Golongan Tiazid Diuretik Kuat Loop Diuretics, Ceiling Diuretics Diuretik Hemat Kalium

2.2 Klasifikasi Obat Antihipertensi

Obat-obat antihipertensi yang biasa digunakan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan, antara lain: 16 , 15 , 11 , 9

2.2.1 Diuretik

Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. 11 , 9 Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium diruang interstisial dan didalam sel otot polos pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium. 11

2.2.1.1 Golongan Tiazid

Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan tiazid antara lain hidroklorotiazid, bendroflumetiazid, klorotiazid dan diuretik lain yang memiliki gugus aryl-sulfonamida indapamid dan klortalidon. Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na + dan Cl − meningkat. 15 , 11 Yang termasuk kedalam golongan Tiazid adalah: 1. Hidroklorotiazid HCT, merupakan prototype golongan tiazid dan dianjurkan untuk sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang dan dalam kombinasi dengan berbagai hipertensi lain. 11 Universitas Sumatera Utara 2. Indapamid, memiliki kelebihan karena masih efektif pada pasien gangguan fungsi ginjal, bersifat netral pada metabolisme lemak dan efektif meregresi hipertrofi ventrikel. 11 Sampai sekarang tiazid merupakan obat utama dalam terapi hipertensi. Berbagai penelitian besar membuktikan bahwa diuretik terbukti paling efektif dalam menurunkan risiko kardiovaskular. 11

2.2.1.2 Diuretik Kuat Loop Diuretics, Ceiling Diuretics

Diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat kotransport Na + , K + , Cl − dan menghambat resorpsi air dan elektrolit. Termasuk dalam golongan diuretik kuat antara lain furosemid, bumetanid, dan asam etakrinat. 11 , 9

2.2.1.3 Diuretik Hemat Kalium

Amilorid, triamteren, dan spironolakton merupakan diuretik lemah. Penggunaannya terutama dalam kombinasi dengan diuretik lain untuk mencegah hipokalemia. 11 Efek samping yang sering dijumpai akibat penggunaan obat golongan diuretik ini seperti demam, sakit tenggorokan, rasa lelah, keram otot, dan pusing. Beberapa individu juga mengeluhkan adanya ruam pada kulit, dan detak jantung yang abnormal. Efek samping obat golongan diuretik terhadap rongga mulut sendiri yaitu dapat menyebabkan xerostomia, reaksi likenoid, hilangnya pengecapan dysgeusia, angioedema dan eritema multiforme. 19 17 − Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Penghambat Adrenoreseptor Beta β-blocker