Permasalahan 1. Pendidikan Agama Islam

a. Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah Pendidikan Agama Islam SMP yang akan dilihat dari segi unsur pengetahuan, perasaan keberagaman, prilaku dan langkah-langkah yang dilakukan guru agama dalam membentuk kepribadian siswa. b. Kepribadian yang dimaksud disini adalah kepribadian Muslim, yakni jati diri seseorang yang dapat diperolah dari cara dia berbuat dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah yang diwarnai oleh ajaran agama Islam.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Kontribusi Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim Siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur? “.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.

Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui sejauh mana guru agama Islam itu berperan dalam kehidupan siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur. b. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan sekolah dalam memberikan sumbangan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur yang lebih baik. c. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan siswa dalam menjalankan ajaran agama Islam. d. Untuk mengetahui kontribusi Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam pembentukan kepribadian muslim siswa di SMP Negeri 217 Jakarta Timur.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan masukan kepada guru agama dalam upaya meningkatkan Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 217 Jakarta Timur. b. Memberikan motivasi kepada guru agama untuk lebih meningkatkan pengajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 217 Jakarta Timur dalam rangka membentuk kepribadian siswa. c. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru dan memberikan informasi tentang pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam upaya pembentukan kepribadian Muslim Islam.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, yang mengandung arti perbuatan. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Kemudian istilah ini di terjemahkan ke dalam bahasa inggris “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa “pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik. ” 1 Selanjutnya menurut H. M. Arifin, M. Ed disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.” 2 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. I, h. 204 2 H. M. Arifin, M. Ed, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, h. 14 8 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dalam rangka membentuk kepribadian yang berkualitas. Aktivitas pendidikan ini dilaksanakan dalam suatu proses panjang baik melalui bimbingan, pengajaran dan latihan-latihan secara formal maupun non formal. Selanjutnya mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam, menurut Zakiah Daradjat adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar ia memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai pendangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. 3 Dalam kurikulum PAI 2004 dijelaskan bahwa, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan tuntutan menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kurikulum antar umat beragama hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa. 4 Selanjutnya menurut Sutrisno Muslimin, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab Al- Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dan penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 5 3 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. III, h. 86 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi PAI, diakses pada 15 Mei 2007 dari http:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam 5 Sutrisno Muslimin, Pengembangan nilai-nilai Islam dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam, diakses pada 25 Mei 2007 dari http:sutrisno2.wordpress.pdf Sedangkan menurut Zuhairini, “Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.” 6 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis melalui bimbingan, pengarajan dan latihan dalam rangka menyiapkan anak didik, untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani bahkan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

