Akuntabilitas dalam Pelaporan Keuangan Sifat Akuntabilitas Pemerintah

25 Akuntabilitas publik mengandung makna bahwa hasil dari suatu entitas, baik dalam bentuk fungsinya, program, dan kegiatan, maupun kebijakan suatu lembaga publik harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat public disclosure, dan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dimaksud tanpa hambatan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas berhubungan dengan kewajiban dari institusi pemerintahan maupun para aparat yang bekerja di dalamnya untuk membuat kebijakan maupun melakukan aksi yang sesuai dengan nilai yang berlaku.

2.1.4.2 Akuntabilitas dalam Pelaporan Keuangan

Menurut Sadjiarto 2000:143, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada publik dalam bentuk penyajian informasi keuangan organisasi. Pelaporan keuangan pemerintah pada umumnya hanya menekankan pada pertanggungjawaban apakah sumber dana yang diperoleh sudah digunakan sesuai dengan anggaran atau perundang- undangan yang berlaku, dan apakah penggunaan dana telah sesuai dengan prinsip- prinsip pengelolaan sebagaimana termuat dalam prinsip tata kelola pemerintaha n yang baik.

2.1.4.3 Sifat Akuntabilitas Pemerintah

Menurut Mardiasmo 2002:21, laporan keuangan pemerintah dapat dipakai untuk menilai akuntabilitas pemerintah. Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas pemerintah dapat dipandang dari Universitas Sumatera Utara 26 berbagai perspektif. Dari perspektif akuntansi, American Accounting Association 1970 dalam Sadjiarto 2000:140 menyatakan bahwa akuntabilitas sebagai suatu entitas pemerintahan dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu akuntabilitas terhadap: a. Sumber daya finansial b. Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan administratif c. Efisiensi dan ekonomisnya suatu kegiatan d. Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin dalam pencapaian tujuan, manfaat, dan efektivitas. Sedangkan dari perspektif fungsional, akuntabilitas dilihat sebagai suatu tingkatan dengan lima tahap yang berbeda yang diawali dari tahap yang lebih banyak membutuhkan ukuran-ukuran obyektif legal compliance ke tahap yang membutuhkan lebih banyak ukuran-ukuran subyektif. Tahap-tahap tersebut adalah: a. Probity and legality accountability Hal ini menyangkut pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang telah disetujui dan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku compliance. b. Process accountability Dalam hal ini digunakan proses, prosedur, atau ukuran-ukuran dalam melaksanakan kegiatan yang ditentukan planning, allocating, and managing . c. Performance accountability Pada tahap ini, dilihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah efisien dan ekonomis efficient and economy. Universitas Sumatera Utara 27 d. Program accountability Pada tahap ini, akan disoroti penetapan dan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tersebut outcomes and effectiveness. e. Policy accountability Pada tahap ini, dilakukan pemilihan berbagai kebijakan yang akan diterapkan atau tidak value. Dari perspektif sistem akuntabilitas, American Accounting Association 1970 dalam Sadjiarto 2000:141 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa karakteristik pokok sistem akuntabilitas, yaitu: a. Berfokus pada hasil outcomes b. Menggunakan beberapa indikator yang telah dipilih untuk mengukur kinerja c. Menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas suatu program atau kebijakan d. Menghasilkan data secara konsisten dari waktu ke waktu e. Melaporkan hasil outcomes dan mempublikasikannya secara teratur Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa konsep akuntabilitas publik didasari pada persepsi atau pemikiran bahwa rakyat tidak hanya berhak mengetahui pada pelaporan pertanggungjawaban keuangan saja, tetapi juga non- keuangan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan akuntabilitas kerja. Dengan terwujudnya akuntabilitas kerja, diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi akuntabilitas menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap penyelenggaraan kepemerintahan dalam mempertanggungjawabkan amanah yang diterima sesuai dengan prinsip demokrasi. Universitas Sumatera Utara 28 2.1.5 Pengendalian Akuntansi 2.1.5.1 Pengertian Pengendalian Akuntansi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial di Bappeda Provinsi Sumatera Utara

6 93 116

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH

1 4 109

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

2 30 142

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 8

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 3 47

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA).

1 5 22

ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 11

KUESIONER PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA

0 1 14