Pengujian Hipotesis METODE PENELITIAN

49 persoalan multikolinearitas. Tetapi apabila tolerance 0,1 atau VIF maka tidak terdapat multikolinearitas.

3.12 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikan Parsial Uji-T

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sebarapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial individu terhadap variabel dependent. Kriteria pengambil keputusannya adalah: H diterima atau H a ditolak jika t hitung t tabel pada � = 5 H ditolak atau H a diterima jika t hitung t tabel pada � = 5

2. Uji Secara SerempakSimultan Uji-F

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independent yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependent. Kriteria pengambil keputusannya adalah: H diterima atau H a ditolak jika F hitung F tabel pada � = 5 H ditolak atau H a diterima jika F hitung F tabel pada � = 5

3. Koofisien Determinan R

2 Menurut Situmorang dan Lufti 2014; 169 koefisien determinan memiliki tujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi independent atau predictornya. Range nilai R 2 adalah 0-1. 0 ≤ R 2 ≤ 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau 50 variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik. 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai merupakan suatu instansi pemerintah di lingkungan Pemerintah Kota Binjai yang diberi wewenang untuk melaksanakan manajemen kepegawaian Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 19 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerha Kota Binjai Nomor 9 Tahun 2007 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Pemerintahan Kota Binjai. Sesuai dengan Instruksi Presiden Inpres RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang isinya mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Kepegawaian Daerah adalah suatu sistem dan prosedur yang diatur dalam peraturan perundang-undangan sekurang-kurangnya meliputi perencanaan, pengangkatan, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penggajian, pembinaan, kedudukan, hak, tanggung jawab, kewajiban dan larangan sanksi, penghargaan, pemberhentian dan pesiun yang merupakan subsistem dari sistem kepegawaian secara nasional. Dengan demikian kepegawaian daerah merupakan suatu kesatuan jaringan birokrasi dalam kepegawaian nasional.