Komponen perubahan sikap Hambatan – hambatan terhadap persuasi

Universitas Sumatera Utara penarikan kesimpulan tentang argument – argument yang baik, dan pencapaian evaluasi meyeluruh terhadap posisi yang di rekomendasi

2.1.2.2 Komponen perubahan sikap

Pada umumnya sikap seorang individu atau kelompok dipengaruhi oleh beberapa komponen. Menurut Azwar S 2011: 23 sikap terdiri atas 3 komponen yaitu: a. Komponen kognitif Berisi kepercayan yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan opini terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang kontroversial. Pada komponen kognitif hanya sampai pada tahap tahu tanpa mengambil tindakan. b. Komponen afektif Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap yang merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang. Kompenen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Komponen afektif merupakan sikap suka atau tidak suka terhadap suatu objek. c. Komponen konatif Merupakan kecenderungan berperilaku tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara cara tertentu. Komponen konatif membuat individu mencapai tahap pengambilan keputusan atau melakukan sesuatu terhadap suatu objek.

2.1.2.3 Hambatan – hambatan terhadap persuasi

Menurut Roekomy 1992: 6-10, Suatu kekeliruan yang besar sekali, jika kita menduga bahwa persuasi yang kita usahakan dengan komunikasi itu akan diterima oleh komunikan tepat atau sesuai dengan yang kita maksudkan. Sering kali kita menyaksikan bahwa pesan – pesan messages yang kita komunikasikan itu diterima secara keliru, meleset, bahkan bertentangan sama sekali dengan apa Universitas Sumatera Utara yang kita harapkan. Hambatan dalam persuasi banyak jenisnya, hambatan tersebut antara lain: noise factor, semantic factor, kepentingan, motivasi dan prasangka. Noise factor adalah hambatan berupa suara – suara yang mengganggu komunikasi sehingga tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Semantic factor adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah – istilah yang menimbulkan salah paham atau salah pengertian. Hambatan berupa semantic factor tidak jarang mengakibatkan kesalahan – kesalahan yang fatal. Kepentingan kepentingan akan membuat seseorang atau banyak orang secara selektif memberikan penghayatan atau tanggapannya. Orang orang hanya akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang akan berbeda dengan orang lainnya dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lain, sehingga motivasi berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat terhadap sesuatu kegiatan komunikasi, oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa apa sudah bersikap was was dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar kecurigaan tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Emosi sering kali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata.

2.1.3 Mediasi

Dokumen yang terkait

TINJAUAN YURIDIS EMPIRIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PERCERAIAN Tinjauan Yuridis Empiris Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Perceraian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Semarang).

0 2 16

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN.

0 0 14

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 16

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 8

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 13

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 2

Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian (Studi Kasus Komunikasi Persuasif Hakim Pengadilan Agama dalam Memediasi Masalah Perceraian)

0 0 39

TUJUAN KOMUNIKASI PERSUASIF hakim pengadilan

0 0 6

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN

0 2 14