Latar Belakang Bapak Liasta Ginting, S.E, M.Si selaku dosen pembaca penilai saya yang

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, banyak bermunculan berbagai jenis usaha baru dengan persaingan yang semakin ketat. Hal ini membuat setiap perusahaan harus memutar otak untuk bisa bertahan dan bersaing dalam dunia usaha. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan perubahan zaman, setiap perusahaan harus mampu memanfaatkan segala peluang yang ada, agar usaha mereka bisa tetap bertahan dan semakin berkembang. Jika mereka tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada, maka dapat dipastikan mereka akan tertinggal dan harus gugur dari dunia persaingan usaha yang sengit ini. Hal ini jelas berpengaruh terhadap lingkungan pemasaran itu sendiri. Persaingan yang semakin ketat juga menuntut perusahaan untuk mengubah strategi pemasarannya. Strategi pemasaran yang dilakukan haruslah sesuai dengan kondisi saat ini yang melingkupi dunia pemasaran. Perusahaan juga harus mampu menanggapi tuntutan konsumen yang terus berubah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan semakin berkembangnya lingkungan pemasaran tersebut, akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di dalam diri konsumen. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha, karena perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang, khususnya pemasaran yang selalu membutuhkan pemikiran segar tentang cara beroperasi dan bersaing dalam perekonomian baru. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam 1 Universitas Sumatera Utara 2 menghadapi pesaing. Karena pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Sala h satu defenisi yang baik dan singka t dari pemasaran adalah “ memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan Kotler dan Keller 2009:5. Kopi merupakan salah satu minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad silam. Sampai saat ini kopi merupakan salah satu komoditas minuman yang paling akrab di berbagai lapisan. Konsumsinya yang meluas diberbagai kalangan membuat kopi menarik untuk diteliti. Sebagian orang mengkonsumsi kopi sebagai minuman kegemaran, sedangkan sebagian lagi tidak mengkonsumsi kopi karena khawatir akan efeknya bagi kesehatan. Tabel 1.1 Konsumsi Kopi Indonesia No Tahun Jumlah penduduk jiwa Kebutuhan kopi kilogram Konsumsi Kopi Kgkapitatahun 1 2 3 4 5 6 7 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 237,000,000 241,000,000 245,000,000 249,000,000 253,000,000 257,000,000 260,000,000 190,000,000 210,000,000 230,000,000 250,000,000 260,000,000 280,000,000 300,000,000 0.80 0.87 0.94 1.00 1.03 1.09 1.15 Sumber : www.aeki-aice.orgpagekonsumsi-kopi-domestikid Pada Tabel 1.2 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah konsumsi kopi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini membuat para produsen pembuat kopi saling berlomba untuk membuat produk kopi dengan citra rasa yang enak, melakukan inovasi terhadap produk kopi serta bersaing dalam menawarkan harga yang murah. Saat ini, terdapat banyak merek kopi yang bermunculan dengan Universitas Sumatera Utara 3 jenis, rasa dan harga yang berbeda sehingga membuat para konsumen punya banyak pilihan. Dengan banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk membuat produk dengan citra rasa yang enak dan harga yang murah. Hal tersebut dilakukan agar bisa meraih hati para konsumen untuk membeli produknya. Menurut data statistik dari International Koffee Organization pada tahun 2000-2010, konsumsi kopi dunia terus meningkat sebesar 3-4 setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri konsumsi masyarakat Indonesia akan kopi meningkat pesat sebesar 98 dalam 10 tahun terakhir. