63
BAB III HUBUNGAN KOMISI YUDISIAL RI DENGAN
MAHKAMAH AGUNG RI DAN MAHKAMAH KONSTITUSI RI
A. Hubungan Komisi Yudisial RI Dengan Mahkamah Agung RI.
Ketentuan mengenai Mahkamah Agung RI, Mahkamah Konstitusi RI, dan Komisi Yudisial RI diatur dalam Bab IX UUD 1945 tentang Kekuasaan
Kehakiman. Ketentuan umum diatur dalam Pasal 24, dilanjutkan ketentuan mengenai Mahamah Agung RI dalam Pasal 24A yang terdiri atas lima ayat,
Mahkamah Agung RI adalah puncak dari Kekuasaan Kehakiman dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan
Tata Usaha Negara. Mahkamah ini pada pokoknya merupakan pengawal undang- undang the guardian of Indonesian law.
91
Dalam Pasal 24A ayat 1 UUD 1945, ditentukan bahwa “Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.”
Dengan kata lain, oleh UUD 1945, Mahkamah Agung RI secara tegas hanya diamanati dua kewenangan
konstitutional, yaitu i mengadili pada tingkat kasasi, dan ii menguji peraturan perundang-undangan
dibawah undang-undang
terhadap undang-undang.
91
. Jimly Asshidiqie, Perkembangan dan Kosolidasi lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta, Sekertariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006. Cet. Kedua, h, 159.
Sedangkan kewenangan lainnya merupakan kewenangan tambahan yang secara konstitutional didelegasikan kepada pembentukan undang-undang untuk
menentukannya sendiri. Artinya, kewenangan tambahan ini tidak termasuk kewenangan konstitutional yang diberikan oleh UUD, melainkan diadakan atau
ditiadakan hanya oleh undang-undang.
92
Selanjutnya, dalam Pasal 24A ayat 2, 3, 4 dan ayat 5 di tentukan, 2 Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,
adil, professional, dan berpengalaman dibidang hukum; 3 Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk
mendapatkam persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden;
4 Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung; 5 Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta
badan peradilan dibawahnya diatur dengan undang-undang.
93
Adapun Komisi Yudisial RI mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka melalui pencalonan hakim
agung serta pengawasan terhadap hakim yang transparan dan partisipatif guna menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat, serta menjaga perilaku hakim.
94
92
. Ibid., 160.
93
. Ibid., 161.
94
. Ibid.
Adapun, kewenangan Komisi Yudisial RI dalam Pasal 13, Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial RI, yakni ;
a. Mengusulkan pangangkatan Hakim Agung kepada DPR; dan
b. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku
hakim. Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial RI mempunyai tugas:
a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung;
b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung;
c. Mentapkan calon Hakim Agung;
d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR;
Adapun Pasal 24A ayat 3 dan Pasal 24B ayat 1 menegaskan bahwa calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat
persetujuan. Keberadaan Komisi Yudisial RI tidak bisa dipisahkan dari Kekuasaan Kehakiman. Dari ketentuan ini ditegaskan bahwa jabatan hakim
merupakan jabatan kehormatan yang harus dihormati, dijaga dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat mandiri. Dalam hubungan
antara Mahkamah Agung RI, tugas Komisi Yudisial RI hanya dikaitkan dengan fungsi pengusulan pengangkatan Hakim Agung sedangkan pengusulan
pengangkatan hakim lainnya, seperti Mahkamah konstitusi tidak dikaitkan dengan Komisi Yudisial.
95
Berkaitan dengan hubungan antara Komisi Yudisial RI dan Mahkamah Agung RI bukan merupakan hubungan dalam konsepsi checks and balance
seperti layaknya hubungan antara cabang-cabang kekuasaan negara eksekutif, legislatif, yudikatif. Karena Komisi Yudisial bukan merupakan pelaksana
kekuasaan kehakiman melainkan hanya sebagai supporting organ, yang secara tegas tidak berwenang melakukan pengawasan yang menyangkut hal-hal yang
bersifat teknis yustisial dan teknis administratif, melainkan hanya meliputi penegak kehormatan dan keluhuran martabat serta perilaku hakim.
96
B. Hubungan Komisi Yudisial RI Dengan Mahkamah Konstitusi RI.