pemeliharaan anak adalah tanggung jawab ayah menurut kemampuannya sampai anak itu dewasa atau mandiri.
Kewajiban orang tua terhadap anak dalam Hukum Adat harus dilihat dari susunan masyarakat kekerabatan yang bersangkutan.
21
Dalam masyarakat dengan susunan kekerabatan yang patrilineal maka tanggung jawab untuk
memelihara anak-anaknya adalah berada di pihak ayah, sedangkan dalam masyarakat dengan susunan kekerabatan matrilineal adalah pihak ibu. Dalam
susunan kekerabatan parental yang mempunyai tanggung jawab untuk memelihara anak-anaknya adalah ayah dan ibunya.
2. Konsepsional
Kerangka konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain, seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk
konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh
suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis”.
22
Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.
23
21
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat, Alumni, Bandung, 1977, hal.140
22
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 397
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
Konsep merupakan salah satu bagian penting dari sebuah teori. Dalam suatu penelitian konsepsi dapat diartikan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak
menjadi suatu yang konkret, yang disebut definisi operational operational definition. Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan
perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirumuskan kerangka konsepsi
sebagai berikut : 1.
Akibat hukum adalah suatu akibat yang ditimbulkan dengan adanya suatu peristiwa atau perbuatan yang dikaitkan dengan ketentuan hukum yang berlaku
dalam ruang lingkup peristiwa atau perbuatan hokum tersebut. 2.
Perkawinan adalah Ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga, rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Pasal 1 UU Perkawinan.
3. Pembatalan perkawinan adalah suatu perbuatan yang menganggap perkawinan
yang telah dilakukan sebagai peristiwa yang tidak sah, atau dianggap tidak pernah ada. Pembatalan perkawinan dapat dilakukan bila para pihak
tidak memenuhi syarat dalam melangsungkan perkawinan Pasal 22 UU Perkawinan.
24
24
http:www.lbh-apik.or.idfac-no.27.htm
Universitas Sumatera Utara
4. Poligami adalah Ikatan perkawinan dalam hal mana suami mengawini lebih
dari satu orang isteri dalam waktu yang sama.
25
5. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan. 6.
Status anak adalah kedudukan dan hubungan secara hukum anak dengan orang tuanya dalam hal ini terhadap anak yang lahir dari perkawinan poligami yang
dibatalkan.
G. Metode Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian