77 3. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas
4. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas
Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
5.626 1.594
3.530 .001
KoordinasiKerja .167
.062 .383
2.704 .010
.541 1.848
Komunikasi .133
.082 .211
1.619 .114
.640 1.563
SemangatKerja .276
.098 .346
2.830 .007
.726 1.377
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS for Windows, 2015 Pada Tabel 4.13 terlihat bahwa nilai VIF dari koordinasi kerja 1,848,
komunikasi 1,563, semangat kerja 1,377 lebih kecil atu dibawah 5 VIF 5 dan nilai Tolerance koordinasi 0,541, komunikasi 0,640, semangat kerja
0,726 lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, hal ini berarti tidak terdapat multikolinieritas pada variabel independennya.
4.2.5 Pengujian Hipotesis 4.2.5.1 Uji Signifikan Simultan Uji F
Pengujian ini pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas X
1,
X
2,
X
3
berupa Koordinasi Kerja, Komunikasi, dan Semangat Kerja yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama serentak
terhadap variabel terikat Y berupa Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai. Cara yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai F
tabel
dengan F
hitung
dengan bentuk pengujiannya yaitu sebagai berikut:
78 H
: b
1
= b
2
= b
3
= 0, artinya secara bersama-sama serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas Koordinasi Kerja,
Komunikasi, Semangat Kerja terhadap variabel terikat Prestasi Kerja. H
a
: b
1
= b
2
= b
3
= 0, artinya secara bersama-sama serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas Koordinasi Kerja,
Komunikasi, Semangat Kerja terhadap variabel terikat Prestasi Kerja. Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan Software SPSS for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
pada tin gkat α = 5
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: H
diterima atau H
a
ditolak jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
ditolak atau H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Untuk menentukan nila F, maka di perlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, yaitu dengan rumus: df Pembilang = k-1
df Penyebut = n-k dimana:
n= Jumlah sampel penelitian k= Jumlah variabel bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui bahwa jumlah sampel n adalah 41 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 4, maka diperoleh:
df Pembilang = 4-1 = 3 df Penyebut = 41-4 = 37
Maka F
tabel
0,05 3. 37 = 2,860
79
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
56.849 3
18.950 18.367
.000
b
Residual 38.175
37 1.032
Total 95.024
40 a. Dependent Variable: PrestasiKerja
b. Predictors: Constant, SemangatKerja, Komunikasi, KoordinasiKerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS for Windows, 2015 Pada tabel 4.14 diperoleh bahwa nilai F
hitung
= 18,367 dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05. Setelah mengetahui besarnya F
hitung,
maka dapat dibandingkan dengan F
tabel.
Adapun hasil F
tabel
yang diperoleh yaitu sebesar 2,860, maka F
hitung
18,367 F
tabel
2,860. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel koordinasi kerja, komunikasi, dan semangat kerja secara simultan
serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai.
4.2.5.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Uji-t dilakukan untuk menentukan seberapa besar pengaruh Koordinasi Kerja X
1
, Komunikasi X
2
, dan Semangat Kerja X
3
secara parsial individual terhadap Prestasi Kerja Y Pegawai Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota
Binjai. H
: b
1 =
b
2
= b
3
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Koordinasi Kerja X
1
, Komunikasi X
2
, dan Semangat Kerja X
3
terhadap Prestasi Kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai.
80 H
a
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Koordinasi Kerja X
1
, Komunikasi X
2
, dan Semangat Kerja X
3
terhadap Prestasi Kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai.
Kriteria pengambilan keputusan adalah H
diterima atau H
a
ditolak jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
ditolak atau H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Besarnya nilai t
tabel
diperoleh sebagai berikut: Derajat bebas df= n- k = 41-4 = 37
Maka t
tabel
= 0,05 37 = 2, 026 Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membadingkan nilai
probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian α = 5. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig. pada tabel 0,05
Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
5.626 1.594
3.530 .001
KoordinasiKerja .167
.062 .383
2.704 .010
Komunikasi .133
.082 .211
1.619 .114
SemangatKerja .276
.098 .346
2.830 .007
a. Dependent Variable: PrestasiKerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS for Windows, 2015 Pada Tabel 4.15 hasil uji signifikan secara parsial dapat diambil
kesimpulan yaitu:
81 1. Koordinasi Kerja
Variabel koordinasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai,
hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,114 0,05, dan nilai t
hitung
2,704 t
tabel
2,026, artinya jika ditingkatkan variabel koordinasi kerja sebesar satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,167 satuan.
