Farmakodinamik Perbandingan Mula Kerja Rokuronium Bromida 0,6 mg/kg iv Sesudah 4 Menit Pemberian Efedrin 70 µg/kg iv Dengan Rokuronium Bromida 1 mg/kg iv

kecepatan clearance 2.5 dan 3.7 mlkgmenit dan mean residence times 97.1 dan 58.3 menit. Namun parameter lain pada penelitian ini tidak ada perbedaan bermakna. Pada penyakit hepar stadium lanjut terjadi pemanjangan masa kerja obat tetapi dosis initial sedikit ditingkatkan karena volume distribusi yang lebih lama dan pada gagal ginjal bersihan plasma menurun, distribusi volume menjadi meningkat dan terjadi pemanjangan masa kerja obat secara signifikan dengan sekali pemberian. Efek pemanjangan masa kerja obat juga terjadi pada wanita hamil dan orang tua yang disebabkan pemanjangan masa kerja hepar. Selain itu efek dari pemanjangan masa kerja dari rokuronium disebabkan juga penambahan dosis 0,6 mgkg iv menjadi 1 mgkg iv yaitu 37-95 menit. Untuk mengakhiri kerja rokuronium dibutuhkan suatu antagonis blokade neuromuskular. Profil farmakokinetik rokuronium : VD mLkg Bersihan mLkgmnt Waktu paruh eliminasi menit Normal 207±14 2,89±0,25 70,9±4,7 Gagal ginjal 264±19 2,89±0,25 97,2±17,3 Sirosis 234±50 2,41±0,57 96±36,8 Geriatrik 399±122 3,67±1 97,6±69,1 Pediatrik 224 2,67 46-55

e. Farmakodinamik

3,7,20 Potensi rokuronium sekitar 15-20 vekuronium. Potensi yang lebih rendah ini dapat mempunyai keuntungan. Pada penelitian eksperimental, obat–obat dengan potensi lebih rendah menghasilkan onset yang lebih cepat, kemungkinan karena konsentrasi molar yang lebih tinggi pada tempat aksinya. Rokoronium merupakan antagonis asetilkolin, sehingga bereaksi dengan cara kompetisi ditempat ikatan asetilkolin. Prinsip kerjanya pada daerah yang sama di reseptor seperti yang dilakukan asetilkolin dan suksinilkolin, tetapi tidak mendepolarisasi motor end plate. Rokuronium menstabilkan membran post sinap dan mencegah terbentuknya potensial aksi di otot rangka, tetapi aksinya tidak hanya di reseptor nikotinik post sinap tetapi juga di presinap. Universitas Sumatera Utara Pada umumnya setuju bahwa interval waktu antara supresi reflek proteksi oleh induksi anestesi dan kondisi intubasi yang baik adalah fase yang berbahaya pada anestesia, regurgitasi dan aspirasi isi lambung sering terjadi selama periode ini, maka interval ini sepatutnya sependek mungkin. Mula kerja rokuronium yaitu waktu dari penyuntikan obat sampai efek maksimal, lebih cepat dibanding obat–obat pelumpuh otot non depolarisasi yang telah tersedia, pada beberapa dosis perbandingan obat pelumpuh otot, rokuronium memberikan paralisis dan kondisi intubasi yang baik lebih cepat. Dosis 0.6 mgkg iv rokuronium 2 x ED 95 pada intravenous anestesia memberikan kondisi intubasi yang baik dalam 1 menit hampir pada semua pasien. Pada dosis ini paralisis otot cukup untuk suatu tipe pembedahan diperoleh dalam 2 menit. Alasan mula kerja yang cepat diduga oleh potensi rendah relatif rokuronium, ini menjamin molekul relaksan yang lebih pada sirkulasi darah dan menghasilkan gradien konsentrasi yang besar terhadap biophase. Karena rokuronium menyebabkan blok neuromuskuler lebih cepat pada otot adduktor larinx walaupun blok kurang intensif daripada otot adduktor pollisis. Hal ini menyebabkan intubasi dapat dilakukan sebelum blok yang komplit pada jari. Profil farmakodinamik rokuronium : Dosis mgkg Mula kerja detik Waktu pulih 25 ED 95 0,3 210±55 20 14-28 Intubasi rutin 0,6 89±33 37 23-75 Intubasi cepat 1,2 55±14 73 38-150

2.2. Pemantauan Transmisi Neuromuskuler