Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data

19

3.3. Instrumen Penelitian

Ada dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Adapun instrument penelitian yang penulis gunakan adalah alat rekam. Alat rekam ini digunakan untuk merekam data dari informan. Alat rekam sangat penting digunakan dalam penelitian, karena tidak semua data yang diberikan oleh informan dapat penulis ingat.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah faktor terpenting dalam penelitian karena tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengumpulkan data. Jika peneliti tidak mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan memperoleh data standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Sugiyono 2010:225 menyebutkan dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dapat dilakukan dalam kondisi atau situasi yang alamiah, sumber datanya primer dan teknik pengumpulan data yang lebih banyak digunakan adalah observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Metode Observasi menurut Nasution dalam Sugiyono 2010:226 adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi dan biasanya didukung oleh alat-alat canggih. Sejalan dengan itu Marshal dalam Sugiono 2010:226 mengatakan bahwa melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Faisal dalam Sugiyono 2010:226 membagi observasi menjadi observasi berpartisipasi participant observation , observasi yang secara Universitas Sumatera Utara 20 terang-terangan dan tersamar overt observation and covert observation dan observasi yang tidak berstruktur unstructured observation . Menurut Patton dalam Sugiyono 2010:228 ada enam manfaat observasi, yaitu: 1. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh. 2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. 3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara. 4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti mendapat gambaran yang lebih komperhensif. 6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial yang tinggi. Metode Wawancara menurut Esterberg dalam Sugiyono 2010:233 ada tiga macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan jika peneliti sudah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh nantinya. Oleh karena itu maka peneliti sudah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan yang tertulis dan juga telah menuliskan jawaban alternatif. Dengan menggunakan metode wawancara terstrukur, maka responden akan diajukan pertanyaan yang sama dan peneliti mencatat data yang telah diberikan oleh informan. Alat penunjang dalam wawancara juga sangat dibutuhkan seperti alat perekam, gambar, brosur dan alat penunjang lainnya. Universitas Sumatera Utara 21 Metode wawancara yang kedua adalah wawancara semiterstruktur. Tujuan dari metode wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang diajak wawancara diminta ide dan pendapatnya. Dalam wawancara peneliti harus mendengarkan secara teliti dan mencatat data yang diberikan oleh infrorman. Metode yang terakhir adalah metode wawancara tidak berstruktur maksudnya wawancara yang dilakukan bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan oleh peneliti hanya garis-garis besar permasalahan. Metode pencatatan dan perekaman, metode ini digunakan pada saat mengisi daftar isian berupa kosakata dasar yang telah disediakan. Daftar ini ditulis dalam bahasa Indonesia kemudian diisi padanan dan terjemahannya dalam bahasa Melayu Tamiang. Bersamaan dengan kegiatan pengisian daftar isian itu dilakukan pula perekaman.

3.5. Metode Analisis Data