Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Formalin pada Sampel Makanan Laut
dengan Perendaman Menggunakan Larutan Cuka 5 dan Air Panas
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 3 sampel yang memberikan hasil positif terhadap pereaksi asam kromatropat yaitu cumi – cumi, ikan
gembung dan ikan dencis. Dan 1 sampel tidak memberikan hasil yang positif terhadap pereaksi asam kromatropat yaitu udang. Oleh karena itu, penetuan kadar
hanya dilakukan terhadap sampel cumi – cumi, ikan gembung dan ikan dencis
Foto hasil uji kualitatif sampel dapat dilihat pada Lampiran 38. 4.3 Penetapan Kadar
4.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Formalin
Hasil penentuan panjang gelombang maksimum larutan formalin dengan konsentrasi 2 ppm, diperoleh panjang gelombang maksimum pada 412 nm.
Kurva serapan larutan formalin dapat dilihat pada Gambar 1.
Panjang gelombang maksimum yang diperoleh ini berbeda dengan yang terdapat dalam literatur yaitu 415 nm Herlich, 1990. Perbedaan panjang
gelombang 3 nm ini masih dalam batas toleransi yang diperkenankan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu lebih kurang 3 nm. Hal ini berarti bahwa
panjang gelombang maksimum ini dapat digunakan untuk analisis formalin pada sampel.
No. Sampel
As. Kromatropat 0,05
1. Cumi - cumi
Violet 2.
Ikan Gembung Violet
3. Udang
Coklat Bening 4.
Ikan Dencis Violet
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Kurva serapan Maksimum Larutan Formalin dengan Konsentrasi
2 ppm secara spektrofotometri sinar tampak
Gambar 2. Data serapan Maksimum Larutan Formalin dengan Konsentrasi
2,16 ppm secara spektrofotometri sinar tampak
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Penentuan Kurva Waktu Kerja Larutan Formalin
Penentuan waktu kerja kestabilan warna dilakukan terhadap larutan formalin baku dengan pereaksi Nash secara spektrofotometri sinar tampak,
pengukuran dilakukan setelah 1 menit larutan formalin diangkat dari penangas air. Dari data yang diperoleh tidak didapatkan serapan yang mempunyai
kesamaan angka 4 desimal. Hal ini kemungkinan disebabkan kondisi alat dan arus listrik yang tidak stabil. Maka untuk itu diambil ketentuan yang memberikan
kesamaan angka 2 desimal. Dari data serapan yang diperoleh, waktu pengukuran yang stabil dimulai
dari menit ke-7 sampai menit ke-16. Data Pengamatan pada Lampiran 5 4.3.3 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Larutan Formalin
Pembuatan kurva kalibrasi larutan formalin dilakukan dengan membuat berbagai konsentrasi pengukuran yaitu 1,08; 1,62; 2,16; 2,7; dan 3,24 ppm,
kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 412 nm. Gambar Linearitas
kurva kalibrasi larutan formalin dapat dilihat pada Lampiran 6.
Hasil perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis Y = 0,2255X + 0,0024 dengan koefisien korelasi r sebesar
0,9999. Menurut Badan POM, koefisien korelasi dari hasil pengukuran tidak boleh kurang dari 0,995. Sehingga hasil koefisien korelasi yang diperoleh dapat
dikatakan mempunyai korelasi yang positif antara kadar dengan serapan.
4.3.4 Kadar Formalin pada Sampel