisasi. Oleh karena itu perlu adanya sinergi antara dua aspek tersebut sehingga menjadi nafs. Dengan nafs ini maka masing-masing keinginan jasad dan ruh akan terpenuhi.

3. Dinamika Kepribadian Muslim

Struktur kepribadian yang ada pada diri seseorang tidak dapat dikatakan baik ataupun buruk sebelum ada usaha untuk mengaktualisasikannya. Aktualisasi struktur tersebut tergantung pada pilihan seseorang. Upaya seseorang untuk memilih dan mengaktualisasikan potensi itu memiliki dinamika proses, seiring dengan hal-hal lain yang mempengaruhinya. Berdasarkan pembagian struktur kepribadian manusia yang telah di kemukakan di atas, maka dinamika kepribadian seseorang terbagi menjadi 28 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 54 29 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam…, h. 56 dinamika struktur jasmani, dinamika struktur rohani dan dinamika struktur nafsani.

a. Dinamika Struktur Jasmani

Struktur jasmani merupakan aspek psikologis dari struktur kepribadian manusia. Aspek ini merupakan wadah struktur ruh dan tidak dipersiapkan untuk membentuk tingkah laku. Kesendirian struktur jasmani tidak akan mampu membentuk tingkah laku lahiriah maupun batiniah. Struktur jasmani memiliki daya atau energi yang menggambarkan proses fisiknya yang disebut dengan daya hidup. Akan tetapi daya hidup ini belum mampu menggerakkan suatu tingkah laku selama struktur jasmani ini belum ditempati oleh struktur ruhani.

b. Dinamika Struktur Ruhani

Struktur ruhani merupakan aspek psikologis dari struktur kepribadian manusia. Ia diciptakan untuk menjadi substansi sekaligus esensi kepribadian manusia. Eksistensinya tidak hanya di alam imateri, tetapi juga di alam materi kedirian dan kesendiriannya mampu bereksistensi meskipun sifatnya imateri di dunia. Tingkah laku ruhaniah dapat terwujud dengan kesendirian struktur ruhani dan tingkah laku dapat menjadi actual apabila struktur ruhani menyatu dengan struktur jasmani. Struktur ruhani sifatnya kekal, adanya lebih dulu dan kehidupannya lebih lama dari pada kehidupan manusia. Kedahuluannya memberikan motivasi bagi kehidupan nafs kelak, agar manusia mengerjakan perbuatan yang benar dan meninggalkan perbuatan yang salah. Sedang keabadiannya akan mendapatkan balasan atas kepribadian yang telah diperbuat. Ditinjau dari segi kontruksi kebutuhan hidup, ruh manusia membutuhkan agama yang dapat membimbing kehidupan manusia kearah fitrah aslinya, yaitu suci dan rindu akan kehadirat Allah SWT. Tanpa agama maka kehidupan manusia hanyalah sebatas susunan tulang, daging dan organ-organ biologis semata. Apabila agama Islam menjadi kerangka bagi kepribadian manusia, maka segala tindakan kepribadiannya dianggap sebagai ibadah, karena ibadah merupakan aktualisasi diri yang paling sesuai dengan konstruksi kepribadian Islam. Aktualisasi diri ini akan membentuk suatu jati diri dan harga diri yang benar-benar fitrahh dan islami. jati diri manusia dtentukan oleh kemampuannya meningkatkan kualitas keberagaman melalui ketakwaan.

c. Dinamika Struktur Nafsani

Struktur nafsani merupakan struktur psikofisik dari kepribadian manusia. Struktur ini dapat mengaktualisasikan semua rencana dan perjanjian Allah kepada manusia yang berwujud tingkah laku atau kepribadian. Struktur nafsani merupakan paduan integral antara struktur jasmani dan ruhani. Struktur nafsani ini tediri dari aspek fisik dan psikis yang akan selalu berinteraksi satu sama lain. Aspek struktur nafsani tidak sama dengan struktur jasmani karena telah menyatu dengan aspek psikis struktur ruhani. Dalam membentuk suatu kepribadian, kedua aspek ini akan saling tarik menarik. Apabila struktur nafsani cenderung mengikuti nature ruhani maka nilai kepribadiannya menjadi baik. 30 Aspek fisik struktur nafsani tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan nafsu implusif jasmaniah, tapi juga harus digunakan untuk membantu kebutuhan aspek psikis struktur nafsani. Misalnya makan dan minum tidak hanya untuk sekedar menguatkan tubuh, tapi setelah itu juga harus digunakan untuk beribadah. Selanjutnya aspek psikis struktur nafsani juga memiliki korelasi erat dengan aspek fisik. Misalnya penggunaan energi psikis untuk berfikir harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan fisik. Misalnya kegiatan berzikir, harus diimbangi dengan makan, minum, 30 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam…, h. 124 tidur dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar keduanya seimbang sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit.

