1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan masalah penelitian sebagai berikut :
Apakah mula kerja obat pada pemberian rokuronium bromida dosis 0.6 mgkg iv 4 menit setelah pemberian efedrin 70 µgkg iv lebih cepat dibandingkan dengan
rokuronium bromida 1 mgkg iv?
1.3. Hipotesis
Ada perbedaan mula kerja obat pada pemberian rokuronium 0.6 mgkg iv 4 menit setelah pemberian efedrin 70 µgkg iv dibandingkan pemberian rokuronium 1
mgkg iv.
1.4. Tujuan penelitian 1.4.1 Tujuan umum :
Mendapatkan mula kerja rokuronium bromida yang lebih cepat untuk fasilitasi intubasi.
1.4.2. Tujuan Khusus :
1. Mendapatkan mula kerja rokuronium bromida dengan dosis 1 mgkgiv 2. Mendapatkan mula kerja rokuronium bromida dengan dosis 0.6 mgkg iv
4 menit setelah pemberian efedrin 70 µgkg iv
1.5. Manfaat penelitian
Mendapatkan mula kerja rokuronium bromida yang lebih cepat dengan dosis yang lebih sedikit
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ROKURONIUM BROMIDA
Merupakan obat pelumpuh otot golongan non depolarisasi turunan aminosteroidal, dengan efek utamanya pada post junctional dan selektifitas yang tinggi
pada reseptor neuromuscular junction. Obat ini dipublikasikan pada tahun 1988 pada World Congress of Anesthesiology IX di Washington dan diperkenalkan pada praktek
anestesi tahun 1994 di Prancis. Obat golongan ini mencegah depolarisasi dengan jalan bereaksi dengan reseptor
asetilkolin dengan cara : a.
Mencegah asetilkolin berikatan dengan reseptor, jadi mencegah depolarisasi motor end plate
b. Bila konsentrasi relaksan non depolarisasi banyak, molekul relaksan akan masuk
ke terowongan reseptor, menyebabkan blokade channel. c.
Relaksan non depolarisasi bekerja pada presynaptic site, memblok terowongan Na
+
dan mencegah pergerakan asetilkolin dari sintesa site ke release site. Paralisis otot dihasilkan dengan antagonis kompetitif pada reseptor kolinergik
nikotinik otot rangka, potensinya kurang lebih 15-20 vekuronium. Rokuronium tidak menghasilkan blok pada ganglia autonom, mempunyai onset kerja cepat, masa kerja
sedang, pemulihan cepat dan kumulasi minimal, juga mempunyai tendensi yang rendah untuk menghasilkan pelepasan histamin.
3
a. Sifat Fisik dan Kimia
3,7,19
Rokuronium adalah suatu 2-morpholino, 3-desacetyl, 16-allyl-pyrrolidino derivat dari vekuronium, yang berbeda dari vekuronium pada posisi 3 nukleus steroid.
Rumus kimiawinya C
32
H
53
BrN
2
O
4
dengan berat molekul 609.70. Koefisien partisi dalam n-octanolwater adalah 0,5 pada 20
o
C dan memiliki pH 4. Osmolaritas osmol.litre
-1
dan osmolalitas osmol.kg
-1
antara 260 dan 330,6.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik molekuler yang menarik dari rokuronium adalah tidak adanya fragmen mirip asetilkolin yang ditemukan pada nukleus steroid A ring dari
pankuronium dan vekuronium. Fragmen mirip asetilkolin terletak pada D ring yang sesuai untuk bergabung dengan reseptor neuromuscular junction dan umumnya ada
pada obat pelumpuh otot dengan potensi tinggi. Fragmen mirip asetilkolin ini dapat tetap tampak pada struktur rokuronium. Namun penggantian methyl group yang terletak
pada quaternary nitrogen dari pankuronium dan vekuronium, oleh allyl group dan tidak adanya fragmen mirip asetilkolin pada A ring mungkin yang bertanggung jawab pada
penurunan potensi yang tampak pada rokuronium. Penggantian acetate group yang terletak pada A ring oleh hydroxy group, yang mungkin menyebabkan rokuronium
sebagai larutan yang stabil. Digunakan dalam 24 jam setelah pencampuran dan disimpan pada 2-8 derajat
Celcius. Rokuronium dikemas dalam larutan isotonis yang steril dan non pirogen.
b. Interaksi dan Potensi