Jaminan  kredit  dari  calon  debitur  juga  diharapkan  dapat  membantu memperlancar proses analisis pemberian kredit dari bank, yang dengan demikian
jaminan kredit atau collateral tersebut haruslah Secured dan Marketable.
89
C. Objek Yang Dijadikan Jaminan Dalam Pemberian Kredit
Sebagaimana  objek  jaminan  utang  yang  lazim  digunakan  dalam  suatu utang-piutang,  secara  umum  jaminan  kredit  perbankan  dapat  dikelompokkan
dalam tiga kelompok, yaitu barang bergerak, barang tidak  bergerak, dan jaminan perorangan  penanggungan  utang.  Berdasarkan  ketentuan  UU  No.  42  Tahun
1999, barang bergerak terdiri atas barang yang berwujud dan yang tidak berwujud. Masing  masing  kelompok  jaminan  kredit  tersebut  terdiri  dari  bermacam
jenis  dan  nama  yang  kadang-kadang  sulit  untuk  dirinci  secara  tegas.  Barang bergerak yang berupa barang berwujud, misalnya, adalah sangat banyak jenisnya
walaupun  masih  bisa  dibedakan  menjadi  beberapa  subkelompok,  antara  lain berupa  barang  perhiasan,  surat  berharga,  kendaraan  bermotor,  perlengkapan
rumah tangga, perlengkapan kantor, alat berat, alat tranportasi laut dan sungai, alat tranportasi  udara,  barang  persediaan,  barang  dagangan,  dan  sebagainya.
Sedangkan, barang bergerak yang berupa barang tidak berwujud, misalnya, daftar gaji.
Barang tidak bergerak dapat berupa tanah dan benda-benda yang berkaitan melekat dengan tanah seperti rumah tinggal, gedung kantor, gudang, hotel, dan
sebagainya.  Barang tidak berwujud dapat berupa tagihan, piutang dan sejenisnya tetapi  untuk  surat  yang  mempunyai  harga  mungkin  masih  perlu  penegasan
89
Ibid, h. 58.
apakah  termasuk  sebagai  barang  berwujud  atau  barang  tidak  berwujud  misalnya saldo tabungan dan saldo giro yang seharusya dibedakan dari bilyet deposito atau
sertifikat deposito. Sementara  itu  penanggung  utang  dapat  berupa  jaminan  pribadi  personal
guaranty  dan  jaminan  perusahan  companycorporateguaranty.  Sebagaimana telah  diuraikan  pada  Bab  II,  penanggungan  utang  diatur  oleh  ketentuan  KUH
perdata,  buku  ketiga.  Penanggungan  utang  lebih  dikenal  dalam  lingkungan perbankan dengan istilah borgtocht.
90
Sebagian  dari  objek  jaminan  kredit  sebagaimana  yang  disebut  di  atas diatur atau berkaitan dengan suatu peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Sebagai  contoh  adalah  tanah,  yang  diatur  oleh  UU  No.  5  Tahun  1960  dan peraturan  pelaksanaanya,  kapal  laut  diatur  oleh  UU  No.  21  Tahun  1992,  kapal
udara diatur oleh UU No. 15 tahun 1992, satuan rumah susun diatur oleh UU No. 16 Tahun 1985, dan demikian juga beberapa objek jaminan kredit lainnya.
Pengaitan  dengan  ketentuan  peraturan  perundangan-undangan  yang mengatur  sesuatu  objek  jaminan  kredit  adalah  untuk  memperjelas  jenisnya
sehingga bank dapat mempertimbangkannya sesuai dengan kebijakannya tentang jenis-jenis  objek  jaminan  kredit  yang  dapat  diterimanya.  Kejelasan  jenis  objek
jaminan  kredit  antaran  lain  diperlukan  pula  untuk  kemungkinan  dilakukannya pengikatan sesuai dengan lembaga jaminan yang berlaku.
91
Dari  praktik  perbankan  dapat  diketahui  bahwa  tidak  semua  jenis  barang atau  bentuk  objek  jaminan  utang  dapat  diterima  bank  dalam  rangka  kegiatan
perkreditannya.  Beberapa  bank  menetapkan  secara  tegas  jenis  objek  jaminan
90
M. Bahsan, Op. cit, h. 108.
91
Ibid, h. 109.
kredit  yang  dapat  diterimanya,  misalnya  berupa  barang  persediaan,  tanah  yang belum bersertifikat, saham, dan sebagainya.
Untuk  beberapa  bank  tertentu  adanya  kebijakan  mengenai  pembatasan jenis  objek  jaminan  yang  dapat  diterimanya  cukup  relevan  karena  akan
berpengaruh  terhadap  peningkatan  efisiensi  dan  kinerjanya  sebagai  suatu  badan usaha.
92
Jaminan kredit harus memiliki nilai dan tugas bank adalah menilai apakah jaminan yang diberikan oleh debitur memenuhi kelayakan sebagai suatu jaminan.
