D. Sumber Dana Yang Diterima Bank Dalam Memberikan Kredit Kepada
Pegawai Negeri Sipil
Sumber dana adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan
masayarakat atau dari lembaga lainnya. Kemudian untuk membiayai operasinya, dana dapat pula diperoleh dari modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau
menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang
ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat.
96
Selain itu, kemampuan bank memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber-
sumber dana bank harus mempertimbangkan factor-faktor seperti kemudahan untuk memperolehnya, jangka waktu sumber dana, serta biaya yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh dana tersebut. Dalam praktiknya, dana yang tersedia beragam dengan berbagai persyaratan pula. Dalam hal ini bank harus
pintar menentukan untuk apa dana tersebut digunakan seberapa besar dana yang dibutuhkan, sehingga tidak salah dalam menentukan pilihan.
97
Sebagaimana kita ketahui bahwa lembaga perbankan adalah lembaga keuangan yang menjadi perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana
96
Kasmir, Op. cit, h. 50.
97
Kasmir, Pemasaran Bank, Kencana, Jakarta, 2010, h. 30.
dengan pihak yang membutuhkan atau kekurangan dana, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit dalam menjalankan kegiatan usaha atau operasionalnya.
98
Sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai usaha pokok berupa himpunan dana dari masyarakat untuk kemudian menyalurkannya kembali kepada
masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah. Fungsi untuk mencari dan menghimpun dana dari
masayarakat dalam bentuk simpanan memegang peranan penting terhadap pertumbuhan suatu bank, sebab jumlah dana yang berhasil dihimpun atau
disimpan tentunya akan menentukan pula jumlah dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya
dalam bentuk pemberian kredit, pembelian efek-efek, surat-surat berharga di pasar uang.
99
Dari apa yang dikemukakan di atas, berarti bahwa dana yang dibutuhkan dalam pengelolaan bank tidak semata-mata hanya mengandalakan modal yang
dimiliki oleh bank saja, tetapi harus sedemikian rupa dapat memobilisasi dan memotivasi masyarakat untuk menyimpan dana yang dimilikinya di bank, baik
berupa simpanan maupun dalam bentuk lainnya, dan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan. Namun demikian, dana yang bersumber dari
masyarakat tersebut adalah sumber dana terpenting bagi perbankan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
100
98
Hermansyah, Op. cit, h. 41.
99
Ibid.
100
Ibid.
Menurut Thomas Suyatno secara garis besar sumber dana bagi sebuah bank dibagi menjadi 3 macam yaitu:
101
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri;
b. Dana yang bersumber dari masyarakat luas;
c. Dana yang berasal dari lembaga keuangan baik yang berbentuk bank
maupun non bank. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai sumber dana perbankan baik
yang bersumber dari pihak bank sendiri, masyarakat maupun yang bersumber dari lembaga keuangan lain tersebut akan diuraikan berikut ini.
1. Dana yang Bersumber Dari Bank Sendiri
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah dana berbentuk modal setor yang berasal dari para pemegang saham dan cadangan-cadangan serta
keuntungan bank yang belum dibagikan kepada para pemegang saham. Dana ini adalah dana murni dimiliki oleh bank yang telah ada sejak bank tersebut memulai
kegiatan usahanya, bahkan sejak bank tersebut memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia.
102
Adapun pencairan dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
103
1. Setoran modal dari pemegang saham, yaitu merupakan modal dari para
pemegang saham lama atau pemegang saham baru;
101
Ibid, h. 42.
102
Ibid, h. 43.
103
Kasmir, Op. cit, h. 52.
2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan
oleh bank dan sementara waktu belum digunakan; 3.
Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif besar dari pada jika meminjam ke lembaga lain. Keuntungan lainnya
adalah mudah untuk memperoleh dana yang diinginkan relatif kecil, sedangkan kerugiannya adalah untuk jumlah dana yang relatif besar harus melalui berbagai
prosedur yang relatif lama. Kemudian perlu diingat bahwa penggunaan dana sendiri harus diseimbangkan dengan dana pinjaman sehingga rasio penggunaan
dana pinjaman dan dana sendiri dapat dioptimalkan sedemikian rupa.
104
2. Dana yang Bersumber Dari Masyarakat Luas
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dana yang berasal dari masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting bagi kegiatan perbankan.
Dana yang berasal dari masyarakat luas adalah dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk
seperti giro, deposito dan tabungan.
105
Dana yang berasal dari masyarakat tersebut pada prinsipnya merupakan dana yang harus diolah atau dikelola oleh bank dengan sebaik-baiknya agar
memperoleh keuntungan profit. Sedangkan yang dimaksud dengan simpanan dari masyarakat itu adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
104
Ibid.
105
Hermansyah, Op. cit, h. 43.
