Scaling Up Isolat InaCC A75 dalam Medium Actino 1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta j k l Gambar 4.3 Hasil Bioautografi elusi menggunakan fase gerak diklorometan : metanol 10:1. Keterangan : Berdasarkan zona hambat yang terbentuk dari isolat InaCC A75 ekstrak no 6 yang dikultivasi pada medium Actino 1 mempunyai daerah penghambatan bakteri sama besar dengan InaCC A67 dan InaCC A94, namun berdasarkan pola pemisahan metabolit yang dihasilkan pada KLT menunjukkan bahwa isolat InaCC A75 mempunyai pola bercak yang mudah dipisahkan bila dibandingkan dengan ekstrak dari isolat lain. Sehingga isolat InaCC A75 yang mempunyai aktiitas sebagai antibakteri dilakukan scaling up yang selanjutnya akan dilakukan isolasi untuk mendapatkan senyawa aktif tersebut.

4.3 Scaling Up Isolat InaCC A75 dalam Medium Actino 1

Isolat InaCC A75 ini diteliti lebih lanjut dengan dikultivasi dalam medium Actino 1 yang mampu menghasilkan metabolit sekunder yang mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Scaling up dilakukan sebanyak 2 liter yang terbagi dalam 10 erlenmeyer 500 mL dan diinkubasi pada Keterangan j KLT ekstrak kultur medium Actino 1 pada UV 254 nm k KLT ekstrak kultur medium Actino 1 pada UV 366 nm l Bioautografi ekstrak kultur medium Actino 1 degan bakteri uji E.coli No 2. Ekstrak isolat InaCC A64 11. Ekstrak isolat InaCC A89 3. Ekstrak isolat InaCC A67 12. Ekstrak isolat InaCC A94 6. Ekstrak isolat InaCC A75 No UIN Syarif Hidayatullah Jakarta shaker incubator dengan kekuatan 130 rpm selama 2 minggu, diharapkan dengan volume kultivasi yang diperbesar dan waktu inkubasi yang diperpanjang mampu menghasilkan metabolit sekunder lebih maksimal. Berat ekstrak etil asetat InaCC A75 yang didapat sebanyak 146,3 mg berwarna coklat kehijauan dengan aroma tanah yang menyengat. Ekstrak etil asetat InaCC A75 selanjutnya dilihat pola kromatografi lapis tipis dengan menggunakan fase gerak diklorometan : metanol 10 : 1. Setelah dilakukan uji KLT, diperoleh dua spot yang menunjukkan nilai Rf yang sama bila dibandingkan dengan uji bioautografi elusi yang masing – masing memiliki nilai Rf 0,41 dengan warna kuning dan spot berwarna ungu dengan Rf 0,37. Pola KLT ditunjukkan pada Gambar 4.4. a b c Gambar 4.4 Hasil KLT ekstrak A75 dengan fase gerak diklorometan : metanol 10:1 dengan penampak bercak a UV 254 nm, b UV 366 nm, c penampak bercak serium sulfat Optimasi dilakukan untuk mencari fase gerak yang tepat, yang akan digunakan dalam isolasi ekstrak InaCC A75 untuk mendapatkan spot kuning dan ungu yang aktif sebagai antibakteri. Optimasi yang dilakukan menggunakan KLT dengan fase gerak kloroform : etanol 10:1, kloroform : metanol 15:1, dan heksan : etil asetat 1:1. Berdasarkan hasil optimasi, dipilih fase gerak kloroform : etanol 10:1 yang digunakan untuk melakukan pemisahan dengan kromatografi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kolom, karena spot senyawa yang berwarna kuning terlihat memisah dengan spot lainnya tetapi masih menempel dengan spot yang berwarna ungu, tetapi lebih baik bila dibandingkan dengan fase gerak yang lain, pada eluen kloroform : metanol spot terlihat menumpuk, sedangkan pada eluen heksan : etil asetat spot target tidak dapat terelusi.

4.4 Isolasi dan Pemurnian Senyawa Aktif Ekstrak InaCC A 75