hatian  sebagaimana  dimkasud  dalam  ketentuan  Pasal  2  Undang-Undang  No.  10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan.
80
B. Fungsi Jaminan Dalam Kredit Perbankan
Jaminan  adalah  sarana  perlindungan  bagi  keamanan  kreditur,  yaitu kepastian  atas  pelunasan  hutang  debitur  atau  pelaksanaan  suatu  prestasi  oleh
debitur  atau  oleh  penjamin  debitur.  Keberadaan  jaminan  merupakan  persyaratan untuk  memperkecil  risiko  bank  dalam  menyalurkan  kredit.  Walaupun  secara
prinsip  jaminan  bukan  persyaratan  utama,  bank  memprioritaskan  dari  kelayakan usaha  yang  dibiayai  sebagai  jaminan  utama  bagi  pengembalian  kredit  sesuai
dengan  jadwal  yang  disepakati  bersama.  Jaminan  utama  dalam  perjanjian  kredit adalah  merupakan  keyakinan  atas  kemampuan  dan  kesanggupan  nasabah  debitur
untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan.
81
Bank  dalam  menyalurkan  dana  untuk  kredit  harus  didasarkan  kepada adanya  suatu  jaminan.  Adapun  yang  dimaksud  jaminan  dalam  pemberian  kredit
menurut  Pasal  2  ayat  1  Surat  Keputusan  Direksi  Bank  Indonesia  Nomor 2369KEPDIR  tanggal  28  Februari  1991  tentang  Jaminan  Pemberian  Kredit,
yaitu  keyakinan  bank  atas  kesanggupan  debitur  untuk  melunasi  kredit  sesuai dengan yang diperjanjikan.
82
80
Ibid, h. 59
81
Megarita,  Perlindungan  Hukum  Terhadap  Pembeli  Saham  Yang  Digadaikan,  USU Press, Medan, 2012, h. 59.
82
Djumhana, Op. cit, h. 393.
Di  dalam  menjalankan  suatu  usaha  apa  pun  tentu  mengandung  suatu tingkat  kerugian.  Risiko  ini  dapat  saja  terjadi  akibat  suatu  musibah  yang  tidak
dapat  dielakkan  seperti  terkena  bencana  alam,  tetapi  risiko  yang  paling  fatal adalah  akibat  nasabah  yang  mampu,  tetapi  tidak  mau  membayar  kewajibannya.
Adanya  risiko  kerugian  dimana  nasabah  tidak  sanggup  lagi  untuk  membayar semua  kewajibannya  baik  untuk  sementara  waktu  atau  selamanya  harus  segera
diantisipasi  oleh  dunia  perbankan.  Kalau  tidak,  sudah  dapat  dipastikan  kredit tersebut macet alias tidak terbayar lagi.
83
Ketidakmampuan  nasabah  dalam  melunasi  kreditnya,  dapat  ditutupi dengan suatu jaminan kredit. Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank
dari  kerugian.  Dengan  adanya  jaminan  kredit  dimana  nilai  jaminan  biasanya melebihi  nilai  kredit,  maka  bank  akan  aman.  Bank  dapat  mempergunakan  atau
menjual  jaminan  kredit  untuk  menutupi  kredit  apabila  kredit  yang  diberikan kemudian  macet.  Jaminan  kredit  juga  akan  melindungi  bank  dari  nasabah  yang
nakal.  Hal  ini  disebabkan  tidak  sedikit  nasabah  yang  mampu,  tetapi  tidak  mau membayar kreditnya. Yang paling penting dalam jaminan kredit adalah mengikat
nasabah untuk segera melunasi utang-utangnya nasabah akan terikat dengan bank mengingat  jaminan  kredit  akan  disita  oleh  bank  apabila  nasabah  tidak  mampu
membayar.  Untuk  masalah-masalah  khusus  kredit  dapat  pula  diberikan  tanpa jaminan.
84
83
Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, h. 89.
84
Ibid.
Jaminan  merupakan  alernatif  terakhir,  jika  kelayakan  usaha  atas  prospek bisnis  debitur  tidak  mendukung  lagi  untuk  pengembalian  kredit  dalam  langkah
menarik kembali dana yang telah disalurkan. Sebagai  langkah  antisipatif  dalam  menarik  kembali  dana  yang  telah
disalurkan  kepada  debitur,  terhadap  jaminan  hendaknya  dipertimbangkan  dua faktor, yaitu:
85
a. Secured,  artinya  jaminan  kredit  dapat  diadakan  pengikatan  secara
yuridis  formal,  sesuai  dengan  ketentuan  hukum  dan  perundang- undangan. Jika dikemudian hari terjadi wanprestasi dari debitur, maka
bank memiliki kekuatan. b.