“Segala sesuatu yang dilakukan manusia memiliki dasar yang menjadi landasan dan akan mengarahkan kepada tujuan yang akan dicapai. Demikian juga dengan Pendidikan Agama Islam. Adapun dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dapat ditinjau dari segi religius, yuridis formil dan sosial psikologis. ” 7 Ditinjau dari segi religius, Pendidikan Agama Islam berlandaskan pada sumber ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Al- Qu’ran dan Hadits Nabi. Dalam ajaran Islam pendidikan agama harus dilaksanakan dan hal itu merupakan salah satu bentuk ibadah. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi : “Ajaklah kepada agama tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik” QS. An-Nahl: 125. Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah untuk melaksanakan Pendidikan Agama Islam, di mana dengan pendidikan tersebut akan dapat mengantar seseorang kepada agama Allah, yaitu agama Islam. 6 Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usana Offset Printing, 1981, h. 27 7 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 25 Selain itu Rasulullah juga bersabda : “Tidak ada seorangpun orang yang baru lahir melainkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi, nasrani atau majusi”. H. R. Muslim 8 Hadits tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama sangatlah penting untuk mengantarkan manusia pada fitrahhnya. Yaitu percaya kepada Allah SWT. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam seharusnya diberikan sejak dini kepada anak. Karena akan menentukan apakah anak itu tetap pada fitrahnya, yaitu beragama Islam ataukah sebaliknya. Dari segi yuridis formil, Pendidikan Agama Islam berlandaskan pada perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Secara yuridis, ada tiga dasar yang menjadi landasan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yaitu Pancasila, UUD 1945. Pada sila pertama pancasila disebutkan bahwa dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Untuk merealisasikan hal tersebut maka diperlukan adanya pendidikan agama yang akan mengantarkan bangsa Indonesia untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian juga dalam UUD 1945 pada Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa, Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing- masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Bunyi dari pada UUD 1945 tersebut mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama dan Negara akan menjamin umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia bisa beribadah sesuai dengan ajaran agamanya masing- masing, maka diperlukan pendidikan agama. 9 8 Al-Imam Nawawi, Shahih Muslim. Jilid IV. Terjemahan dari Shahih Muslim Oleh Ma’mun Daud, Klang Slangor Book Centre, 1997, Cet. V, h. 243 9 Shahilin A. Nasir, Peranan Pendidika Agama……, h.45-46 Selanjutnya pelaksanaan pendidikan agama telah diatur dalam undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pada Bab VI pasal 30 ayat 3 yang menyatakan bahwa “pendidikan keagamaan diselenggarakan pada jenjang pendidikan formal, non formal dan informal.” 10 Dari segi sosial psikologis, Pendidikan Agama Islam berlandaskan pada kebutuhan manusia akan adanya pegangan hidup, yaitu agama. Dengan beragama seseorang akan merasa jiwanya tentram, sehingga ia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan ketentraman jiwa tersebut. Dalam hai ini Pendidikan Agama Islam akan mengarahkan fitrah manusia kea rah yang benar sehingga mereka akan selalu mengamalkan ajaran agama Islam.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup keseluruhan ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ruang lingkup tersebut meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan diri sendir dan dengan lingkungannya. 11 Selanjutnya ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek yang merupakan kerangka dasar ajaran Islam, Yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Akidah merupakan penjabaran dari konsep iman, syari’ah merupakan penjabaran dari konsep islam dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga kerangka dasar tersebut berkembang berbagai kajian keislaman seperti ilmu kalam yang merupakan pengembangan dari aqidah, ilmu fiqh yang merupakan pengembangan dari syari’ah dan ilmu akhlak yang merupakan pengembangan dari ilmu akhlak. 12 10 Departemen Pendidikan Nasional, UU Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafik, 2006, h. 16 11 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi PAI, diakses pada 15 Mei 2007 dari hhtp:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam 12 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama, 2004, h. 3 Dari ketiga aspek di atas maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam antara lain meliputi : a. Pendidikan Keimanan dan Keislaman Pokok yang utama dan pertama dalam Islam adalah beriman dan mengi’tikadkan adanya Allah SWT. Oleh karena itu pendidikan keimanan dan ketauhidan adalah pendidikan yang utama dan pertama bagi setiap muslim. Menurut Zakiah Daradjat, pembinaan keimanan dan ketauhidan ini seharusnya diberikan kepada anak mulai sejak dalam kandungan, karena pendidikan yang diberikan kepada anak ketika dalam kandungan akan berpengaruh bagi perkembangan anak di masa yang akan datang. 13 Dalam surat Luqman terdapat ayat yang berkenaan tentang pendidikan keimanan kepada Allah SWT : Artinya: “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar- benar kezaliman yang besar”. QS. Luqman: 13 Ayat tersebut menjelaskan tentang pembentukan keyakinan kepada Allah SWT yang ditanamkan Luqman kepada anaknya. Hal itu menjadi pedoman bagi kita bahwa pendidikan yang pertama dan utama adalah membentuk keyakinan kepada Allah SWT yang diharapkan dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak didik. b. Pendidikan Akhlak Mulia Sejalan dengan pembentukan dasar keyakinan dan keimanan, maka diperlukan juga usaha membentuk akhlak yang mulia. Akhlak 13 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995, h. 55 merupakan modal bagi semua orang yang hidup dalam lingkungan sosial. Akhlak sangat berhubungan erat dengan muamalah manusia dengan manusia lainnya secara individual maupun kolektif, tidak terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, tetapi juga mengatur hubungan antara Tuhan dengan Hamba- nya. Salah satu ayat yang berhubungan dengan pendidikan akhlak al-karimah adalah: Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1180]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada- Kulah kembalimu”. QS. Luqman: 14 Dari ayat di atas jelaslah bahwa pendidikan akhlak itu sangat diperlukan bagi kehidupan kita. Dengan adanya pendidikan akhlak, orang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. Allah SWT berfirman dalam durat Luqman : Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. QS. Luqman: 17 Ayat di atas menceritakan tentang pendidikan yang dilakukan Luqman kepada anaknya, yaitu untuk mendirikan shalat, berbuat baik dan mencegah yang mungkar. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh bagi anak untuk bekal di masa yang akan datang. Adapun dalam pengajaran agama Islam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam digambarkan dalam mata pelajaran agama Islam yang meliputi : 1 Al-Qur’an dan Hadits 2 Aqidah 3 Akhlak 4 Fiqh 5 Tarikh dan Kebudayaan Islam 14