4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Untuk membentuk kepribadian seseorang bukanlah hal yang mudah. Secara fitrah manusia memang terdorong melakukan sesuatu yang baik dan benar. Namun terkadang naluri mendorong seseorang untuk melakukan yang bertentangan dengan realita yang ada. Kepribadian itu terkadang dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi di dalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-polanya yang tetap dan khas sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap individu. Menurut M. Ngalim Purwanto, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan terbentuknya kepribadian adalah : a. Faktor Biologis Faktor biologis ini berhubungan dengan keadaan jasmani. Semenjak dilahirkan keadaan jasmani seseorang telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat dilihat pada setiap bayi yang baru lahir yang menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada seseorang ada yang diperoleh dari keturunan dan ada pula yang merupakan pembawaan. Keadaan fisik baik yang berasal dari keturunan maupun yang merupakan pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan peranan penting pada kepribadian seseorang. Contohnya mengenai konstitusi tubuh, seperti tingginya, besarnya, beratnya dan sebagainya. b. Faktor Sosial Yang dimaksud faktor sosial adalah masyarakat, yaitu manusia-manusia lain di sekitar individu yang bersangkutan. Yang termasuk faktor sosial ini antara lain tradisi, adat istiadat, peraturan- peraturan, bahasa dan sebagainya yang berlaku dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah anak sejak dilahirkan telah bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Pertama-tama dengan keluarganya, terutama dengan ayah dan ibu, kemudian dengan anggota keluarga yang lain seperti kakak dan adik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran keluarga sangat penting dalam menentukan pembentukan kepribadian anak selanjutnya. Demikian pula dengan tradisi dan kebiasaan yang berlaku dalam keluarga itu. c. Faktor Kebudayaan Sebenarnya faktor ini masuk kedalam faktor sosial. Kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa kebudayaan tiap daerah atau Negara itu berbeda. Hal itu menunjukkan bahwa cara-cara hidup, kebiasaan, bahasa, kepercayaan dan sebagainya dari suatu daerah atau masyarakat tertentu berbeda dengan daerah atau masyarakat lain. Contohnya seorang anak cenderung meniru tingkah laku atau perbuatan orang- orang yang ada di sekitarnya. Maka secara tidak langsung ia akan menyerap sifat-sifat kepribadian orang-orang yang ditirunya. 31

5. Proses Pembentukan Kepribadian

Sebagaimana kita ketahui bahwa segala sesuatu membutuhkan satu proses untuk bisa mencapai tujuan yang di inginkan. Demikian pula dengan pembentukan kepribadian seseorang dapat dilakukan melalui tiga macam pendidikan : a. Pranatal Education Proses pendidikan ini dilakukan secara tidak langsung. Proses ini dimulai di saat pemilihan calon suami atau istri dari kalangan yang baik dan berakhlak. Kemudian dilanjutkan dengan sikap dan prilaku orang tua yang islami disaat bayi sejak dalam kandungan ditambah lagi dengan pemberian makanan dan minuman yang halal dan baik, serta dilengkapi dengan sikap penerimaan yang baik dari kedua orang tua atas kelahiran bayi tersebut. 31 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam…, h. 130 b. Education By Another Proses pendidikan ini dilakukan secara langsung oleh orang lain orang tua di rumah, guru di sekolah dan pemimpin di masyarakat. Manusia sewaktu dilahirkan tidak mengetahui suatu apapun. Oleh karena itu diperlukan orang lain untuk mendidik manusia agar ia mengetahui dirinya dan lingkungannya. Proses ini dimulai semenjak anak lahir sampai anak mencapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani. c. Self Education Proses ini dilakunkan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan orang lain, seperti membaca buku, majalah, Koran, mengadakan penelitian dan sebagainya. 32

C. Kerangka Berfikir

Pendidikan Agama Islam adalah suatu bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada peserta didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim. Ia merupakan proses pendidikan yang mengarah pada pembentukan akhlak atau kepribadian. Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan untuk merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan diri kepada Allah dengan sikap dan kepribadian bulat yang merujuk pada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Setiap orang akan memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Hal itu sangat dipengaruhi oleh faktor biologis, faktor sosial dan faktor kebudayaan. 32 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 296-297 Proses pembentukan kepribadian ini dapat dilakukan melalui pendidikan prenatal, pendidikan oleh orang lain atau pendidikan oleh diri sendiri. Sebagaimana di uraikan di atas bahwa pendidikan merupakan salah satu prose pembentukan kepribadian seseorang. Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam ikut mewarnai terbentuknya pribadi muslim seseorang yang mana hal itu merupakan tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu apabila seseorang telah mendapatkan Pendidikan Agama Islam dengan baik, maka akan terbentuklah pribadi muslim pada dirinya, sehingga ia akan memilki pribadi dan budi pekerti yang baik atau akhlak alkarimah. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka semakin jelas bahwa Pendidikan Agama Islam ikut andil dalam pembentukan kepribadian siswa. Jika Pendidikan Agama Islam diberikan kepada siswa dengan baik dan sempurna dalam proses pembelajaran, maka output yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran tersebut adalah terbentuknya kepribadian siswa sehingga gerak dan tingkah lakunya akan sesuai dengan ajaran agama Islam.