Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

67 yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai Tolerance 0,1 dan VIF 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya Ghozali, 2006:95. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Partisipasi Penyusunan Anggaran ,673 1,486 Kejelasan Sasaran Anggaran ,661 1,512 Akuntabilitas Publik ,666 1,501 Pengendalian Akuntansi ,659 1,517 Sumber: Data Primer, diolah 2015. Universitas Sumatera Utara 68 Pada tabel 4.6 di atas terlihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF di atas 10 dan tidak ada juga yang mempunyai nilai Tolerance kurang dari 0,1. Dengan demikian, dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel independen X 1 , X 2 , X 3 , dan X 4 terhadap variabel terikat Y. Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian menggunakan uji heteroskedastisitas. Deteksi terhadap masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Studentized Residual . Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan grafik Scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data membentuk pola yang sedikit jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil ini dipertegas dengan uji statistik berupa uji Glejser. Hasil uji yang ditampilkan pada tabel 4.7 di bawah ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi beberapa variabel independen di atas dengan tingkat kepercayaan 0,05, tetapi ada pula yang di bawah tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini, variasi data heterogen terjadi akibat perbedaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,619 1,293 -,479 ,636 Partisipasi Penyusunan Anggaran ,847 ,187 ,676 4,536 ,000 Kejelasan Sasaran Anggaran ,414 ,292 ,213 1,415 ,169 Akuntabilitas Publik ,158 ,206 ,115 ,766 ,451 Pengendalian Akuntansi -,170 ,355 -,072 -,478 ,637 Sumber: Data Primer, diolah 2015. Berdasarkan tabel 4.7 di atas, perhitungan menggunakan uji Glejser terlihat nilai signifikansi variabel-variabel bebas, antara lain kejelasan sasaran anggaran 0,169, akuntabilitas publik 0,451, dan pengendalian akuntansi 0,637 berada di atas 0,05. Namun, berbeda dengan variabel partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,000 berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa data tidak terbebas dari heteroskedastisitas.

4.5 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial di Bappeda Provinsi Sumatera Utara

6 93 116

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAERAH

1 4 109

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

2 30 142

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENDAHULUAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 2 8

PENUTUP PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 3 47

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA).

1 5 22

ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 11

KUESIONER PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA

0 1 14