Analisa Data secara Statistik

A C = Rata–rata konsentrasi sampel sebelum penambahan larutan baku n = jumlah perlakuan Data dapat dilihat pada Lampiran 34. 3.6.2 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko WHO, 1992. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Batas Deteksi = Slope SB 3 Batas kuantitasi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat diukur dalam kondisi percobaan yang sama dan masih memenuhi kriteria cermat dan seksama WHO, 1992. Batas kuantitasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Batas Kuantitasi = Slope SB 10 Keterangan : SB = simpangan baku

3.7 Analisa Data secara Statistik

Rumus yang digunakan untuk menentukan Standart Deviasi yaitu : SD = 1 2 − − ∑ n X Xi Data diterima jika t hitung lebih kecil daripada t tabel pada interval kepercayaan 95 dengan nilai α = 0,05. Rumus yang digunakan untuk menentukan t hitung yaitu : Universitas Sumatera Utara t hitung = n SD X Xi − Keterangan : Xi = kadar formalin dalam satu perlakuan X = kadar rata-rata formalin dalam sampel n = jumlah perlakuan SD = standar deviasi α = tingkat kepercayaan Untuk menghitung rentang kadar formalin secara statistik dalam sampel digunakan rumus: Rentang Kadar Formalin μ = X ± t α2 , dk x n SD Keterangan : SD = standar deviasi X = kadar rata-rata formalin dalam sampel μ = rentang kadar formalin n = jumlah perlakuan t = harga t tabel sesuai dk Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Kadar Formalin secara Titrasi Asam-Basa

Larutan formalin yang digunakan sebagai baku pembanding pada penelitian ini diperoleh dari distributor dengan kadar 37. Maka sebelum digunakan sebagai baku pembanding, terlebih dahulu ditentukan kadarnya secara titrasi asam basa. Berdasarkan hasil penetapan kadar secara titrasi asam basa, diperoleh kadar baku pembanding formalin 35,25. Penurunan kadar ini dikarenakan formalin mengalami perubahan kadar selama penyimpanan, akibat dari sifat fisika-kimia formalin yang mudah menguap Ditjen POM, 1979. Data hasil penetapan kadar dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.2 Pemeriksaan Kualitatif Formalin pada Sampel Sampel terlebih dahulu dibuang isi perutnya dan dibersihkan sebelum dilakukan analisa kualitatif dan kuantitatif. Hal ini disesuaikan dengan perlakuan dalam rumah tangga. Sebelum dilakukan analisa kuantitatif pada sampel, terlebih dahulu dilakukan identifikasi untuk mengetahui ada tidaknya formalin dengan menggunakan pereaksi asam kromatropat 0,05 dalam asam sulfat pekat. Sampel dinyatakan mengandung formalin apabila dengan penambahan asam kromatropat dalam asam sulfat pekat, setelah dipanaskan akan terjadi warna violet Schunack, 1990. Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitatif formalin pada sampel diperoleh data, seperti ditunjukkan pada tabel 1. Universitas Sumatera Utara