UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.1 KLT ekstrak kultur medium YSB dan Actino 1 dengan fase
gerak diklormetan : metanol 10:1 Keterangan:
No No
4.2 Skrining Aktinomisetes Penghasil Antibakteri
Skrining dilakukan untuk menentukan dan memilih isolat Aktinomisetes yang mempunyai aktivitas antibakteri. Skrining dilakukan dengan uji
penghambatan terhadap bakteri uji menggunakan metode bioautografi. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus yang merupakan Gram positif dan
Escherichia coli yang termasuk Gram negatif yang diidentifikasi dengan pewarnaan Gram. Dari hasil pewarnaan menunjukkan bahwa bakteri uji yang
digunakan merupakan bakteri Gram positif dan negatif yang ditunjukkan dengan warna ungu pada bakteri Staphylococcus aureus dan merah pada pewarnaan Gram
bakteri Escherichia coli Lampiran 7. 1.
Ekstrak isolat InaCC A63 9. Ekstrak isolat InaCC A83
2. Ekstrak isolat InaCC A64
10. Ekstrak isolat InaCC A85 3.
Ekstrak isolat InaCC A67 11. Ekstrak isolat InaCC A89
4. Ekstrak isolat InaCC A72
12. Ekstrak isolat InaCC A94 5.
Ekstrak isolat InaCC A74 13. Ekstrak isolat InaCC A0112
6. Ekstrak isolat InaCC A75
14. Ekstrak isolat InaCC A0114 7.
Ekstrak isolat InaCC A78 15. Ekstrak isolat InaCC A0116
8. Ekstrak isolat InaCC A82
16 Ekstrak medium YSBActino 1 Keterangan:
Ekstrak kultur
medium actino 1 dilihat pada panjang
gelombang 366 nm
Keterangan: Ekstrak kultur medium YSB
dengan penampak
bercak serium sulfat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri ditunjukkan dengan terbentuknya daerah tidak berwarna atau bening diantara latar belakang ungu pada
plat setelah disemprot dengan larutan INT sebagai indikator. Hal ini disebabkan karena terbentuknya pewarna formazan berwarna ungu yang dikarenakan adanya
transfer elektron dari NADH ke iodonitrotetrazolium INT pada bakteri yang aktif Angeh, 2006.
Dari 15 isolat yang sudah dikultivasi pada medium YSB Yeast Starch Broth terdapat 4 isolat yang mampu menghambat Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli, 4 isolat tersebut yaitu InaCC A64, InaCC A67, InaCC A75 dan InaCC A89 dengan diameter zona penghambatan bakteri Staphylococcus aureus
berturut – turut yaitu 0,6 cm, 0,8 cm, 0,4 cm dan 0,5 cm, sedangkan diameter
penghambatan bakteri Escherichia coli pada isolat InaCC A64, InaCC A75 dan InaCC A89 mempunyai diameter 0,7 cm dan A67 mempunyai diameter 0,9 cm.
Sedangkan 15 isolat yang telah dikultivasi pada medium Actino 1 terdapat 4 isolat juga yang mampu menghambat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli,
keempat isolat tersebut antara lain InaCC A67, InaCC A75, InaCC A89 dan InaCC A94 dengan diameter zona penghambatan bakteri Staphylococcus aureus
berturut – turut 0,9 cm, 0,9 cm, 0,6 cm dan 0,9 cm. Pada penghambatan bakteri
Escherichia coli mempunyai diameter 0,9 cm pada InaCC A67 dan InaCC A75, 0,7 cm pada InaCC A89 dan 1 cm pada InaCC A94. Berdasarkan zona hambat
yang terbentuk dari hasil kultivasi medium YSB, InaCC A67 menunjukkan isolat yang paling besar dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli, tetapi dalam menghambat Staphylococcus aureus lebih besar dari pada penghambatan terhadap Escherichia coli. Sedangkan hasil kultivasi
medium Actino 1 menunjukkan isolat InaCC A67, InaCC A75 dan InaCC A94 mempunyai zona hambat yang sama besar. Tetapi dari keempat isolat yang
menunjukkan adanya penghambatan bakteri, diameter penghambatan tersebut tidak lebih besar dari diameter penghambatan antibiotik komersial yakni
kloramfenikol yang mempunyai diameter penghambatan bakteri Staphylococcus aureus 2,5 cm pada plat yang ditotolkan sebanyak 5 µL dan 3,2 cm dengan
penotolan 10 µL. Sedangkan pada penghambatan bakteri Escherichia coli diameter yang terbentuk pada penotolan 5 µL dan 10 µL yaitu 2,8 cm dan 3,3 cm.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c d
e f
Gambar 4.2 Hasil skrining antibakteri dari ekstrak hasil kultivasi dengan metode
bioautografi a hasil kultivasi medium YSB dengan bakteri uji S.aureus, b hasil kultivasi medium YSB dengan bakteri uji E.coli,
c hasil kultivasi medium Actino 1 dengan bakteri uji S.aureus, d hasil kultivasi medium Actino 1 dengan bakteri uji E.coli, e
kloramfenikol dengan bakteri uji S.aureus, f kloramfenikol dengan bakteri uji E.coli.
