a. Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah Pendidikan Agama
Islam SMP yang akan dilihat dari segi unsur pengetahuan, perasaan keberagaman, prilaku dan langkah-langkah yang dilakukan guru
agama dalam membentuk kepribadian siswa. b.
Kepribadian yang dimaksud disini adalah kepribadian Muslim, yakni jati diri seseorang yang dapat diperolah dari cara dia berbuat dalam
kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di sekolah yang diwarnai oleh ajaran agama Islam.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
: “Bagaimana Kontribusi Terhadap Pembentukan Kepribadian Muslim Siswa SMP Negeri 217 Jakarta
Timur? “.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini bertujuan untuk : a.
Untuk mengetahui sejauh mana guru agama Islam itu berperan dalam kehidupan siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur.
b. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan sekolah dalam
memberikan sumbangan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan siswa SMP Negeri 217 Jakarta Timur yang lebih baik.
c. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan siswa dalam menjalankan
ajaran agama Islam. d.
Untuk mengetahui kontribusi Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam pembentukan kepribadian muslim siswa di SMP Negeri 217
Jakarta Timur.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan masukan kepada guru agama dalam upaya meningkatkan
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 217 Jakarta Timur. b.
Memberikan motivasi kepada guru agama untuk lebih meningkatkan pengajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 217 Jakarta
Timur dalam rangka membentuk kepribadian siswa. c.
Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru dan memberikan informasi tentang pentingnya Pendidikan
Agama Islam dalam upaya pembentukan kepribadian Muslim Islam.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, yang mengandung arti perbuatan. Istilah
pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”
yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Kemudian istilah ini di terjemahkan ke dalam bahasa inggris “education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa
“pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,
proses, perbuatan dan cara mendidik. ”
1
Selanjutnya menurut H. M. Arifin, M. Ed disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing
dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.”
2
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, Cet. I, h. 204
2
H. M. Arifin, M. Ed, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, h. 14
8
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dalam rangka
membentuk kepribadian yang berkualitas. Aktivitas pendidikan ini dilaksanakan dalam suatu proses panjang baik melalui bimbingan,
pengajaran dan latihan-latihan secara formal maupun non formal. Selanjutnya mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam,
menurut Zakiah Daradjat adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar ia memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai pendangan hidup demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
3
Dalam kurikulum PAI 2004 dijelaskan bahwa, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan dengan tuntutan menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kurikulum antar umat beragama
hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.
4
Selanjutnya menurut Sutrisno Muslimin, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani, bertaqwa
dan berakhlak
mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab Al- Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan
dan penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
5
3
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, Cet. III, h. 86
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi PAI, diakses pada 15 Mei 2007 dari http:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam
5
Sutrisno Muslimin, Pengembangan nilai-nilai Islam dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam, diakses pada 25 Mei 2007 dari http:sutrisno2.wordpress.pdf
Sedangkan menurut Zuhairini, “Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik
agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.”
6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan secara
sistematis melalui bimbingan, pengarajan dan latihan dalam rangka menyiapkan anak didik, untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani bahkan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
“Segala sesuatu yang dilakukan manusia memiliki dasar yang menjadi landasan dan akan mengarahkan kepada tujuan yang akan dicapai.
Demikian juga dengan Pendidikan Agama Islam. Adapun dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dapat ditinjau dari segi religius,
yuridis formil dan sosial psikologis. ”
7
Ditinjau dari segi religius, Pendidikan Agama Islam berlandaskan pada sumber ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat Al-
Qu’ran dan Hadits Nabi. Dalam ajaran Islam pendidikan agama harus dilaksanakan
dan hal itu merupakan salah satu bentuk ibadah. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi :
“Ajaklah kepada agama tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik” QS. An-Nahl: 125.
Ayat tersebut mengandung pengertian bahwa dalam ajaran Islam terdapat perintah untuk melaksanakan Pendidikan Agama Islam, di mana
dengan pendidikan tersebut akan dapat mengantar seseorang kepada agama Allah, yaitu agama Islam.
6
Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usana Offset Printing, 1981, h. 27
7
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 25
Selain itu Rasulullah juga bersabda :
“Tidak ada seorangpun orang yang baru lahir melainkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan anak tersebut beragama
yahudi, nasrani atau majusi”. H. R. Muslim
8
Hadits tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama sangatlah penting untuk mengantarkan manusia pada fitrahhnya. Yaitu percaya
kepada Allah SWT. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam seharusnya diberikan sejak dini kepada anak. Karena akan menentukan apakah anak
itu tetap pada fitrahnya, yaitu beragama Islam ataukah sebaliknya. Dari segi yuridis formil, Pendidikan Agama Islam berlandaskan
pada perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Secara yuridis, ada tiga dasar yang menjadi landasan
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yaitu Pancasila, UUD 1945. Pada sila pertama pancasila disebutkan bahwa dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi semua larangan-Nya. Untuk merealisasikan hal tersebut maka diperlukan adanya pendidikan agama yang akan mengantarkan bangsa
Indonesia untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian juga dalam UUD 1945 pada Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2
disebutkan bahwa, Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa dan Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing- masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Bunyi
dari pada UUD 1945 tersebut mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama dan Negara akan menjamin umat beragama
untuk menjalankan ajaran agamanya. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia bisa beribadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-
masing, maka diperlukan pendidikan agama.
9
8
Al-Imam Nawawi, Shahih Muslim. Jilid IV. Terjemahan dari Shahih Muslim Oleh Ma’mun Daud, Klang Slangor Book Centre, 1997, Cet. V, h. 243
9
Shahilin A. Nasir, Peranan Pendidika Agama……, h.45-46
Selanjutnya pelaksanaan pendidikan agama telah diatur dalam undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pada Bab VI pasal 30 ayat 3 yang
menyatakan bahwa “pendidikan keagamaan diselenggarakan pada jenjang pendidikan formal, non formal dan informal.”
10
Dari segi sosial psikologis, Pendidikan Agama Islam berlandaskan pada kebutuhan manusia akan adanya pegangan hidup, yaitu agama.
Dengan beragama seseorang akan merasa jiwanya tentram, sehingga ia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah untuk
mendapatkan ketentraman jiwa tersebut. Dalam hai ini Pendidikan Agama Islam akan mengarahkan fitrah manusia kea rah yang benar sehingga
mereka akan selalu mengamalkan ajaran agama Islam.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup keseluruhan ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ruang
lingkup tersebut meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dengan diri
sendir dan dengan lingkungannya.
11
Selanjutnya ruang lingkup Pendidikan Agama Islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek yang merupakan kerangka dasar
ajaran Islam, Yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Akidah merupakan penjabaran dari
konsep iman, syari’ah merupakan penjabaran dari konsep islam dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga kerangka
dasar tersebut berkembang berbagai kajian keislaman seperti ilmu kalam yang merupakan pengembangan dari aqidah, ilmu fiqh yang
merupakan pengembangan dari syari’ah dan ilmu akhlak yang merupakan pengembangan dari ilmu akhlak.
12
10
Departemen Pendidikan Nasional, UU Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafik, 2006, h. 16
11
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi PAI, diakses pada 15 Mei 2007 dari hhtp:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam
12
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Lanjutan Tingkat
Pertama, 2004, h. 3
Dari ketiga aspek di atas maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam antara lain meliputi :
a. Pendidikan Keimanan dan Keislaman
Pokok yang utama dan pertama dalam Islam adalah beriman dan mengi’tikadkan adanya Allah SWT. Oleh karena itu pendidikan
keimanan dan ketauhidan adalah pendidikan yang utama dan pertama bagi setiap muslim.
Menurut Zakiah Daradjat, pembinaan keimanan dan ketauhidan ini seharusnya diberikan kepada anak mulai sejak dalam kandungan,
karena pendidikan yang diberikan kepada anak ketika dalam kandungan akan berpengaruh bagi perkembangan anak di masa yang
akan datang.
13
Dalam surat Luqman terdapat ayat yang berkenaan tentang pendidikan keimanan kepada Allah SWT :
Artinya: “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan
Allah adalah benar- benar kezaliman yang besar”. QS. Luqman: 13
Ayat tersebut menjelaskan tentang pembentukan keyakinan kepada Allah SWT yang ditanamkan Luqman kepada anaknya. Hal itu
menjadi pedoman bagi kita bahwa pendidikan yang pertama dan utama adalah membentuk keyakinan kepada Allah SWT yang diharapkan
dapat melandasi sikap, tingkah laku dan kepribadian anak didik.
b. Pendidikan Akhlak Mulia
Sejalan dengan pembentukan dasar keyakinan dan keimanan, maka diperlukan juga usaha membentuk akhlak yang mulia. Akhlak
13
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995, h. 55
merupakan modal bagi semua orang yang hidup dalam lingkungan sosial.
Akhlak sangat berhubungan erat dengan muamalah manusia dengan manusia lainnya secara individual maupun kolektif, tidak
terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, tetapi juga mengatur hubungan antara Tuhan dengan Hamba-
nya. Salah satu ayat yang berhubungan dengan pendidikan akhlak
al-karimah adalah:
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik
kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun [1180]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-
Kulah kembalimu”. QS. Luqman: 14 Dari ayat di atas jelaslah bahwa pendidikan akhlak itu sangat
diperlukan bagi kehidupan kita. Dengan adanya pendidikan akhlak, orang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana
seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. Allah SWT berfirman dalam durat Luqman :
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia
mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. QS. Luqman: 17
Ayat di atas menceritakan tentang pendidikan yang dilakukan Luqman kepada anaknya, yaitu untuk mendirikan shalat, berbuat baik
dan mencegah yang mungkar. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa
pendidikan dalam keluarga sangat berpengaruh bagi anak untuk bekal di masa yang akan datang.