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis kopi instan dituntut untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang diinginkan pelanggan. Berdasarkan polling yang dilakukan oleh ilovecoffee, bahwa hanya 32,8 responden wanita yang mengkonsumsi kopi, sedangkan untuk pria 68,2 responden pria mengkonsumsi kopi setiap harinya. Pria rata-rata mengkonsumsi kopi sebanyak 2,4 cangkir setiap harinya, sedangkan wanita hanya 1.9 cangkir. Setiap pelaku bisnis kopi instan ini dituntut untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa persaingan kopi instan sangat ketat, hal ini menuntut kreatifitas dari pada pebisnis kopi instan yang menggeluti bidang usaha ini. Strategi yang diterapkan produsen kopi instan tidak lagi hanya berada Universitas Sumatera Utara 4 diseputar kualitas kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi dan harga. Faktor lain yang sangat penting adalah atribut produk. Atribut produk terdiri dari merek dan kemasan menjadi unsur penting untuk diperhatikan, karena atribut produk biasanya dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian sebuah produk, dalam melakukan pembelian konsumen akan bereaksi terhadap produk dengan segala atribut yang melekat di dalamnya. Menurut Stanton dalam Santosa 2012:44, produk dapat dirumuskan sebagai sekumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat dan memikirkan berbagai atribut produk yang menarik, agar konsumen lebih tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk mereka. Tingginya tingkat permintaan terhadap produk kopi putih dan meningkatnya pengetahuan konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu produk yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kopi putih berlomba-lomba dalam meningkatkan dan memperbaiki merek dari produknya. Keberadaan merek memiliki sifat yang khas dan sifat yang khas inilah yang membedakan produk yang satu dengan produk lainnya. Persaingan bisnis kopi instan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada. Berikut ini merupakan Top Brand Award dari produk Whitte Koffie di Indonesia tahun 2014-2015 : Universitas Sumatera Utara 5 Tabel 1.2 Top Brand Award White Koffie Merek Tahun 2014 Tahun 2015 Luwak White Coffie 74,4 72,5 Kopiko White Coffie 7,1 10,5 Kapal Api White Coffie 6,5 8,3 Top White Coffie 5,2 3,1 ABC White Coffie 4,2 3,0 Sumber : www.topbrand-award.com Dari Tabel 1.2, dapat dijelaskan bahwa selama dua tahun produk dari Luwak White Koffie mengungguli produk White Koffie dari pesaing dalam hal merek. Namun, terjadi penurunan pada tahun 2015 dari produk Luwak White Koffie. Sedangkan, produk dari dua perusahaan White Koffie yang lain mengalami peningkatan. Meskipun begitu produk Luwak White Koffie tetap mengungguli produk dari pesaingnya dalam hal merek. Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan produknya, perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih produk yang baik dan aman. Dan konsumen saat ini tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan, akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan. Dengan semakin banyaknya jenis dan merek yang beredar di pasaran, konsumen akan semakin jeli dan kritis dalam memilih produk yang ada dan konsumen akan menggunakan produk yang menurut persepsi mereka baik. Seiring berkembangnya waktu, kegunaan dari kemasan semakin berkembang. Kegunaan kemasan sebagai pelindung dan pembungkus suatu produk berubah Universitas Sumatera Utara 6 menjadi posisi penting dalam memasarkan suatu produk. Selain sebagai pengemas produk, kemasan juga merupakan penampilan pertama dari citra pemasaran suatu produk. Kemasan harus menyampaikan informasi atau pesan yang jelas dan singkat serta menggiurkan untuk dapat meraih perhatian konsumen dan akhirnya membuat konsumen tetarik dalam memutuskan pembelian. Menurut Shimp 2000:308, suatu kemasan mengkomunikasikan makan tentang merek melalui beragam simbolik yaitu, warna, desain, bentuk, ukuran, material dan fisik. Kemasan sangat penting sebagai alat untuk mengkomunikasikan produk atau merek dan dapat membuat konsumen tertarik ketika berada di tempat belanja karena kebanyakan konsumen membeli suatu produk lebih tertarik pada warna dan bentuk kemasan. Dengan tujuan akhir yang diharapkan dari kemasan adalah membuat konsumen membeli dan membeli kembali. Selain atribut produk, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah sikap konsumen yang merupakan salah satu konsep yang paling penting digunakan pemasar untuk memahami konsumen Nugroho 2010: 139. Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang disukainya tersebut. Sebaliknya, jika konsumen bersikap negatif terhadap suatu produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk tersebut sebagai pilihan pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan ketidaksukaanya tersebut kepada teman, kerabat atau tetangga. Universitas Sumatera Utara 7 Kotler 2008:191 secara umum menyatakan, banyak hal yang mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tingkat keterlibatan konsumen yang tinggi di pihak konsumen berdasarkan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespons rangsangan pemasaran. Untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, setiap perusahaan harus berusaha untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar mampu bertahan dan sekaligus mampu memenangkan persaingan dengan produk sejenis yang dimiliki oleh pesaing. Hal inilah yang dilakukan oleh perusahaan PT.Java Prima Abadi dengan produk luwak White Koffee dalam menghadapi ketatnya persaingan yang datang dari para pesaingnya. Baik yang datang dari pesaing lama maupun pesaing baru yang dapat mengancam pertumbuhan pangsa pasar produk mereka. Luwak White Koffie menjadi tren di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk memberikan stimulasi, menambah energi dan menghilangkan kantuk saat menjelang ujian. Bagi sebagian pecinta kopi Luwak White Koffie, menikmati secangkir kopi mungkin hal yang biasa dilakukan di waktu senggang dan bisa dilakukan di manapun. Produk Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini dapat dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal – hal yang dapat mengganggu kesehatan dan juga karena proses produksinya yang bersifat natural dengan memanfaatkan sistem pencernaan Luwak maka secara tidak langsung kita telah menjaga kelestarian habitat luwak dan ekosistem di sekitarnya. Pengembangan metode produksi dengan penangkaran Luwak juga secara tidak langsung ikut melestarikan Luwak dan menjaganya dari kepunahan. Universitas Sumatera Utara 8 Luwak White Koffie juga mempunyai khasiat, dapat dinikmati oleh penderita penyakit magh yang merupakan salah satu hal yang dihindari oleh penderita maag untuk meminum kopi. Kopi ini memberikan hal yang baru untuk seseorang yang sedang melakukan diet dapat meminum kopi tanpa memikirkan kadar gula yang tinggi. Sehingga kopi ini digunakan untuk membuktikan apakah kopi ini benar benar aman untuk penderita magh dan seseorang yang sedang berdiet. Seiring dengan perkembangan kopi putih yang sedang menjadi trend saat ini membuat produsen2 kopi lain berlomba-lomba untuk menciptakan produk kopi putih. Berikut ini merupakan daftar perusahaan yang memproduksi kopi putih White Coffie di Indonesia : Tabel 1.3 Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih White Koffee No Nama Perusahaan Brand Merek 1 PT.Java Prima Abadi Kopi Luwak White Koffie 2 PT.Santos Jaya Abadi ABC White Coffee 3 PT.Mayora Kopiko White Cofeee 4 PT.Santos Jaya Abadi Kapal Api Grande White Coffee Sumber: www.kopiluwak.org2014 Sebagai pelopor kopi putih pertama di Indonesia yang saat ini telah memiliki beberapa saingan baru, maka diperlukan suatu strategi untuk mempertahankan konsumen. Seiring dengan bertambahnya saingan produk kopi putih, maka pilihan terhadap produk kopi putih semakin banyak dan akan mempengaruhi keputusan pembelian. Universitas Sumatera Utara 9 Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

1 71 120

Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 44 117

PENGARUH IKLAN DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PRODUK POCARI SWEAT PADA WARUNG NETRAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

0 1 22

Sikap Mahasiswa Terhadap Tayangan Iklan Luwak White Koffie.

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Produk - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 1 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 2 11

Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 0 10

II. Petunjuk Pengisian - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Experiential Marketing,Perceived Quality Dan Advertising Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10