e. Metode Direktif Metode yang bersifat Mengarahkan
Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada anak bimbing untuk berusaha mengatasi kesulitan problema yang dihadapi.
Pengarahan yang diberikan kepada anak bimbing adalah dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap
permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang dihadapi dialami anak bimbing.
f. Metode Sosiometri
Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui kedudukan anak bimbing dalam hubungan kelompok.
23
3. Teknik Bimbingan dan Konseling
Menurut I Djumhur dan Moh. Surya dalam bukunya bimbingan dan penyuluhan di sekolah mengatakan “bahwa teknik bimbingan memerlukan
pendekatan-pendekatan yaitu pendekatan secara kelompok dan pendekatan secara individu.”
24
Pendekatan secara kelompok disebut juga group guidance
dan pendekatan secara individu disebut individu counseling. Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan yang begitu
penting sehingga sering disebut “jantung” atau “hati” dari bimbingan. Apabila dua orang sedang melakukan wawancara belum tentu dikatakan
sebagai konseling jika tidak memenuhi syarat-syarat yang ada pada konseling, antara lain:
a Konseling biasanya meliputi langkah-langkah tertentu yaitu usaha
mengenal masalah, latar belakang dan kehidupan orang tersebut, agar pertolongan yang diberikan sesuai dengan masalah dan kebutuhannya.
b Keterlibatan dan tanggung jawab bersama, hal ini berarti konselor dan
klien harus bekerja sama dalam memahami dan mencari jalan keluar dari persoalan tersebut.
23
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan…, h. 44-50
24
I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan…, h. 106
c Peranan emosi dalam konseling, biasanya dalam melakukan konseling
klien harus dapat mengendalikan emosinya agar masalahnya dapat diselesaikan.
d Klien merasa sadar bahwa dia membutuhkan pertolongan dari
seseorang untuk menyelesaikan masalahnya.
25
Pada umumnya teknik yang dipergunakan dalam bimbingan mengambil dua pendekatan yaitu pendekatan secara kelompok dan
pendekatan secara individual. a
Bimbingan Kelompok Teknik ini dipergunakan dalam membantu siswa atau sekelompok
murid dalam memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok. Masalah yang dihadapi mungkin bersifat kelompok, yaitu
yang dirasakan bersama oleh kelompok atau bersifat individual sebagai anggota kelompok. Dengan demikian penyelenggaraan bimbingan
kelompok dimaksudkan dapat membantu mengatasi masalah bersama atau membantu individu yang menghadapi masalah dengan
menempatkan dalam suatu kehidupan kelompok. Beberapa bentuk bimbingan kelompok menurut I Djumhur dan
Moh. Surya dalam bukunya bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, yakni:
1 Home room program program home room
Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru-guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga
dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar
jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu.
2 Karyawisatafield trip
Karyawisata atau field trip disamping berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah
25
Kartini Kartono, Bimbingan di SMA dan Perguruan Tinggi, Salatiga, 1985, h. 140
satu teknik dalam bimbingan kelompok. Dengan karyawisata murid mendapat kesempatan meninjau obyek-obyek yang menarik
dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari obyek itu. Disamping itu murid-murid mendapat kesempatan untuk
memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, kerjasama, rasa tanggung jawab, percaya pada
diri sendiri, juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita yang ada.
3 Diskusi kelompok
Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akan mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama.
Setiap murid mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suatu masalah.
4 Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam bimbingan karena kelompok memberikan kesempatan kepada
individu untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam
kelompok. Untuk mengembangkan bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan dapat dilakukan melalui kegiatan kelompok.
Dengan kegiatan ini setiap anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikirannya juga dapat mengembangkan rasa
tanggung jawab. 5
Organisasi Murid Organisasi murid baik dalam lingkungan sekolah maupun luar
sekolah, dapat merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. Melalui organisasi ini banyak masalah-masalah yang
sifatnya individual maupun kelompok dapat diselesaikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenai
berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan murid dalam organisasi murid dapat mengembangkan bakat kepemimpinan di
samping menumpuk rasa tanggung jawab dan harga diri.
6 Sosiodrama
Dalam kesempatan ini individu akan menghayati secara langsung situasi masalah yang dihadapinya, dari pementasan itu kemudian
diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya. 7 Psikodrama
Jika sosiodrama merupakan teknik untuk memecahkan masalah- masalah sosial, maka psikodrama adalah teknik untuk memecahkan
masalah psikis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam
dirinya dapat dikurangi atau dihindarkan. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan
adanya suatu ketegangan psikis yang dialami oleh individu. Kemudian murid-murid diminta untuk memainkan di muka kelas,
bagi murid yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan itu dapat mengurangi ketegangannya.
8 Remedial teaching
Remedial teaching atau pengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang diberikan kepada seorang murid untuk membantu
memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial ini mungkin berbentuk penambahan pelajaran, pengulangan kembali,
latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami murid. Cara ini
merupakan salah satu teknik memberikan bimbingan yang dapat diberikan secara kelompok ataupun individuil tergantung
kesulitannya. Jika kesulitan itu dirasakan oleh suatu kelompok maka diberikan secara kelompok, sedangkan jika hanya dialami
oleh seorang murid saja maka diberikan secara individuil.
26
b Bimbingan Individu
26
I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan…, h. 106-108
Bimbingan secara individual biasanya disebut konseling atau penyuluhan. Dengan penyuluhan, seorang konselor memberikan
bantuan dengan komunikasi langsung, hubungan empat mata antar dua pribadi, melalui percakapan dalam rangka mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi. Dalam melaksanakan penyuluhan, konselor sedapat mungkin
bersikap simpatik dan penuh pengertian. Konselor sebaiknya turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang akan diberikan
konseling. Seorang konselor perlu bersikap seperti itu, supaya orang yang bersangkutan dapat menaruh kepercayaan penuh terhadap
konselor dan dengan demikian memungkinkan keberhasilan penyuluhan tersebut.
Ada 3 macam penyuluhan: 1.
Konseling yang langsung Directive Counseling Pada penyuluhan ini konselor mengambil peranan penting dan
berusaha memberi pengarahan yang sesuai dengan penyelesaian masalahnya. Konselor seolah-olah menjadi pusatnya dalam proses
penyelesaian masalah. 2.
Konseling yang tidak langsung Non-directive Counseling Sebagai kebalikan dari directive counseling maka non-directive
counseling menempatkan si penerima konseling dalam posisi pusat penyuluhan. Si penerima menjadi pusat daripada tindakan-tindakan
dan proses penyuluhan ini. Konselor hanya mendengarkan, menampung pembicaraan, sedangkan yang diberi konseling
mengambil peranan aktif, berbicara bebas. 3.
Konseling eklektic Eclectic Counseling Adalah campuran dari directive dan non-directive counseling. Pada
eclectic counseling , konselor menampung pembicaraan dan
penyaluran semua perasaan kekesalan di samping konselor juga
memberikan pengarahan dalam mencari dan menemukan pemecahan persoalannya.
27
4. Mekanisme Program Bimbingan dan Konseling