Penilaian  disesuaikan  dengan  objek-objek  jaminannya,  dapat  berupa:  tanah  dan bangunan,  kapal,  kendaraan  bermotor,  mesin-mesin,  stock  barang,  deposito,
tagihan  piutang  ataupun  kredibilitas  bagi  jaminan  yang  sifatnya  perorangan personal guaranty.
93
Rancangan  Undang-Undang  tentang  Perkreditan  Perbankan,  Bab  VII Bagian  Kesatu,  Jaminan  Kredit,  Pasal  38,  memberikan  batasan  secara  normatif
tentang  marjin  dan  penilaian  ulang  jaminan  tetapi  tidak  menjelaskan  lebih  rinci tentang penilaian atas jaminan kredit.
Pasal 38 berbunyi:
94
1. Jaminan kredit yang diserahkan oleh  debitur harus mempunyai harga
dan  nilai  sekurang-kurangnya  125  seratus  dua  puluh  lima  persen dari jumlah kredit yang diterima oleh debitur.
2. Kreditur  wajib  menjaga  dan  memelihara  jaminan  kredit  sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1.
92
Ibid, h. 111.
93
Johannes  Ibrahim,  Cross  Default  dan  Cross  Collateral  Sebagai  Upaya  Penyelesaian Kredit Bermasalah, Refika Aditama, Bandung, 2004, h. 85.
94
Ibid.
Berbeda  dengan  pendapat  Faisal  Afif  dkk  yang  membagi  objek  jaminan kedalam 2 bagian, yaitu:
95
1. Jaminan PeroranganPersonal Guarantee
Dalam  praktek  perbankan,  pengertian  jaminan  pribadi  diperluas dengan  dimungkinkannya  suatu  badan  usaha  menjadi  penjamin  tetap
debitur.  Dalam  personalcorporate  guarantee  hal  yang  mutlak  yang harus  diperhatikan  oleh  bank  adalah  bonafiditas  dari  orangbadan
usaha tersebut. 2.
Jaminan Kebendaan Jaminan  kebendaan  adalah  penyerahan  hak  oleh  debitur  atau  barang-
barang miliknya kepada bank guna dijadikan jaminan atas kredit yang diperoleh  debitur  di  mana  bank  mempunyai  hak  yang  didahulukan
untuk  mengambil  pelunasan  terhadap  kreditur  yang  lain  dengan melakukan  pengikatan  jaminan  sesuai  ketentuan  yang  berlaku.
Jaminan  kebendaan  terdiri  dari  jaminan  kebendaan  atas  barang bergerak dan jaminan kebendaan atas barang tak bergerak.
Sedangkan, pada Bank Sumut Medan objek yang dijadikan jaminan dalam pemberian kredit kepada Pegawai Negeri Sipil antara lain:
a. Gaji  beserta  hak  lainya  yang  dinyatakan  dalam  Surat  Pernyataan  dan
Kuasa  yang  ditandatangani  debitur  beserta  suamiistri  dan  diketahui Kepala DinasInstansiKoperasi PegawaiLembagaPerusahaan.
95
Faisal Afif dkk, Strategi dan Operasional Bank, PT. Eresco, Bandung, 1996, h. 125.
b. PNSCPNS yang pembayaran gajinya melalui Bank Sumut:
1. Asli  Surat  Keputusan  Kenaikan  GolonganRuang  dan  Gaji  Pegawai
yang  terakhir  saja  atau  Surat  Keputusan  Pengangkatan  sebagai  PNS untuk Pegawai.
2. Asli  Surat  Keputusan  Pengangkatan  CPNS  dari  Instansi  yang
berwenang atau Surat Keputusan Gaji CPNS untuk CPNS. c.
PNSCPNS yang pembayaran gajinya tidak melalui Bank Sumut: 1.
Asli  Surat  Keputusan  Pengangkatan  sebagai  Pegawai  dan  Surat Keputusan Kenaikan GolonganRuang dan Gaji Pegawai yang terakhir
untuk Pegawai. 2.
Asli  Surat  Keputusan  Pengangkatan  CPNS  dari  Instansi  yang berwenang atau Surat Keputusan Gaji CPNS untuk CPNS.
d. Pegawai non PNS Pegawai BUMNBUMD dan Swasta:
1. Asli Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Pegawai tetap.
e. Pejabat publiklembaga negaraanggota DPRDPRD, anggota KPUKPUD
dan Komisioneranggota lembaga negara lainnya: 1.
Asli  Surat  Keputusan  Pengangkatan  sebagai  Pejabat  PublikLembaga Negara.
f. Penyimpanan  dokumen  asli  jaminan  kredit  sesuai  dengan  SOP  kredit
komersil yang berlaku. Dan  dalam  pemberian  kredit  ini,  objek  yang  dijadikan  jaminan  adalah
Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. Ini termasuk dalam jaminan kebendaan terutama jaminan kebendaan atas benda bergerak.
D. Sumber Dana Yang  Diterima Bank  Dalam Memberikan  Kredit Kepada