Kadar Formalin pada Sampel

4.3.2 Penentuan Kurva Waktu Kerja Larutan Formalin

Penentuan waktu kerja kestabilan warna dilakukan terhadap larutan formalin baku dengan pereaksi Nash secara spektrofotometri sinar tampak, pengukuran dilakukan setelah 1 menit larutan formalin diangkat dari penangas air. Dari data yang diperoleh tidak didapatkan serapan yang mempunyai kesamaan angka 4 desimal. Hal ini kemungkinan disebabkan kondisi alat dan arus listrik yang tidak stabil. Maka untuk itu diambil ketentuan yang memberikan kesamaan angka 2 desimal. Dari data serapan yang diperoleh, waktu pengukuran yang stabil dimulai dari menit ke-7 sampai menit ke-16. Data Pengamatan pada Lampiran 5 4.3.3 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Larutan Formalin Pembuatan kurva kalibrasi larutan formalin dilakukan dengan membuat berbagai konsentrasi pengukuran yaitu 1,08; 1,62; 2,16; 2,7; dan 3,24 ppm, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 412 nm. Gambar Linearitas kurva kalibrasi larutan formalin dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis Y = 0,2255X + 0,0024 dengan koefisien korelasi r sebesar 0,9999. Menurut Badan POM, koefisien korelasi dari hasil pengukuran tidak boleh kurang dari 0,995. Sehingga hasil koefisien korelasi yang diperoleh dapat dikatakan mempunyai korelasi yang positif antara kadar dengan serapan.

4.3.4 Kadar Formalin pada Sampel

Penetapan kadar formalin pada sampel seharusnya dilakukan dengan menggunakan proses destilasi khusus karena dengan alat destilasi biasa larutan formalin pada pendinginan dapat membentuk kristal trimer siklik sebagai Universitas Sumatera Utara trioksimetilen 1,3,5-trioxan yang larut dalam air Schunack, 1990. Hal ini tidak dapat dilakukan karena fasilitas alat yang tidak memadai. Gambar alat destilasi yang seharusnya digunakan dapat dilihat pada Lampiran 37. Hasil penetapan kadar formalin pada air rendaman sampel dalam waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5. Hasil perhitungan kadar, analisa statistik dan analisa kadar formalin dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 9-33. Tabel 2. Kadar Formalin pada Sampel Dengan Perendaman selama 5 menit No Sampel Kadar Formalin Pada Sampel mcgg Standar Deviasi SD Larutan cuka 5 Air Panas Larutan cuka 5 Air Panas 1. Cumi-cumi 4,8759 ± 0,0328 2,6644± 0,0092 0,0206 0,0058 2. Ikan Gembung 4,7842 ±0,0338 3,1881± 0,0372 0,0272 0,0234 3. Ikan Dencis 4,5215±0,0009 1,2596± 0,0391 0,0072 0,0247 Keterangan : Untuk setiap sampel dilakukan 6 kali perulangan Tabel 3. Kadar Formalin pada Sampel Dengan Perendaman selama 10 menit No Sampel Kadar Formalin Pada Sampel mcgg Standar Deviasi SD Larutan cuka 5 Air Panas Larutan cuka 5 Air Panas 1. Cumi-cumi 5,8977±0,0296 3,0133± ,0280 0,0187 0,0176 2. Ikan Gembung 5,4309±0,0358 3,3753±0,0188 0,0225 0,0119 3. Ikan Dencis 4,7665±0,3582 1,6778±0,0325 0,0291 0,0204 Keterangan : Untuk setiap sampel dilakukan 6 kali perulangan Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Kadar Formalin pada Sampel Dengan Perendaman selama 15 menit No Sampel Kadar Formalin Pada Sampel mcgg Standar Deviasi SD Larutan cuka 5 Air Panas Larutan cuka 5 Air Panas 1. Cumi-cumi 9,5639±0,0156 3,5747±0,0191 0,0099 0,0120 2. Ikan Gembung 9,8636±0,0471 4,8052±0,0248 0,0297 0,0156 3. Ikan Dencis 6,7779±0,0012 2,5195±0,0274 0,0074 0,0173 Keterangan : Untuk setiap sampel dilakukan 6 kali perulangan Tabel 5. Kadar Formalin pada Sampel Dengan Perendaman selama 20 menit No Sampel Kadar Formalin Pada Sampel mcgg Standar Deviasi SD Larutan cuka 5 Air Panas Larutan cuka 5 Air Panas 1. Cumi-cumi 10,0423±0,0955 3,8254±0,0249 0,0060 0,0101 2. Ikan Gembung 10,2453±0,0450 4,9671±0,0153 0,0284 0,0096 3. Ikan Dencis 6,9382±0,0075 2,8257±0,0299 0,0048 0,0189 Keterangan : Untuk setiap sampel dilakukan 6 kali perulangan Dari tabel - tabel diatas dapat dilihat bahwa kadar formalin pada perendaman dengan larutan cuka 5 selama 10 menit,diperoleh kadar tertinggi terdapat pada sampel cumi – cumi, kemudian ikan gembung, dan ikan dencis. Sedangkan kadar formalin pada perendaman selama 5menit, 15 menit dan 20 menit,diperoleh kadar tertinggi terdapat pada sampel ikan gembung, kemudian cumi – cumi, dan ikan dencis. Hal ini menunjukkan bahwa kadar formalin pada cumi – cumi dapat diturunkan dengan perendaman menggunakan larutan cuka 5 selama 10 menit. Sedangkan kadar formalin pada ikan gembung dapat diturunkan dengan perendaman menggunakan larutan cuka 5 selama 20 menit. Universitas Sumatera Utara Perendaman dengan air panas menunjukkan kadar formalin tertinggi terdapat pada sampel ikan gembung, kemudian cumi – cumi, dan ikan dencis untuk semua variasi waktu. Ikatan antara protein yang terdapat pada ikan dengan formalin, lebih mudah terputus dengan perendaman menggunakan larutan cuka 5, sehingga kadar formalin yang terlarut dalam rendaman larutan cuka 5 lebih tinggi dibandingkan dalam air panas. Pelepasan formalin pada larutan cuka 5 lebih tinggi dari pada dalam air panas Sukesi, 2007. Proses perendaman dengan larutan cuka 5 dan air panas selama 20 menit merupakan waktu yang maksimum untuk pelepasan kadar formalin pada semua sampel, karena pada orientasi dengan perendaman selama 25 menit dan 30 menit menunjukkan hasil yang sama dengan perendaman selama 20 menit. Dari data-data yang ditunjukkan pada tabel-tabel diatas, dapat dilihat peningkatan kadar sampel seperti ditunjukkan dengan kurva dibawah ini : Kurva Kadar Formalin Vs Waktu 2 4 6 8 10 12 5 10 15 20 25 sampel cumi dengan perendaman larutan cuka 5 Sampel cumi dengan perendaman air panas Sampel ikan gembung dengan perendaman larutan cuka 5 Sampel ikan gembung dengan perendaman air panas Sampel ikan dencis dengan perendaman larutan cuka 5 Sampel ikan dencis dengan perendaman air panas Universitas Sumatera Utara Dari kurva diatas, dapat dilihat bahwa kadar sampel pada perendaman dengan larutan cuka 5 dan air panas menunjukkan peningkatan kadar sampel berbanding lurus dengan peningkatan waktu. Semakin lama waktu perendaman, maka kadar sampel semakin meningkat. Kadar sampel maksimum ditunjukkan pada perendaman selama 20 menit.

4.4 Uji Validasi Metode Analisis