Sifat Pelepasan Histamin Perbandingan Mula Kerja Rokuronium Bromida 0,6 mg/kg iv Sesudah 4 Menit Pemberian Efedrin 70 µg/kg iv Dengan Rokuronium Bromida 1 mg/kg iv

obatan tersebut dapat mempunyai efek potensiasi yang sedikit, pemberian suxamethonium sebelumnya tidak memberikan efek pada potensi rokuronium.

c. Efek Kardiovaskuler

2,20,22 Pelumpuh otot dapat menghasilkan efek kardiovaskuler pada blok reseptor muskarinik, blok ganglion, pelepasan noradrenalin dan blokade re-uptake, atau pelepasan histamin. Rokuronium juga memiliki sedikit efek vagolitik, oleh karena itu rokuronium cocok juga digunakan untuk operasi yang mempunyai resiko stimulasi vagal. Begitupun rokuronium tidak menyebabkan perubahan denyut jantung ataupun tekanan darah Pada dosis klinis rokuronium mempunyai aktifitas sedikit atau tidak ada pada reseptor kolinergik nikotinik yang lain diluar otot rangka. Efek vagolitik yang ringan, yang tampak pada dosis yang lebih tinggi dari rokuronium dapat membantu pencegahan bradikardia intra operatif yang mana dapat menyebabkan masalah pada anestesia. Kurangnya bloking ganglion secara relatif atau efek simpatomimetik, biasanya tidak menyebabkan masalah pada pasien-pasien yang menggunakan terapi anti depresan, β bloker yang mana tergetnya pada sistim simpatis. Tidak ada perubahan hemodinamik yang berarti oleh karena pemberian rokuronium. Tidak ada peningkatan plasma histamin pada dosis 1,2 mgkg iv 4xED 95 . Perubahan hemodinamik sedikit pernah diobservasi sewaktu operasi bypass koroner jantung. Reaksi anafilaksis pernah juga dilaporkan, namun ternyata dianggap tes positip palsu, karena lebih 50 dari populasi menunjukkan tes intradermal dengan hasil positip. Penemuan terbaru disimpulkan bahwa tidaklah tepat untuk menghindari rokuronium karena alasan reaksi anafilaksis.

d. Sifat Pelepasan Histamin

3 Pelepasan histamin dapat menyebabkan efek yang tak diinginkan yang mana efek kardiopulmonal adalah masalah penting pada klinis. Kebanyakan obat pelumpuh otot yang digunakan sekarang ini adalah derivat aminosteroidal, benzylisoquinoline, atau molekul asetilkolin. Perbedaan pada obat tersebut adalah matriks molekuler yang mensuport struktur amonium bisquaternary. Suatu yang paling penting diantara obat pelumpuh otot tersebut adalah kemampuan untuk melepaskan histamin dari sel mast. Universitas Sumatera Utara Hal ini telah diperlihatkan bahwa benzylisoquinoline dari obat pelumpuh otot mempunyai kemungkinan bahan yang lebih tinggi untuk melepaskan histamin dari sel mast dari pada aminosteroidal. Rokuronium merupakan pelumpuh otot dari aminosteroidal, sehingga kurang melepaskan histamin. Hal ini telah diperlihatkan pada pasien yang mana tidak ada peningkatan level histamin plasma yang tampak pada 1, 3 dan 5 menit setelah bolus intravenous yang cepat dari penggunaan dosis yang lebih dari 1,3 mgkg iv 2,4x ED 95 . e. Farmakokinetik 3,7,20,22 Farmakokinetik rokuronium mirip dengan vekuronium, kecuali volume distribusinya lebih kecil, ini menunjukkan lipophilicity rokuronium lebih rendah dari vekuronium. Penelitian farmakokinetik dilakukan di Spain, Northern Ireland dan Netherlands dengan menggunakan teknik anestesi inhalasi dengan halotan atau isofluran. Hasil dari ketiganya tidak berbeda. Setelah penyuntikan dosis bolus secara intravena, maka proses waktu konsentrasi plasma berjalan dalam tiga tahapan. Pada orang dewasa sehat, waktu paruh eliminasi rata-rata 73 menit, volume distribusi pada kondisi yang tetap 203 ml.kg -1 dan pembersihan plasma adalah 3,7ml kg -1 min -1 . Rokuronium terutama dieliminasi melalui jalur hepatobiliary dan 10 di ginjal. Umumnya kumulasi berdasarkan pada dosis dan sifat farmakologi dari obat, kumulasi terjadi bila pemberian obat melebihi eliminasi obat. Awalnya plasma clearence oleh 2 proses yaitu distribusi dan eliminasi. Akhirnya hanya clearence oleh eliminasi yang menetap karena redistribusi secara progresif berlawanan dengan distribusi sampai clearence distribusi menjadi zero. Khuenl-Brady dkk menemukan bahwa pada kucing lebih dari 50 rokuronium dieliminasi tidak berubah pada biliaris, dan hanya 9 pada urine. Lebih dari 32 rokuronium ditemukan di liver dalam 6 jam setelah pemberian, menunjukkan adanya metabolisme sedikit dari rokuronium. Penelitian farmakokinetik memperlihatkan bahwa rokuronium mirip vekuronium, secara relatif fraksi yang terbatas dieksresi renal 33. Cooper dkk menemukan bahwa nilai farmakokinetik rokuronium pada pasien- pasien dengan dan tanpa gagal ginjal dapat menunjukkan perbedaan yang nyata pada Universitas Sumatera Utara kecepatan clearance 2.5 dan 3.7 mlkgmenit dan mean residence times 97.1 dan 58.3 menit. Namun parameter lain pada penelitian ini tidak ada perbedaan bermakna. Pada penyakit hepar stadium lanjut terjadi pemanjangan masa kerja obat tetapi dosis initial sedikit ditingkatkan karena volume distribusi yang lebih lama dan pada gagal ginjal bersihan plasma menurun, distribusi volume menjadi meningkat dan terjadi pemanjangan masa kerja obat secara signifikan dengan sekali pemberian. Efek pemanjangan masa kerja obat juga terjadi pada wanita hamil dan orang tua yang disebabkan pemanjangan masa kerja hepar. Selain itu efek dari pemanjangan masa kerja dari rokuronium disebabkan juga penambahan dosis 0,6 mgkg iv menjadi 1 mgkg iv yaitu 37-95 menit. Untuk mengakhiri kerja rokuronium dibutuhkan suatu antagonis blokade neuromuskular. Profil farmakokinetik rokuronium : VD mLkg Bersihan mLkgmnt Waktu paruh eliminasi menit Normal 207±14 2,89±0,25 70,9±4,7 Gagal ginjal 264±19 2,89±0,25 97,2±17,3 Sirosis 234±50 2,41±0,57 96±36,8 Geriatrik 399±122 3,67±1 97,6±69,1 Pediatrik 224 2,67 46-55

e. Farmakodinamik