Mekanisme Program Bimbingan dan Konseling

memberikan pengarahan dalam mencari dan menemukan pemecahan persoalannya. 27

4. Mekanisme Program Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah maupun di berbagai lembaga yang membutuhkan harus memiliki mekanisme pelaksanaan yang baik dan menyeluruh serta kerja sama berbagai pihak di lembaga tersebut. Sedangkan mekanisme pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah, antara lain: a. Program Bimbingan dan Konseling harus diorganisir sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa. Setiap siswa memiliki kebutuhan- kebutuhan tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Bimbingan harus sesuai atau disesuaikan dengan kebutuhan siswa tersebut. Program bimbingan harus didasarkan atas pemenuhan kebutuhan yang nyata dari lingkungan daerah dimana sekolah berada. b. Program bimbingan harus merupakan kesatuan dengan program sekolah secara integral dari keseluruhan program sekolah. c. Setiap petugas bimbingan mempunyai peranan sesuai dengan sifat dan kemampuan fungsional masing-masing di sekolah tersebut. d. Perlu koordinasi dan kerjasama yang baik diantara petugas bimbingan jika guru mengalami kesulitan dapat berkoordinasi dengan konselor, psikolog, dokter, psikiater dalam melaksanakan tugas bimbingan, jika konselor mengalami kesulitan, misalnya dalam hal sarana prasarana, dia dapat berkonsultasi dengan kepala sekolah, dan sebagainya. e. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat mengadakan rapat dengan semua petugas BK serta semua staf sekolah lainnya, jika terdapat permasalah yang dialami dari para petugas bimbingan dalam rangka mengatasi permasalah bimbingan dan konseling tersebut. 28 Dalam mekanisme pelaksanaan bimbingan dan konseling hubungan kerjasama dari berbagai pihak di sekolah sangat dibutuhkan, program- programnya tidak hanya dilaksanakan oleh seorang guru Bimbingan dan Konseling, tetapi dalam hal ini dilaksanakan oleh guru-guru pada setiap mata pelajaran untuk bimbingan belajar, kepala sekolah, staf sekolah, 27 Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk…, h. 44-45 28 Paimun, Sari Perkuliahan Bimbingan…, h. 27 keamanan, bahkan orang tua atau wali murid, dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling hanya sebagai koordinator dari kegiatan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada siswa di sekolah. Kenakalan Siswa Pengertian Kenakalan Siswa Menurut Sarlito, bahwa kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. 29 Zakiah Daradjat dalam bukunya “kesehatan mental” mengemukakan bahwa jika kenakalan ditinjau dari segi agama, maka segala kelakuan dan tindakan yang terlarang dalam agama jika dilakukan oleh orang yang sudah dewasa akan berdosa dan diakhirat nanti akan dihukum. Tetapi, jika tindakan itu dilakukan oleh anak-anak yang belum baligh, maka tanggung jawab dan dosanya belum dapat dipikulkan kepadanya. 30 Kenakalan remaja adalah remaja yang sering berkelompok yang menyebabkan terganggunya orang-orang di sekitarnya, baik pada malam hari maupun siang hari pada waktu sedang istirahat dengan menciptakan keributan dan mengganggu ketenangan suasana dan melanggar tata kesopanan bertetangga. 31 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah perbuatan yang dilakukan oleh remaja yang bertentangan dengan norma-norma, baik norma agama, susila, atau norma yang berlaku dalam masyarakat yang dapat merugikan dirinya dan orang lain, jika perbuatan melanggar hukum itu dilakukan orang dewasa, maka dinamakan kejahatan. Namun apabila dilakukan oleh anak-anak itu tidak termasuk tindakan melanggar hukum sehingga tidak dapat dikenakan sangsi hukum formal, dan tindakannya ini disebut kenakalan. 29 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, Cet. Ke-6, h. 207 30 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 2001, Cet. Ke-23, h. 107 31 Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000, Cet. Ke-13, h. 18 Masa Remaja Masa remaja adalah masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa dewasa, dimana anak-anak mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan, sikap, cara berpikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Masa ini mulai kira-kira pada umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun. Masa 9 tahun 13-21 yang dilalui oleh anak-anak itu, tidak ubahnya sebagai suatu jembatan penghubung antara masa tenang yang selalu bergantung kepada pertolongan dan perlindungan orang tua, dengan masa berdiri sendiri, bertanggung jawab dan berpikir matang. Dalam melalui masa adolesensi ini, tidak sedikit anak-anak yang mengalami kesukaran-kesukaran atau problem-problem yang kadang-kadang menyebabkan kesehatannya terganggu, jiwanya gelisah dan cemas, pikirannya terhalang menjalankan fungsinya dan kadang-kadang kelakuannya bermacam-macam.Masa ini adalah masa terakhir dari pembinaan kepribadian, dan setelah masa itu dilewati, anak-anak telah berpindah ke dalam dewasa. Jika kesukaran-kesukaran dan problema-problema yang dihadapinya tidak selesai dan masih menggelisahkan sebelum meningkat dewasa, maka usia dewasa akan dilalui dengan kegelisahan dan kecemasan pula. 32

1. Pengertian Remaja