Sejarah Berdirinya Bazis DKI Jakarta

Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; dan yang kedua mengenai Pola pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah Badan Amil Zakat, infaq, dan Shadaqah provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan SK ini, istilah Badan Pembina tidak lagi dipergunakan, tetapi diganti dengan Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. Dengan kedua SK ini diharapkan organisasi BAZIS menjadi lebih efisien dan pola pengelolaan dana zakatnya menjadi lebih optimal, professional, amanah, dan transparan. 28

C. Landasan Hukum BAZIS DKI Jakarta

Sejalan dengan perkembangan BAZIS produk-produk hukumnya senantiasa disesuaikan, terutama lahirnya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat memberikan implaksi sangat luas pada lembaga pengelola zakat ini, diantaranya adanya tuntutan professional, transparansi, akuntabilitas, dan kemandirian. Dasar hokum yang membentengi posisi BAZIS provinsi DKI Jakarta saat ini adalah: 29 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 tahun 1999 tentang pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah 3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. 28 Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Kewirausahaan Jakarta: CED, 2005, h. 79 29 BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2005, Cet-I, h. 13 4. Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia No. 373 tahun 2003 tentang Pelaksanan Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tentang Pengelolaan Zakat. 5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 121 tahun 2002 tentang pola Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infak dan Sedekah pada Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Ibukota Jakarta No. 51 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dana Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah oleh Badan Amil Zakat, Infak dan sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

D. Visi dan Misi BAZIS DKI Jakarta

30 Visi : Pengelola ZIS Terpercaya di Jakarta. 30 Laporan Kegiatan BAZIS DKI Jakarta Tahun 2015, h. 10 Misi : Memaksimumkan pengelolaan ZIS yang amanah, profesional, dan penuh ukhuwah bagi optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat sehingga tidak ada lagi mustahik zakat di Jakarta.

E. Tujuan dan Prinsip Pengelolaan Zakat BAZIS DKI Jakarta

31 Pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah oleh BAZIS DKI Jakarta Bertujuan untuk : 1. Terwujudnya layanan penghimpunan ZIS yang kreatif, inovatif dan memaksimumkan nilai bagi Muzakki, Munfiq dan Mutashaddiq. 2. Terwujudnya layanan pendayagunaan ZIS yang memaksimumkan upaya pemberdayaan mustahik berbasis penguatan jaringan. 3. Terwujudnya organisasi sebagai Good Organization yang mampu memaksimumkan kepuasan materi dan spiritual stakeholder dan menjadi benchmark bagi lembaga pengelola ZIS di Indonesia dan Dunia. Untuk mencapai tujuan tadi, BAZIS DKI Jakarta dalam pelaksanaan pengelolaan zakat selalu berprinsip kepada 4 hal : 1. Landasan: Amanah. 2. Prinsip Kedudukan: Unit Kerja Strategis Pemprov DKI Jakarta yang Obyektif dan non Partisan. 3. Prinsip Manajemen: Profesional, Transparan, Kreatif dan Inovatif, Penuh Ukhuwah dan Berorientasi pada Perbaikan Terus-menerus. 4. Prinsip Aktivitas Inti: Layanan Pengelolaan ZIS yang Optimum. 31 Lporan Kegiatan BAZIS DKI Jakarta Tahun 2015, h. 10

F. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan BAB II pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka tugas pokok BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah : 32 1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan fungsi dan tujuannya. 2. Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat objektif dan transparan. Sedangkan yang menyangkut fungsi, sebagaimana BAB II pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKi Jakarta No. 120 di atas, maka fungsi BAZIS Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan program kerja 2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq dan sahadaqah dari masyarakat termasuk pegawai di wilayah Provinsi DKI Jakarta 3. Pendayagunaan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan hukumnya 4. Penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran menunaikan ibadah zakat, infak dan sedekah 5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infak dan sedekah agar lebih produktif dan terarah 32 BAZIS Provinsi DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2005, Cet-I, h. 17