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
106
Keuntungan dari sumber dana yang berasal dari masayarakat luas adalah pencairan dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan
sumber lainnya. Mudah dikarenakan asal dapat memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan dapat memberikan fasilitas menarik lainnya seperti hadiah dan
pelayanan yang memuaskan menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Kemudian keuntungan lainnya dana yang tersedia di masyarakat tidak terbatas.
Kerugiannya adalah sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri baik untuk biaya bunga maupun biaya promosi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam dunia perbankan dana yang berasal dari masyarakat luas ini terdiri dari:
a. Simpanan Giro Demand-Deposit
Secara umum giro adalah pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan. Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
106
Ibid.
b. Deposito Time Deposit
Secara umum deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 angka 7 ditentukan bahwa deposito
adalah simpan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Mengenai jangka waktu deposito terdapat beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh nasabah penyimpan, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24
bulan. c.
Sertifikat Deposito
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan sertifikat deposito
adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
d. Tabungan
Tabungan dapat diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu. Ketentuan Pasal 1
angka 9 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 mengenukakan bahwa tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
e. Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak
dapat dipindahtangankan.
107
f. Simpanan sementara adalah simpanan masyarakat pada bank yang
bersifat sementara. Bentuknya dapat berupa uang titipan, uang transfer, setoran jaminan LC Leter of Credit, garansi bank dalam proses
tender suatu proyek.
108
Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap pilihan
mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang diperoleh dapat berupa keuntungan dari bunga
dan kemudahan atau keamanan uangnya. Sebagai contoh tujuan utama menyimpan uang dalam bentuk rekening giro adalah untuk kemudahan dalam
melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang bergelut dalam dunia bisnis dan biasanya pemegang rekening giro tidak begitu memperhatikan bunganya,
sedangkan bagi mereka yang menyimpan uangnya ke rekening tabungan di samping kemudahan untuk mengambil uangnya juga adanya pengharapan bunga
yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening giro. Kemudian tujuan menyimpan uang di rekening deposito dengan mengharapkan penghasilan dari
bunga yang lebih besar.
107
Juli Irmayanto dkk, Bank dan Lembaga Keuangan, Universitas Trisakti, Jakarta, 2002, h. 69.
108
Ibid.
3. Dana yang Bersumber Dari Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga
Keuangan Bukan Bank Dana yang bersumber dari lembaga keuangan pada umumnya diperoleh
bank dalam bentuk pinjaman baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang sesuai dengan kebutuhan dari bank yang membutuhkan dana tersebut.
Pencairan dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk
membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia BLBI.
BLBI merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kesulitan likuiditas ini bisa terjadi antara
lain kepada penarikan dana secara tiba-tiba dan besar-besaran oleh nasabah, sementara bank tersebut tidak siap melayani kejadian tersebut.
BLBI diberikan dalam berbagai bentuk, yaitu saldo debet, fasilitas diskonto fasdis I, fasilitas diskonto I repo, fasilitas diskonto II, Surat Berharga
Pasar Uang Khusus SBPUK, fasilitas dana talangan untuk pembayaran kewajiban luar negeri bank dalam rangka pembiayaan dagang dan tunggakan
antarbank trade finance dan interdebt arrears, fasilitas dana talangan rupiah untuk bank-bank yang dilikuidasi, dan fasilitas saldo debet.
2. Pinjaman antarbank Call Money.
Call money adalah dana talangan atau tambahan yang bersumber dari lembaga keuangan bank. Call money diartikan sebagai dana dalam rupiah yang
dipinjamkan oleh bank dari bank lainnya paling lama 7 tujuh hari yang setiap waktu dapat ditarik kembali oleh bank yang meminjamkan tanpa dikenakan
sesuatu pembebanan. Ini adalah instrumen atau sarana yang paling mudah digunkan oleh bank-bank yang membutuhkan tambahan dana dalam kegiatan
operasionalnya, baik dalam keadaan darurat atau mendesak maupun dalam keadaan biasa.
Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
109
3. Pinjaman Dana dari Luar Negeri
Pinjaman dana dari luar negeri adalah keseluruhan dana yang diperoleh dari pinjaman luar negeri baik yang berasal dari lembaga keuangan bank atau
lembaga keuangan bukan bank yang menimbulkan kewajiban bagi bank penerima pinjaman untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada pihak pemberi
pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Pinjaman yang berasal dari luar negeri harus melalui Bank Indonesia.
Bank Indonesia bertindak sebagai pengawas pinjaman luar negeri tersebut. Jangka waktu pinjaman yang diberikan adalah jangka menengah dan jangka panjang.
Pinjaman tersebut sangat dibutuhkan oleh bank karena sifat pengembaliannya yang relative lama, sehingga bisa dikatakan dana permanen. Pada umumnya,
pinjaman tersebut diberikan kepada bank milik pemerintah, tetapi tidak semua bank dapat memperoleh pinjaman ini.
110
109
Kasmir, Op. cit, h. 54.
110
Ismail, Op. cit, h. 42.
BAB IV TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT