Pihak yang Wajib Memberikan Informasi dalam Persetujuan Tindakan Informasi Yang Harus Disampaikan

sifatnya, dapat disampaikan oleh dokter lain ataupun perawat. Informasi yang harus disampaikan haruslah selengkap-lengkapnya, kecuali dokter menilai informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi.

2.3.2. Pihak yang Wajib Memberikan Informasi dalam Persetujuan Tindakan

Medis PTM Sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes RI nomor: 585 Men.Kes Per IX 1989 pasal 6 ayat 1, “Dalam hal tindakan bedah operasi atau tindakan invasif lainnya, informasi harus diberikan langsung oleh dokter yang akan melakukan operasi tersebut, ayat 2, “dalam keadaan tertentu dimana tidak ada dokter sebagaimana yang dimaksud ayat 1 informasi harus diberikan oleh dokter lain dengan pengetahuan atau petunjuk yang bertanggung jawab. Ayat 3, “Dalam hal tindakan bukan bedah operasi dan tindakan tidak invsif lainnya, informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat, dengan pengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab. Jadi untuk tindakan medis yang berisiko tinggi maka informsi harus diberikan oleh dokter yang menangani sebelum dilakukan tindakan dan disampaikan kepada pasien atau keluarga dekatnya. Dokter harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya, kecuali bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan informasi Permenkes RI nomor: 585 Men.Kes Per IX 1989 pasal 4, ayat 2. 38 Dokter yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggung jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan. Informasi dan penjelasan disampaikan secara lisan, informasi dan penjelasan secara tulisan dilakukan hanya sebagai pelengkap penjelasan yang telah disampaikan secara lisan. Cara penyampaian dan isi informasi disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta kondisi dan situasi pasien Guwandi, 2003.

2.3.3. Informasi Yang Harus Disampaikan

Sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes RI nomor: 585 Men.Kes Per IX 1989 pasal 5 ayat 1, dikatakan informasi yang diberikan mencakup keuntungan dan kerugian daripada tindakan medik yang akan dilakukan, baik diagnostik maupun terapeutik. Pasal 7 ayat 1, mengatakan informasi juga harus diberikan jika ada kemungkinan perluasan operasi. SK DirJen Pelayanan Medik nomor HK. 00.06.3.5.1866 tanggal 21 April 1999, “Pedoman Persetujuan Tindakan Medik, isi informasi dan penjelasan yang harus diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien adalah sebagai berikut: a. Informasi dan penjelasan tentang tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medik yang akan dilakukan . purpose of medical procedures. 39 b. Informasi dan penjelasan tentang tata cara tindakan medis yang akan dilakukan. contempleted medical procedures. c. Informasi dan penjelasan tentang resiko risk inherent in such medical prosedures dan komplikasi yang mungkin terjadi. d. Informasi dan penjelasan tentang alternatif lain tindakan medis lain yang tersedia dan serta risikonya masing-masing alternative medical procedures and risk. e. Informasi dan penjelasan tentang prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan prognosis with and without medical procedures. f. Diagnosis. Perlu juga diperhatikan dalam setiap pemberian penjelasan, dokter harus memperhatikan kondisi dan situasi kesehatan pasien, karena pasien atau keluarga pasien menolak untuk dioperasi, padahal tindakan operasi merupakan pilihan untuk penyembuhan penyakit yang diderita pasien. 2.4. Landasan Teori Gencarnya arus globalisasi dibidang informasi punya andil yang sangat besar dalam mempengaruhi masyarakat yang terlibat dalam hubungan profesional dokter tehadap pasien dan keluarga pasien di Indonesia, dengan kata lain informasi menjadi salah satu kebutuhan utama. Dalam dunia kedokteran saat ini informasi merupakan hak yang harus diperoleh setiap orang sebagai hak asasinya seorang pasien atau keluarga pasien. Berdasarkan informasi itulah kemudian pasien atau keluarga dekat pasien dapat 40 mengambil keputusan suatu tindakan medik yang akan dilakukan pada diri atau keluarganya. Kewajiban dokter sebagai pihak lain yang memberikan pelayanan medical providers sedang menjalankan profesinya berkewajiban untuk memberikan informasi yang baik dan benar pada pasien atau keluarga dekat pasien yang menerima pelayanan medical receivers. Selain berkaitan dengan masalah hukum, informasi ini juga erat kaitannya dengan masalah etik dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat Achadiat, 1996. Menurut SK Dir Jend. Yan Medik nomor HK. 00.06.3.5.1866 tanggal 21 April 1999, informasi yang diberikan berkenaan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan bedah yang hendak dilakukan sebelum operasi dilaksanakan, antara lain: tindakan operasi apa yang akan dilaksanakan, manfaat jika dilakukan, risiko apa yang melekat pada operasi, alternatif lain yang ada, apa akibat jika tidak dilakukan operasi. Pemahaman pasien terhadap informasi ataupun penjelasan yang disampaikan dokter dapat diperoleh jika komunikasi berlangsung dengan baik setelah pasien ataupun keluarga mendengar penjelasan yang disampaikan dokter maka adalah hak pasien untuk menerima ataupun menolak rencana tindakan medis yang ditawarkan. Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti sesuatu yang dipelajari dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. dan pemahaman merupakan suatu proses pendidikan yang termasuk ke dalam ranah 41 kognitif. Tingkat pemahaman setiap orang berbeda karena adanya perbedaan ciri-ciri, misalnya: umur, struktur sosial seperti lingkungan, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat ekonomi atau pendapatan Arikunto, 2006. Ungkapan malpraktek mungkin tidak lagi menjadi topik pemberitaan jika pasien atau keluarga benar-benar mengerti dan paham terhadap informasi yang berhubungan dengan tindakan bedah yang disampaiakn oleh dokter. Salah satunya cara dengan melakukan konsep Komunikasi Efektif Dokter-Pasien

2.5. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Informed Consent Di Bagian SMF Bedah dan SMF Kandungan RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

7 72 131

Analisis Penerapan Informed Consent di Bagian SMF Bedah dan SMF Kandungan RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

6 100 131

Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Antara Pasien Dengan Pihak Rumah Sakit (Studi Pada RS DR. Pirngadi)

2 65 81

Sikap Pengadilan Terhadap Informed Consent Dalam Perjanjian Terapeutik Ditinjau Dari Perspektif Hukum Perdata (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 46 K/Pdt/2006)

3 51 151

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Pemahaman Persetujuan Tindakan Kedokteran pada Tindakan Bedah di Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Kota Medan tahun 2009

3 45 114

GAmbaran Perilaku Petugas Kesehatan Dalam Pengisian Formulir Informed Consent Di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Tahun 2008

0 31 63

Penerapan peraturan menteri kesehatan no.585 men.kes per ix 1989 tentang persetujuan Tindakan medik (informed consent) pada Pelayanan medis di rumah sakit islam surakarta

1 18 75

PERANCANGAN DESAIN LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) DI POLI KB/KIA POLIKLINIK Perancangan Desain Lembar Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Di Poli KB/KIA Poliklinik Bhayangkara Polresta Surakarta.

0 0 15

PERANCANGAN DESAIN LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) DI POLI KB/KIA POLIKLINIK Perancangan Desain Lembar Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Di Poli KB/KIA Poliklinik Bhayangkara Polresta Surakarta.

0 1 13

Peranan Dokter Terhadap Persetujuan Tindak Medik ( Informed Consent ) Dalam Tindakan Bedah Di RSUD Payakumbuh.

0 0 10