Penetapan Kadar Formalin .1 Pembuatan Larutan Induk Baku I LIB I

penangas air hingga pembuihan berhenti. Dititrasi dengan asam klorida 1 N menggunakan indikator fenolftalein. Dilakukan titrasi blanko Ditjen POM, 1979. Dilakukan perlakuan yang sama tiga kali dan dihitung normalitas larutan. 1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan 30,03 mg formalin Data dapat dilihat pada lampiran 3. 3.5.4 Pemeriksaan Kualitatif formalin pada sampel Sampel ikan gembung yang telah dibuang isi perutnya dan dibersihkan sebanyak 100 g direndam dengan 200 ml larutan cuka 5 dan dengan 200 ml air panas, kemudian disaring. Ikan gembung disisihkan dan dilakukan pengujian pada filtrat. Diambil sebanyak 1 ml filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan 5 ml larutan asam kromatropat 0,05 . Larutan kemudian dipanaskan di dalam penangas air selama 15 menit. Diamati selama pemanasan, jika terbentuk warna violet menunjukkan adanya formalin Herlich, 1990. Dilakukan pemeriksaan kualitatif pada cumi–cumi, udang dan ikan dencis dengan cara yang sama. 3.5.5 Penetapan Kadar Formalin 3.5.5.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I LIB I Pada wadah yang sudah ditara, ditimbang 3,0634 g larutan formalin yang telah ditentukan kadarnya 35,25 dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 1 liter. Ditambahkan air suling secukupnya dan dikocok hingga homogen. Kemudian larutan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan dihomogenkan. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4. Universitas Sumatera Utara

3.5.5.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II LIB II

Dipipet 10 ml larutan induk baku I lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 250 ml. Ditambahkan air suling secukupnya dan dikocok hingga homogen. Kemudian larutan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.5.5.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Formalin

Dipipet 5 ml larutan induk baku II dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml konsentrasi 2,16 ppm, lalu ditambahkan 10 ml Pereaksi Nash. Selanjutnya ditambahkan air suling hingga garis tanda lalu larutan dihomogenkan. Larutan kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada suhu 37 ˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 360-460 nm dengan menggunakan blanko yaitu air suling yang dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu ditambahkan 10 ml pereaksi Nash dan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda Widyastuti, 2006.

3.5.5.4 Penentuan Waktu Kerja Larutan Formalin

Dipipet 5 ml larutan induk baku II dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml konsentrasi 2,16 ppm, lalu ditambahkan 10 ml pereaksi Nash. Selanjutnya ditambahkan air suling hingga garis tanda dan larutan dihomogenkan. Larutan kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada suhu 37 ˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh Widyastuti, 2006. Data dapat dilihat pada Lampiran 5. Universitas Sumatera Utara

3.5.5.5 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Formalin

Dipipet larutan kerja formalin 40 ppm ke dalam labu tentukur 100 ml berturut-turut 2,5 ml; 3,75 ml; 5,0 ml; 6,25 ml; dan 7,5 ml 1,08; 1,62; 2,16; 2,7; dan 3,24 ppm. Ke dalam masing-masing labu tentukur tersebut ditambahkan 10 ml pereaksi Nash, lalu ditambahkan air suling hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen. Kemudian masing-masing larutan ini dipanaskan di dalam penangas air pada suhu 37 ˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh, serta menggunakan larutan blanko Widyastuti, 2006. Data dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. 3.5.6 Penentuan Kadar Formalin Pada Sampel Masing – masing sampel yang ditentukan sebanyak ±100 g direndam dalam 200 ml larutan cuka 5 dan 200 ml air panas ±100 C dengan variasi waktu perendaman 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit, kemudian disaring. Pada filtrat dilakukan pengujian kadar formalin. Filtrat diambil sebanyak 30 ml lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Selanjutnya larutan tersebut ditambahkan 10 ml reagen Nash 30 bv. Lalu dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan dihomogenkan. Larutan dipanaskan di penangas air pada suhu 37 ˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 412 nm. Perlakuan ini diulang sebanyak 6 kali. Konsentrasi Formalin dapat diketahui dengan mensubstitusikan serapan yang didapat kedalam persamaan regresi Y. Kadar Formalin dapat dihitung dengan Rumus : K = BS Fp V x × × Universitas Sumatera Utara Dimana K = kadar total formalin dalam sampel mcgg x = kadar formalin sesudah pengenceran V = volume sampel ml Fp = faktor pengenceran BS = Berat sampel

3.6 Uji Validasi Metode Analisis