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Sebelum tujuan yang ingin dicapai dari Pendidikan Agama Islam, maka terlebih dahulu harus diketahui fungsi dari Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Adapun funsi Pendidikan Agama Islam di sekolah lembaga pendidikan formal adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Yaitu untuk mengembangkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah menumbuh kembangkan lebih lanjut keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam keluarga melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan. b. Penyaluran Yaitu menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama sehingga dapat berkembang secara optimal. c. Perbaikan Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan pemahaman dan pengamalan ajara Islam dalam kehidupan sehari-hari. 14 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, diakses pada 15 Mei 2007 dari http:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam.pdf d. Pencegahan Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau dari budaya asing yang dapat membahyakan pertumbuhan dan perkembangan mereka. e. Penyesuaian Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan mampu mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. f. Sumber Nilai Yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. g. Pengajaran Yaitu menyampaikan pengetahuan keagamaan secara fungsional. 15

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang yang melakukan suatu kegiatan. Dalam bidang pendidikan tujuan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan agama itulah yang hendak di capai dalam pelaksanaan pendidikan. Pendidikan Agama Islam di sekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 16 Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam, Ahmad Tafsir menyatakan, 15 Yunus Namsa, Metodolohi Pengajaran…., h. 34 16 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004, h. 135 Bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam harus meliputi aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Untuk aspek kognitif tujuannya adalah mengembangkan atau membina pemahaman agama Islam, agar siswa paham akan ajaran Islam. Pada aspek efektif tujuan yang ingin dicapai adalah siswa menerima ajaran islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotorik, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehair-hari. 17 Dalam kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran PAI untuk SMP disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah : a. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. b. Mewujudkan manusia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga kehormatan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dan komunitas sekolah. 18 Menurut Zakiah Daradjat, “tujuan pengajaran agama Islam harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat menumbuhkan dan memperkuat iman. Membekali dan memperkaya ilmu agama, membina keterampilan beramal, menumbuhkan dan memupuk rasa sosial dan sifat- sifat terpuji”. 19 Menurut Yunus Namsa , “Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslin yang 17 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997, h. 86 18 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, diakses pada 15 Mei 2007 dari http:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam 19 Zakiah Daradjat, Metodologi pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, h. 79 beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. 20 Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang mampu mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya.

B. Kepribadian Muslim

1. Pengertian Kepribadian Muslim

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang lain atau bangsa lain. 21 Prof. Dr. Djalaluddin mengatakan bahwa kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dengan orang lain. 22 Sedangkan secara terminologis, banyak para ahli yang berpendapat tentang arti kepribadian, antara lain : a. G. W. Allport mengatakan bahwa “kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya ”. 23 b. E. Y. Kemp menyatakan bahwa “kepribadian adalah integritasi daripada system kebiasaan-kebiasaan yang menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan ”. 24 20 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran…, h. 33 21 Tim Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 70 22 Djalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 173 23 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998, h. 136 24 Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, h. 288 c. Zuhairini mengatakan bahwa “kepribadian adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang ’. 25 Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik daripada pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selanjutnya pengertian kepribadian islami, adalah kepribadian yang seluruh aspeknya, baik tingkah laku luar maupun dalam, seperti kegiatan-kegiatan jiwanya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT dan penyerahan kepada- Nya. 26

2. Unsur-unsur Kepribadian Muslim