Keterangan: 1
Ekstrak isolat InaCC A63 9. Ekstrak isolat InaCC A83
2. Ekstrak isolat InaCC A64
10. Ekstrak isolat InaCC A85 3.
Ekstrak isolat InaCC A67 11. Ekstrak isolat InaCC A89
4. Ekstrak isolat InaCC A72
12. Ekstrak isolat InaCC A94 5.
Ekstrak isolat InaCC A74 13. Ekstrak isolat InaCC A0112
6. Ekstrak isolat InaCC A75
14. Ekstrak isolat InaCC A0114 7.
Ekstrak isolat InaCC A78 15. Ekstrak isolat InaCC A0116
8. Ekstrak isolat InaCC A82
16 Ekstrak medium YSBActino 1 No
No
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Hasil skrining antibakteri metode bioautografi
No Ekstrak isolat
Diameter hambat cm YSB
Actino 1 SA
EC SA
EC 1
InaCC A63 NA
NA NA
NA 2
InaCC A64 0,6
0,7 NA
NA 3
InaCC A67 0,8
0,9 0,9
0,9 4
InaCC A72 NA
NA NA
NA 5
InaCC A74 NA
NA NA
NA 6
InaCC A75 0,4
0,7 0,9
0,9 7
InaCC A78 NA
NA NA
NA 8
InaCC A82 NA
NA NA
NA 9
InaCC A83 NA
NA NA
NA 10
InaCC A85 NA
NA NA
NA 11
InaCC A89 0,5
0,7 0,6
0,7 12
InaCC A94 NA
NA 0,9
1 13
InaCC A0112 NA
NA NA
NA 14
InaCC A0114 NA
NA NA
NA 15
InaCC A0116 NA
NA NA
NA 16
- NA
NA NA
NA
SA = Staphylococcus aureus ; EC = Escherichia coli ; NA = Non Aktif
Pada hasil bioautografi menunjukkan bahwa kultivasi isolat Aktinomisetes pada 2 medium berbeda mempunyai aktivitas penghambatan bakteri uji yang tidak
sama. Isolat InaCC A64 yang dikultivasi pada medium YSB mempunyai aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada kultivasi medium
Actino 1 tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Sebaliknya isolat InaCC A94 mampu menghambat pertumbuhan bakteri ketika dikultivasi pada
medium Actino 1. Sebanyak 5 isolat yang menunjukan aktivitas dalam menghambat
pertumbuhan bakteri selanjutnya dilakukan bioautografi elusi yang bertujuan untuk mengetahui spot yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Bioautografi
elusi dilakukan menggunakan plat KLT dengan fase gerak diklorometan : metanol 10:1, yang selanjutnya pola yang terbentuk diamati dibawah lampu UV dengan
panjang gelombang 254 dan 366 nm. Bioautografi elusi ditunjukkan pada Gambar 4.3.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
c
d e f
g h
i Keterangan
a KLT ekstrak kultur medium YSB pada UV 254 nm b KLT ekstrak kultur medium YSB pada UV 366 nm
c Bioautografi ekstrak kultur medium YSB degan bakteri uji S.aureus
Keterangan d KLT ekstrak kultur medium YSB pada UV 254 nm
e KLT ekstrak kultur medium YSB pada UV 366 nm f Bioautografi ekstrak kultur medium YSB degan bakteri uji E.coli
Keterangan g KLT ekstrak kultur medium Actino 1 pada UV 254 nm
h KLT ekstrak kultur medium Actino 1 pada UV 366 nm i Bioautografi ekstrak kultur medium Actino 1 degan bakteri uji S.aureus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
j k
l
Gambar 4.3 Hasil Bioautografi elusi menggunakan fase gerak diklorometan :
metanol 10:1.
Keterangan :
Berdasarkan zona hambat yang terbentuk dari isolat InaCC A75 ekstrak no 6 yang dikultivasi pada medium Actino 1 mempunyai daerah
penghambatan bakteri sama besar dengan InaCC A67 dan InaCC A94, namun berdasarkan pola pemisahan metabolit yang dihasilkan pada KLT menunjukkan
bahwa isolat InaCC A75 mempunyai pola bercak yang mudah dipisahkan bila dibandingkan dengan ekstrak dari isolat lain. Sehingga isolat InaCC A75 yang
mempunyai aktiitas sebagai antibakteri dilakukan scaling up yang selanjutnya akan dilakukan isolasi untuk mendapatkan senyawa aktif tersebut.
4.3 Scaling Up Isolat InaCC A75 dalam Medium Actino 1