Pengaruh Kelengkapan Informasi terhadap Pemahaman Tentang

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Burch dan Grudnitski Hartono, 1999, kualitas suatu informasi quality of information tergantung dari keakuratan informasi, yaitu dari mana sumber informasi itu diperoleh. Demikian juga menurut Permenkes No. 585 tindakan bedah dan tindakan invasif lainnya harus diberikan oleh dokter yang akan melakukan tindakan bedah, kecuali pada keadaan tertentu misalnya dokter yang bertanggung jawab berhalangan hadir informasi harus diberikan oleh dokter lain dengan pengetahuan dan petunjuk yang bertanggung jawab. Guwandi 2003 menjelaskan, dokter yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggung jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan. Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan, informasi dan penjelasan secara tulisan dilakukan hanya sebagai pelengkap penjelasan yang telah disampaikan secara lisan.

5.5. Pengaruh Kelengkapan Informasi terhadap Pemahaman Tentang

Persetujuan Tindakan Medis Kelengkapan informasi merupakan bagian terpenting dari akses informasi. Jika kelengkapan informasi atau hal apa yang akan disampaikan kepada seseorang tidak ada atau tidak lengkap tentu informasi itu sia-sia saja diberikan karena akan menimbulkan ketidak pahaman bagi penerimanya. 72 Dari hasil penelitian sebagian kecil saja 2,1 yang menerima informasi tindakan medis dengan lengkap dan sebagian besar menerima tiga atau empat tindakan medis, bahkan banyak juga pemberi persetujuan tidak menerima sama sekali informasi mengenai tindakan medis 20. Sebagian besar pemberi persetujuan menerima penjelasan tentang diagnosa 73,4, progonosa 62,8, dan tindakan bedah 59,6, sedangkan komplikasi 25,3, alternatif tindakan 28,7, anestesi 34 dan risiko 51,1 kurang dijelaskan. Hal ini kemungkinan mempertimbangkan pengaruh psikis dari pasien atau keluarga pasien dari dampak buruknya suatu tindakan bedah atau pemberi informasi merasa pasien atau keluarga pasien akan membatalkan niatnya untuk dilakukan tindakan bedah. Dengan cara penyampaian yang baik, dan prinsip komunikasi efektif antara dokter dan pasien atau keluarga pasien tentunya hal demikian dapat dihindari. Sebagai mana kita ketahui bahwa konflik yang terjadi antara pasien dan keluarga terhadap dokter danatau Rumah Sakit umumnya terjadi karena ketidakpuasan terhadap hasil tindakan bedah yang telah dilakukan, dengan lain perkataan hasil tindakan bedah yang telah dilakukan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini tentunya risiko dan komplikasi yang memegang peranan utama. Pada prinsipnya informasi harus diberikan selengkap-lengkapnya, baik itu diminta ataupun tidak diminta kecuali hal itu dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien. Dari uji regresi berganda diperoleh nilai p lebih kecil dari nilai g 0,05, yaitu sebesar 0,000. Dengan demikian kelengkapan informasi yang disampaikan 73 berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pemberi persetujuan tindakan bedah tentang Persetujuan Tindakan Medis. Semakin lengkap informasi yang diterima pemberi persetujuan tentunya akan semakin tinggi tingkat pemahamannya terhadap Persetujuan Tindakan Medis di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Burch dan Grudnitski Hartono, 1999, kualitas suatu informasi quality of information tergantung dari keakuratan informasi, yaitu informasi yang diterima harus lengkap tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan, dan juga harus jelas maksudnya agar sipenerima informasi dapat mengerti. Demikian juga dengan Permenkes No: 585 1989 pasal 4, ayat 2 dokter harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi. Lebih lengkapnya menurut SK DirJen Pelayanan Medik nomor HK. 00.06.3.5.1866 tanggal 21 April 1999 tentnang Pedoman Persetujuan Tindakan Medik.

5.6. Pengaruh Bahasa Penyampaian Informasi terhadap Pemahaman Tentang Persetujuan Tindakan Medis

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Informed Consent Di Bagian SMF Bedah dan SMF Kandungan RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

7 72 131

Analisis Penerapan Informed Consent di Bagian SMF Bedah dan SMF Kandungan RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

6 100 131

Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Antara Pasien Dengan Pihak Rumah Sakit (Studi Pada RS DR. Pirngadi)

2 65 81

Sikap Pengadilan Terhadap Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Ditinjau Dari Perspektif Hukum Perdata (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 46 K/Pdt/2006)

3 51 151

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Pemahaman Persetujuan Tindakan Kedokteran pada Tindakan Bedah di Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Kota Medan tahun 2009

3 45 114

GAmbaran Perilaku Petugas Kesehatan Dalam Pengisian Formulir Informed Consent Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2008

0 31 63

Penerapan peraturan menteri kesehatan no.585 men.kes per ix 1989 tentang persetujuan Tindakan medik (informed consent) pada Pelayanan medis di rumah sakit islam surakarta

1 18 75

PERANCANGAN DESAIN LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) DI POLI KB/KIA POLIKLINIK Perancangan Desain Lembar Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Di Poli KB/KIA Poliklinik Bhayangkara Polresta Surakarta.

0 0 15

PERANCANGAN DESAIN LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) DI POLI KB/KIA POLIKLINIK Perancangan Desain Lembar Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Di Poli KB/KIA Poliklinik Bhayangkara Polresta Surakarta.

0 1 13

Peranan Dokter Terhadap Persetujuan Tindak Medik ( Informed Consent ) Dalam Tindakan Bedah Di RSUD Payakumbuh.

0 0 10