Adapun dalam pengajaran agama Islam ruang lingkup Pendidikan Agama Islam digambarkan dalam mata pelajaran agama
Islam yang meliputi : 1
Al-Qur’an dan Hadits 2
Aqidah 3
Akhlak 4
Fiqh 5
Tarikh dan Kebudayaan Islam
14
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Sebelum tujuan yang ingin dicapai dari Pendidikan Agama Islam, maka terlebih dahulu harus diketahui fungsi dari Pendidikan Agama Islam
itu sendiri. Adapun funsi Pendidikan Agama Islam di sekolah lembaga pendidikan formal adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan
Yaitu untuk mengembangkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu fungsi Pendidikan
Agama Islam di sekolah adalah menumbuh kembangkan lebih lanjut keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah
ditanamkan dalam keluarga melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan.
b. Penyaluran
Yaitu menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama sehingga dapat berkembang secara optimal.
c. Perbaikan
Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan pemahaman dan pengamalan ajara Islam dalam kehidupan sehari-hari.
14
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, diakses pada 15 Mei 2007 dari http:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam.pdf
d. Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau dari budaya asing yang dapat membahyakan pertumbuhan dan
perkembangan mereka. e.
Penyesuaian Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan mampu mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
f. Sumber Nilai
Yaitu sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
g. Pengajaran
Yaitu menyampaikan pengetahuan keagamaan secara fungsional.
15
5. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang yang melakukan suatu kegiatan. Dalam bidang pendidikan tujuan merupakan
faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka
tujuan pendidikan agama itulah yang hendak di capai dalam pelaksanaan pendidikan.
Pendidikan Agama Islam di sekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang dalam keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
16
Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam, Ahmad Tafsir menyatakan,
15
Yunus Namsa, Metodolohi Pengajaran…., h. 34
16
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004, h. 135
Bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam harus meliputi aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. Untuk aspek kognitif tujuannya adalah
mengembangkan atau membina pemahaman agama Islam, agar siswa paham akan ajaran Islam. Pada aspek efektif tujuan yang ingin dicapai
adalah siswa menerima ajaran islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotorik, tujuan yang ingin dicapai adalah agar siswa terampil
melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehair-hari.
17
Dalam kurikulum berbasis kompetensi mata pelajaran PAI untuk SMP disebutkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah :
a. Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga kehormatan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dan komunitas sekolah.
18
Menurut Zakiah Daradjat, “tujuan pengajaran agama Islam harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat menumbuhkan dan
memperkuat iman. Membekali dan memperkaya ilmu agama, membina keterampilan beramal, menumbuhkan dan memupuk rasa sosial dan sifat-
sifat terpuji”.
19
Menurut Yunus Namsa , “Pendidikan Agama Islam bertujuan
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslin yang
17
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1997, h. 86
18
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, diakses pada 15 Mei 2007 dari http:www.puskur.netincsismpPendidikan Agama Islam
19
Zakiah Daradjat, Metodologi pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, h. 79
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
20
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang
beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang mampu
mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya.
B. Kepribadian Muslim
1. Pengertian Kepribadian Muslim
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau
suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang lain atau bangsa lain.
21
Prof. Dr. Djalaluddin mengatakan bahwa kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat yang
berbeda dengan orang lain.
22
Sedangkan secara terminologis, banyak para ahli yang berpendapat tentang arti kepribadian, antara lain :
a. G. W. Allport mengatakan bahwa “kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam individu sebagai system psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya
”.
23
b. E. Y. Kemp menyatakan bahwa “kepribadian adalah integritasi
daripada system kebiasaan-kebiasaan yang menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
”.
24
20
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran…, h. 33
21
Tim Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 70
22
Djalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 173
23
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998, h. 136
24
Rahmayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, h. 288
c. Zuhairini mengatakan bahwa “kepribadian adalah hasil dari suatu
proses kehidupan yang dijalani seseorang ’.
25
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang
mempunyai sifat yang berbeda dari orang lain, baik daripada pola pikir, sikap dan tingkah laku dalam kehidupannya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Selanjutnya pengertian kepribadian islami, adalah kepribadian
yang seluruh aspeknya, baik tingkah laku luar maupun dalam, seperti kegiatan-kegiatan jiwanya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya
menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT dan penyerahan kepada- Nya.
26
2. Unsur-unsur Kepribadian Muslim