Maka H ditolak atau H
a
diterima. 2. Komunikasi
Variabel komunikasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai,
hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,010 0,05, dan nilai t
hitung
1,619 t
tabel
2,026, artinya jika ditingkatkan variabel komunikasi sebesar satu satuan maka prestasi kerja tidak akan meningkat sebesar 0,133 satuan.
Maka H diterima atau H
a
ditolak. 3. Semangat Kerja
Variabel semangat kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai,
hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,007 0,05, dan nilai t
hitung
2,830 t
tabel
2,026, artinya jika ditingkatkan variabel semangat kerja sebesar satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,276 satuan.
Maka H ditolak atau H
a
diterima.
82
4.2.5.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika determinasi R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya apabila determinasi R
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat semakin kecil. Secara umum dapat dikatakan besarnya koefisien determinasi berganda R
2
berada diantara 0 dan 1 atau 0 ≤ R
2
≤ 1. Hasil uji koefisien determinasi menggunakan SPSS for windows dapat dilihat pada Tabel
4.16 dibawah ini:
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.773
a
.598 .566
1.01575 a. Predictors: Constant, SemangatKerja, Komunikasi,
KoordinasiKerja
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS for Windows, 2015 Berdasarkan hasil uji koeefisien determinasi R
2
pada Tabel 4.16 menunjukan bahwa:
1. R= 0,773 berarti hubungan antara koordinasi kerja, komunikasi, dan semangat kerja terhadap prestasi kerja pegawai sebesar 77,3. Artinya
83 hubungannya erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat
dilihat pada tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17 Hubungan Antara Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 – 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber: Situmorang Lufti 2014: 170 2. R Square sebesar 0,598 berari 59,8 prestasi kerja pegawai dapat
dijelaskan oleh koordinasi kerja, komunikasi, dan semangat kerja. Sedangkan sisanya 40,2 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. 3. Adjusted R Square sebesar 0,566 berarti 56,6 prestasi kerja pegawai
dapat dijelaskan oleh koordinasi kerja, komunikasi, dan semangat kerja. Sedangkan sisanya 43,4 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini misalnya kepemimpinan, motivasi, budaya organisasi dan lain sebagainya.
4. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi.
Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1.01575. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
84
4.3 Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial Uji-t yang telah dilakukan terhadap 41 orang responden menunjukkan bahwa koordinasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai yang terlihat dari nilai T
hitung
2,704 t
tabel
2,026, yang artinya jika ditingkatkan koordinasi kerja maka prestasi kerja pegawai akan
meningkat. Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai koordinasi kerja, terlihat
bahwa frekuesi jawaban responden tentang variabel koordinasi kerja untuk keseluruhan itembutir pernyataan didominasi oleh jawaban setuju. Hasil
frekuensi jawaban tersebut menunjukan bahwa koordinasi yang dilakukan pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai sudah baik. Hal tersebut terlihat
mayoritas pegawai dilibatkan dalam rapat koordinasi antar bagian yang dilakukan perusahaan, dengan demikian akan terciptanya keselarasan kerja antar anggota
organisasi sehingga tidak terjadi kesimpang siuaran, dan tumpang tindih pekerjaan. Akan tetapi, masih ada sebagian pegawai merasa bahwa koordinasi
yang dilakukan oleh perusahaan masih kurang efektif. Ada sebagian pegawai yang tidak melakukan koordinasi antara bagian dalam melaksanakan pekerjaan. Jika hal
in terus berlanjut, maka akan dapat menggangu pekerjaan dan mempengaruhi prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Devi Khosyalia 2012 dengan judul penelitian
“Pengaruh koordinasi dan pendelegasian wewenang terhadap prestasi kerja