perilaku konsumsi masyarakat muslim yang meliputi perilaku konsumsi makan, pendidikan, kesehatan, zakat dan sedekahinfak .
Bab V ,
Supaya kita lebih memahaminya lagi maka penulis akan mengakhiri penulisan skripsi ini dengan kesimpulan yang bertujuan untuk meng-
caver isi dari pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan
sebelumnya serta diikuti saran-saran penulis agar penulisan ini dapat dilakukan lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang. Dan
lembar akhir dari halaman skripsi ini penulis cantumkan daftar pustaka.
BAB II KONSEPTUALISASI KONSUMSI
DAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI BLT A.
Pengertian, Tujuan dan Prinsip Konsumsi Islam
1. Pengertian dan Tujuan Konsumsi Islam
Dalam sistem perekonomian, konsumsi memainkan peranan penting. Adanya konsumsi akan mendorong terjadinya produksi dan distribusi. Dengan
demikian akan menggerakan roda perekonomian. Menurut bahasa konsumsi berarti pemakaian barang sehari-hari.
1
Dalam kamus lain konsumsi berarti pemakaian barang-barang industri.
2
Menurut istilah konsumsi berarti setiap kegiatan menghabiskan kegunaan barang atau menghabiskan barang atau jasa untuk
kelangsungan hidup.
3
Dalam kamus ekonomi konsumsi berarti penggunaan akhir barang-barang atau jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia atau digunakannya
jasa-jasa atau benda-benda material untuk memenuhi keinginan manusia.
4
Jadi konsumsi merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan manusia berupa pemakaian
barang atau jasa guna mempertahankan kelangsungan hidup.
1
Kamiso dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis, Jakarta : Shapta Artha Jaya,t.th, h.94
2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1990, cet. Ke-3, h. 95
3
E. Syarif Nurdin dan Dina Budhi Agustina, Pengantar Ekonomi I, Bandung : Armico, : 1988, h. 58
4
Winardi, Kamus Ekonomi Inggris-Indonesia, Bandung : Alumni,1986, h.127
15
16
Konsumsi dalam Islam tidak saja ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan diri sesorang atau untuk memenuhi kebutuhan keluarga semata, melainkan juga
diharapkan bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya. Oleh sebab itu, konsumsi Islam bukan hanya sekedar pemenuhan hasrat jasmani dan kebutuhan fisik
saja, tetapi termasuk didalamnya proses sosial dengan mengeluarkan harta dijalan Allah berupa penyisihan sebagian harta yang dimiliki melalui distribusi zakat ataupun
infak. Dari sudut ekonomi konsumsi memberikan beberapa manfaat yaitu langsung
dan tidak langsung. Manfaat langsung berarti manusia dapat merasakan kegunaan secara langsung dari barang atau jasa yang dikonsumsinya. Sedangkan tidak langsung
berarti terciptanya pemerataan ekonomi rakyat melalui zakat atau infak yang dialokasikan kepada mereka yang berhak menerimanya. Sehingga meningkatkan
tingkat konsumsi masyarakat yang berdampak pula pada peningkatan produksi. Dengan itu semua terjadilah penyerapan tenaga kerja yang berkahir pada
kesejahteraan umat dan kesejahteraan bangsa. Jadi secara umum konsumsi dalam Islam bertujuan agar harta yang ada tidak hanya berputar atau menjadi konsumsi
sebagian kelompok atau individu, namun harus berputar dan berpengaruh ke seluruh lapisan masyarakat agar tercipta pemerataan ekonomi dan mencegah kesenjangan
sosial dimasyarakat. 2.
Prinsip-prinsip Konsumsi Islam Ekonomi Islam sebagai ekonomi ketuhanan mempunyai beberapa tujuan agar
manusia senantiasa dapat menjalankan aktivitas ekonomi yang mengarah pada