16 5.
Anggaran Eksekutif dan Anggaran Legislatif Anggaran eksekutif adalah anggaran yang disusun oleh lembaga eksekutif,
dalam hal ini pemerintah, sedangkan anggaran legislatif adalah anggaran yang disusun oleh lembaga legislatif tanpa keterlibatan pihak eksekutif.
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas. Anggaran perusahaan terdiri dari berbagai macam jenis yang mempunyai
kegunaan masing-masing. Agar tidak terkecoh oleh beragam jenis anggaran perusahaan, maka setiap individu di dalam suatu perusahaan atau instansi dituntut
untuk mengetahui bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan dalam penggunaan anggaran.
2.1.1.4 Prinsip-Prinsip Penyusunan Anggaran
Ketentuan penyusunan anggaran juga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran di sektor publik, yaitu pada pemerintah daerah. Anggaran yang disusun
pada pemerintah daerah adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah, merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD serta ditetapkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.302007 tentang ”Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008”. Dalam proses penyusunan APBD, dijelaskan bahwa prinsip-pinsip penyusunan anggaran adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
17 a.
Partisipasi Masyarakat Proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan
partisipasi masyarakat sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.
b. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran
APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat, meliputi tujuan, sasaran, sumber
pendanaan pada setiap jenis belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang
dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk
mencapai hasil yang ditetapkan. c.
Disiplin Anggaran Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian
tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kredit
anggarannya dalam APBDPerubahan APBD. d.
Keadilan Anggaran Dalam mengalokasikan belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan
dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
18 e.
Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran, dalam perencanaan
anggaran perlu memperhatikan; tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai, penetapan prioritas kegiatan, dan
penghitungan beban kerja, serta penetapan harga satuan yang rasional. f.
Taat azas APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum, lebih diarahkan
agar mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan dan kepentingan publik.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa setidaknya ada enam aspek yang perlu diperhatikan dalam hal penyusunan anggaran, yaitu partisipasi
masyarakat, transparansi dan akuntabilitas anggaran, disiplin anggaran, keadilan keanggaran, efisiensi dan efektivitas anggaran, dan juga taat azas.
2.1.1.5 Mekanisme Penyusunan Anggaran