Afiks Jenis Afiks ANALISIS PROSES MORFOLOGI

24 masak „masak‟ Konsep morfem bebas sama dengan morfem dasar, karena kata tersebut di atas tidak dapat diuraikan lagi atas unsur yang lebih kecil.

4.1.2 Morfem Terikat

Morfem terikat adalah morfem yang berupa bentuk terikat, yaitu bentuk dalam ucapannya biasanya sebagai bentuk lepas tidak dapat berdiri sendiri selalu terikat pada bentuk lain. Contoh: m- + bace mbace „membaca‟ n- + cabot ncabot „mencabut‟ ng- + adok ngadok „mengaduk‟ ny- + sapu nyapu „menyapu‟ Bentuk m-, n-, ng dan ny- pada contoh di atas disebut sebagai morfem terikat. Contoh di atas disebut morfem terikat karena bentuk-bentuk tersebut tidak mampu berdiri sendiri dan dalam penggunaannya morfem terikat harus selalu melekat pada morfem bebas. Morfem terikat dapat melekat di awal prefiks, di tengah infiks, di akhir sufiks dan melekat satu persatu di awal maupun di akhir simulfiks. Morefm terikat ini sering juga disebut dengan afiks imbuhan.

4.2 Afiks

Menurut Ramlan 1983:48 afiks adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan pokok kata yang memiliki Universitas Sumatera Utara 25 kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Pada pembahasan ini penulis hanya akan membahas prefiks awalan, sufiks akhiran dan simulfiks imbuhan gabung yang terdapat pada bahasa Melayu Tamiang.

4.3 Jenis Afiks

Seperti yang telah penulis kemukakan sebelumnya, penulis hanya akan membahas tiga jenis afiks pada bahasa Melayu Tamiang. Adapun ketiga jenis afiks tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prefiks Prefiks adalah afiks yang melekat di awal pada kata dasar. Prefiks yang akan penulis anlisis pada bahasa Melayu Tamiang adalah me-, be-, di-, te-, pe-, se-, dan ke- A. Prefiks me- pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: me- + makan memakan „memakan‟ me- + minom meminom „meminum‟ me- + lilet melilet „melilit‟ me- + minte meminte „meminta‟ me- + raket meraket „merakit‟ B. Prefiks be- pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: be- + ayon beayon „berayun‟ Universitas Sumatera Utara 26 be- + asap beasap „berasap‟ be- + due bedue „berdua‟ be- + gembire begembire „bergembira‟ be- + kerje bekerje „bekerja‟ be- + aja belaja „belajar‟ C. Prefiks di- pada bahsa Melayu Tamiang Contoh: di- + adok diadok „diadok‟ di- + gunteng digunteng „digunting‟ di- + robek dirobek „dirobek‟ di- + simpan disimpan „disimpan‟ di- + bayar dibayar „dibayar‟ D. Prefiks te- pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: te- + ambel teambel „terambil‟ te- + atas teatas „teraatas‟ te- + bungkos tebungkos „terbungkus‟ te- + besa tebesa „terbesar‟ te- + cepat tecepat „tercepat‟ E. Prefiks pe- pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: pe- + aman pengaman „pengaman‟ pe- + bace pembace „pembaca‟ pe- + jerat penjerat „penjerat‟ Universitas Sumatera Utara 27 pe- + lateh pelateh „pelatih‟ pe- + sapu penyapu „penyapu‟ F. Prefiks se- pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: se- + atap seatap „seatap‟ se- + jalan sejalan „sejalan‟ se- + tinggi setinggi „setinggi‟ se- + bungkos sebungkos „sebungkus‟ se- + rumah serumah „serumah‟ G. Prefiks ke- pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: ke- + due kedue „kedua‟ ke- + hendak kehendak „kehendak‟ ke- + tuhe ketuhe „ketua‟ ke- + empat keempat „keempat‟ ke- + lime kelime „kelima‟ 2. Sufiks Sufiks adalah afiks yang selalu melekat di akhir pada kata dasar. Sufiks yang akan penulis analisis pada bahasa Melayu Tamiang adalah -an, -ke dan -nye . A. Sufiks -an pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: ajar + -an ajaran „ajaran‟ bagi + -an bagian „bagian‟ dagang + -an dagangan „dagangan‟ Universitas Sumatera Utara 28 gandeng + -an gandengan „gandengan‟ pakai + -an pakaian „pakaian‟ B. Sufiks -ke pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: ambel + -ke ambelke „ambilkan‟ gunteng + -ke guntengke „guntingkan‟ laboh + -ke labohke „jatuhkan‟ masok + -ke masokke „masukkan‟ padam + -ke padamke „padamkan‟ C. Sufiks -nye pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: akar + -nye akarnye „akarnya‟ bagian + -nye bagaianye „bagiannya‟ cantek + -nye canteknye „cantiknya‟ daon + -nye daonnye „daunnya‟ sapu + -nye sapunye „sapunya‟ 3. Simulfiks Simulfiks adalah melekatnya lebih dari satu afiks gabung yang pada kata dasar satu persatu baik diawal maupun diakhir. Simulfiks yang akan penulis analisis pada bahasa Melayu Tamaing adalah be- + … + -an, be- + … + -ke, di- + … + -ke, di- + … + -i, me- + … + -i, me- + … + -ke dan pe- + … + -an. A. Simulfiks be- + … + -an pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: be- + ato + -an beatoan „beraturan‟ Universitas Sumatera Utara 29 be- + dating + -an bedatangan „berdatangan‟ be- + jaoh + -an bejaohan „berjauhan‟ B. Simulfiks be- + … + -ke pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: be - + alas + -ke bealaske „beralaskan‟ be- + dasar + -ke bedasarke „berdasarkan‟ be- + modal + -ke bemodalke „bermodalkan‟ C. Simulfiks di- + … + -ke pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: di- + bace + -ke dibaceke „dibacakan‟ di- + basoh + -ke dibasohke „dibasuhkan‟ di- + bahagie + -ke dibahagiekei „dibahagiakan‟ D. Simulfiks di- + … + -i pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: di- + ampon + -i diamponi „diampuni‟ di- + ekor + -i diekori „diekori‟ di- + imbang + -i diimbangi „diimbangi‟ E. Simulfiks me- + … + -i pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: me- + racon + -i meraconi „meracuni‟ me- + alam + -i mengalami „mengalami‟ me- + lihat + -i melihati „melihati‟ F. Simulfiks me- + … + -ke pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: Universitas Sumatera Utara 30 me- + lupe + -ke melupeke „melupakan‟ me- + padam + -ke madamke „memadamkan‟ me- + tambah + -ke nambahke „menambahkan‟ G. Simulfiks pe- + … + -an pada bahasa Melayu Tamiang Contoh: pe- + cepat + -an pecepatan „percepatan‟ pe- + damai + -an pedamaian „perdamaian‟ pe- + dalam + -an pedalaman „pedalaman‟

4.4 Morfofonemik