Marketable,  artinya  jaminan  tersebut  bila  hendak  dieksekusi,  dapat segera  dijual  atau  diuangkan  untuk  melunasi  seluruh  kewajiban
debitur. Menurut  Hermansyah,  fungsi  utama  dari  jaminan  adalah  untuk
meyakinkan  bank  atau  kreditur  bahwa  debitur  mempunyai  kemampuan  untuk melunasi  kredit  yang  diberikan  kepadanya  sesuai  dengan  perjanjian  kredit  yang
telah disepakati bersama.
86
Selain  itu  menurut  M.  Bahsan,  jaminan  kredit  mempunyai  3  fungsi yaitu:
87
85
Megarita, Op. cit, h. 60.
86
Hermansyah, Op. cit, h. 69.
87
M.  Bahsan,  Hukum  Jaminan  dan  Jaminan  Kredit  Perbankan  Indonesia,  PT.  Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, h. 103-106.
1. Jaminan Kredit sebagai Pengamanan Pelunasan Kredit.
Fungsi  jaminan  kredit  untuk  mengamankan  pelunasan  kredit baru  akan  muncul  pada  saat  kredit  dinyatakan  sebagai  kredit  macet.
Selama kredit telah dilunasi oleh debitur, tidak akan terjadi pencairan jaminan  kreditnya.  Dalam  hal  jaminan  kredit  akan  dikembalikan
kepada debitur yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan hukum dan perjanjian kredit.
Fungsi  jaminan  kredit  untuk  mengamankan  pelunasan  kredit sangat berkaitan dengan kepentingan bank yang menyalurkan dananya
kepada  debitur  yang  sering  dikatakan  mengandung  risiko.  Dengan adanya  jaminan  kredit  yang  dikuasai  dan  diikat  bank  sesuai  dengan
ketentun  hukum  yang  berlaku,  pelaksanaan  fungsi  tersebut  akan terlaksana pada saat debitur ingkar janji.
2. Jaminan Kredit sebagai Pendorong Motivasi Debitur.
Umumnya  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  intern  masing-masing bank,  nilai  jaminan  kredit  yang  diserahkan  debitur  kepada  bank  lebih
besar  bila  dibandingkan  dengan  nilai  kredit  yang  diberikan  bank kepada debitur yang bersangkutan. Hal ini memerikan motivasi kepada
debitur  untuk  menggunakan  kredit  sebaik-baiknya,  melakukan kegiatan  usahanya  secara  baik,  mengelola  kondisi  keuangan  secara
hati-hati  sehingga  dapat  segera  melunasi  kreditnya  agar  dapat menguasai  kembali  hartanya.  Tidak  dapat  dipungkiri  siapa  pun  juga
pasti tidak ingin kehilangan harta aset-nya karena merupakan sesuatu yang dibutuhkan, mempunyai nilai-nilai tertentu, atau disayangi.
3. Fungsi yang Terkait dengan Pelaksananaan Ketentuan Perbankan.
Keterkaitan  jaminan  kredit  dengan  ketentuan  perbankan  yang dikeluarkan  oleh  bank  Indonesia,  misalnya  dapat  diperhatikan  dari
ketentuan-ketentuan  yang  mengatur  tentang  penilaian  agunan  sebagai faktor  pengurang  dalam  perhitungan  PPA,  persyaratan  agunan  untuk
restrukturisasi kredit yang dilakukan dengan cara pemberian tambahan fasilitas  kredit,  penilaian  terhadap  jaminan  kredit  dalam  rangka
manajemen  risiko  kredit,  dan  sebagainya.  PBI  No.  72PBI2005 beserta  perubahannya  sebagaimana  ketentuannya  tentang  agunan
sebagai  faktor  pengurang  dalam  pembentukan  PPA,  yaitu  mengenai besarnya persentase nilai agunan sebagai faktor pengurang dan syarat-
syarat  yang  harus  dipenuhi  bagi  masing-masing  jenis  agunan  yang dijadikan  faktor  pengurang.  Ketentuan  PBI  tersebut  menunjukkan
adanya  fungsi  dari  jaminan  kredit  dalam  pembentukan  PPA  yang dikaitkan dengan kualitas kreditnya.
Mengenai  pentingnya  suatu  jaminan  oleh  kreditur  bank  atas  suatu pemberian  kredit,  tidak  lain  adalah  karena  jaminan  merupakan  salah  satu  upaya
untuk risiko yang memungkinkan timbul dalam tenggang waktu antara pelepasan dan pelunasan kredit.
88
88
H. Budi Untung, Op. cit, h. 57.
Jaminan  kredit  dari  calon  debitur  juga  diharapkan  dapat  membantu memperlancar proses analisis pemberian kredit dari bank, yang dengan demikian
jaminan kredit atau collateral tersebut haruslah Secured dan Marketable.
89
C. Objek Yang Dijadikan Jaminan Dalam Pemberian Kredit