Latar Belakang Masalah Konstrinusi pendidikan agama Islam dalam pembentukan kepribadian muslim siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur

Untuk mewujudkan terbentuknya kepribadian anak didik tersebut, maka penekanannya dititik beratkan melalui Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana dikemukakan oleh Drs. Ahmad D Marimba, beliau men gatakan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian umat menurut ukuran-ukuran Islam ”. 1 Pembentukan kepribadian pada dasarnya adalah upaya untuk mengubah sikap ke arah kecenderungan. Terhadap nilai-nilai yang berlaku umum dan keislaman. Perubahan sikap tersebut tidak terjadi secara spontan, akan tetapi di kepribadian yang dimaksud diatas adalah kepribadian islami atau kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya, baik tingkah laku luar maupun dalam, seperti kegiatan- kegiatan jiwanya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah dan penyerahan kepada-Nya. 2 Dengan demikian jelas bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia yang menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Sebagaimana diketahui bahwa siswa pada sekolah menengah pertama adalah siswa yang sedang memasuki masa remaja yang penuh dengan kontradiktif. Masa remaja ini ditandai oleh ketidak mantapan remaja yang berpindah-pindah dari prilaku atau norma-norma lama ke norma- norma baru atau sebaliknya. Masa ini sering disebut “Strum and drung”. Artinya adalah emosi seorang remaja sering timbul dengan cepat, sehingga menimbulkan kemauan-kemauan yang keras. Ia mulai sadar dengan dirinya sendiri dan ingin melepaskan dirinya dari segala bentuk kekangan dan bentrokan terhadap norma-norma yang berlaku yang kiranya tidak dikehendakinya. 3 Dengan demikian guru agama di sekolah menengah pertama ini selain dituntut untuk menyampaikan materi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, guru agama Islam dituntut untuk mampu mengorientasikan Pendidikan Agama Islam bukan hanya agar anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, tapi juga 1 Ahmad D. Marimba, Pengantar Pendidikan Islam, Bandung: Al- Ma’Arif, 1980, h. 23 2 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat…, h. 68 3 H. Sahilin A. Masir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1999, Cet. I. h. 64 harus mampu mengupayakan bagaimana agar anak didik mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, mempunyai semangat kerja yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam dan mampu berinteraksi dengan sesamanya teman, guru, orang tua dan lingkungan dengan baik. Dalam masyarakat tujuan Pendidikan Agama Islam sering dipertanyakan mereka m enganggap bahwa “Pendidikan agama yang diberikan di sekolah hanya ditekankan pada aspek ibadah. Bukan untuk membangun moral siswa. Sehingga banyak yang menyarankan agar Pendidikan Agama Islam didekatkan pada masalah moralitas saja. Sedangkan masalah ibadah sebaiknya diserahkan kepada keluarga. 4 Pendidikan agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek terpenting, yakni aspek pendidikan agama yang ditunjukkan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian, dalam hal ini anak didik dibimbing agar terbiasa kepada peraturan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama, aspek kedua ditunjukkan kepada pikiran yaitu pengajaran agama itu sendiri, yakni kepercayaan kepada Tuhan. Begitu pentingnya pendidikan agama dalam pembentukan kepribadian, maka apabila pendidikan agama di sekolah dilakukan dengan baik maka pembentukan pribadi anak terbentuk dengan baik pula dan sebaliknya apabila pendidikan agama dilakukan dengan tidak baik, maka kepribadian anak akan sulit dibentuk. Begitu pentingnya pendidikan agama bagi pembentukan kepribadian siswa. Memandang perlu untuk menciptakan suasana yang betul-betul islami di lingkungan sekolah. Karena pendidikan agama disekolah merupakan pendidikan lanjutan yang dilakukan oleh keluarga. Dengan demikian tugas guru agama tidak hanya melaksanakan pendidikan agama secara baik, akan tetapi ia juga harus mampu memperbaiki pendidikan agama secara yang telah terlanjur salah diterima oleh anak didik, baik dalam keluarga maupun 4 Departemen Agama RI, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005, h. 40 masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu seorang guru agama harus mampu melakukan langkah-langkah yang bersifat keagamaan. Contohnya adalah membiasakan siswa secara rutin untuk melaksanakan shalat dzhuhur berjamaah setiap hari, langkah lain dengan sesering mungkin melaksanakan hari-hari besar Islam, Mengadakan Pesantren kilat, mengisi buku yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan ibadah yang dilaksanakan selama bulan puasa dan sebagainya. Kita mengetahui juga bahwa tujuan penting dari pendidikan Islam adalah membentuk atau mencapai suatu akhlak atau budi pekerti yang mulia dan sempurna karena ruh dari pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak. Secara sederhana dapat kita katakan bahwa akhlak yang baik itu bukan terletak pada segi perbuatan yang lahir, akan tetapi terletak pada segi dorongan hati nurani yang ikhlas, jika akhlak yang dimiliki baik, maka baik pula perbuatan akhlak itu, dan jika perbuatan akhlak itu buruk maka lahirlah perbuatan yang buruk pula. Di zaman sekarang ini kita banyak dapat mengetahui bahwa anak-anak sekolahan itu banyak melakukan prilaku tidak terpuji baik itu di sekolah maupun diluar sekolah, misalnya di dalam sekolah itu sendiri para siswa terkadang tidak mematuhi peraturan yang sudah diberikan oleh pihak sekolah, apakah itu berupa dari segi berpakaian atau sopan santun terhadap guru, sedangkan yang di luar itu sendiri para siswa setelah pulang dari sekolah kebanyakan siswa duduk dipinggir jalan bahkan terkadang melakukan perkelahian antar pelajar bahkan ada juga antar teman sendiri melakukan keributan, yang sehingga dapat meresahkan masyarakat sekitar. Kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala pembentukan. Jika manusia membiasakan perbuatan jahat, maka ia akan menjadi orang yang jahat. Oleh karena itu akhlak harus diajarkan, yaitu dengan melatih jiwa kepada pekerjaan, sikap atau tingkah laku yang mulia. Pentingnya pendidikan itu diberikan sejak dini, orang tua harus dapat membimbing anak sejak kecil kepada hal-hal yang baik dan benar. Pendidikan akhlak terhadap anak didik akan mempengaruhi dan mewarnai watak, pribadi, pola pikir, sikap dan prilaku serta tutur katanya setelah dewasa kelak. Sebenarnya bila dicermati lebih teliti, salah satu penyebab dari kelemahan Pendidikan Agama Islam yang gagal dalam membangun nuansa ibadah dan moralitas sekaligus adalah keterbatasan waktu yang ada di sekolah. Bagaimanakah membelajarkan agama dengan durasi dua jam perminggu, sementara lingkungan sekolah dan setelah pulang sekolah. Seorang siswa menghadapi suasana yang berbeda. Apakah memungkinkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri, yaitu membentuk kepribadian muslim siswa? Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis ingin meneliti apakah Pendidikan Agama Islam memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembentukan kepribadian siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur yang di kemas dalam sebuah skripsi yang berjudul “Kontribusi Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim Siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur ” .

B. Permasalahan 1.

Identifikasi masalah Sejalan dengan judul penelitian ini, maka masalah yang akan di kaji antara lain adalah : a. Prestasi siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur. b. Akhlak siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur. c. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 217 Jakarta Timur. d. Keadaan lingkungan SMP Negeri 217 Jakarta Timur. e. Sarana Prasarana di SMP Negeri 217 Jakarta Timur.

2. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan memperjelas masalah yang akan di teliti, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut : a. Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah Pendidikan Agama Islam SMP yang akan dilihat dari segi unsur pengetahuan, perasaan keberagaman, prilaku dan langkah-langkah yang dilakukan guru agama dalam membentuk kepribadian siswa. b. Kepribadian yang dimaksud disini adalah kepribadian Muslim, yakni jati diri seseorang yang dapat diperolah dari cara dia berbuat dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah yang diwarnai oleh ajaran agama Islam.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Kontribusi Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim Siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur? “.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui sejauh mana guru agama Islam itu berperan dalam kehidupan siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur. b. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan sekolah dalam memberikan sumbangan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur yang lebih baik. c. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan siswa dalam menjalankan ajaran agama Islam. d. Untuk mengetahui kontribusi Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam pembentukan kepribadian muslim siswa di SMP Negeri 217 Jakarta Timur.