Parmalim Masyarakat Minoritas KEHIDUPAN SOSIAL PENGIKUT PARMALIM

Setiap dana untuk keperluan Upacara akan dihimpun oleh Ulu Punguan yang dibantu oleh Suhi Ni Ampang Na Opat untuk kemudian dikumpulkan di Pusat dan diserahkan kepada Ihutan, kemudian dari Ihutan dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli segala keperluan Upacara tersebut. Pada saat pemberangkatan menuju Bale Pasogit setiap anggota ruas akan di rekrut oleh Ulu Punguan setiap ruas, dalam merekrut anggota para Ulu Punguan tidak begitu kesulitan karena ketertiban yang telah tertanam pada setiap pribadi Parmalim membuat mereka tetap teratur dan disiplin pada segala hal, sehingga mereka sudah mengetahui apa saja yang harus mereka lakukan untuk mendukung kelancaran setiap kegiatan keagamaan, terutama perayaan besar pada keagamaan Parmalim. Setiap orang bisa menjadi Parmalim, khususnya masyarakat Batak hanya saja setiap individu mampu mengimani kepercayaannya di dalam hati dan mentaati setiap peraturan keagamaan yang ada. Jika seorang individu masuk kedalam Ugamo Malim maka akan diberi masa pencobaan selama satu tahun apakah individu tersebut mampu mengikuti aturan Ugamo dengan tulus atau tidak, tidak ada kewajiban materi untuk masuk menjadi Parmalim, kewajiban setiap pribadi hanya mentaati dan menanamkan ajaran Ugamo di dalam hati dan berperilaku selayaknya seorang Parmalim.

3.3.2 Parmalim Masyarakat Minoritas

Pada awalnya manusia diciptakan sama dan sederajat, tidak ada perbedaan yang diberikan oleh penciptanya terhadap manusia, perbedaan yang diberikan oleh penciptanya hanya perbedaan antara manusia dan binatang dan ciptaan Universitas Sumatera Utara lainnya yang ada di muka bumi ini. Dalam hal ini system kepercayaan seluruh manusia pun hanya berinti pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, agama apapun itu, kepercayaan apapun itu yang masih mengakui Tuhan didalam kehidupannya tetap berinti kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan bumi dan segala isinya untuk dinikmati dan dijaga oleh manusia yang sebagai makhluk tertinggi diantara segala ciptaannya. Kenyataan yang ada pada saat ini yaitu manusia telah menciptakan berbagai macam perbedaan diantara sesama manusia sendiri, mulai dari perbedaan suku, agama, kepercayaan dan adat budaya, sehingga timbullah manusia yang dikucilkan dan dihormati. Perbedaan yang paling menonjol saat ini yaitu perbedaan agama atau kepercayaan diantara sesama manusia. Satu suku tidak menjamin tidak adanya perbedaan kepercayaan diantara manusia, terkadang kelompok masyarakat yang satu suku tetapi beda agama bisa saja saling menimbulkan diskriminasi terhadap pemeluk agama lain atau kepercayaan lain. Negara Indonesia memiliki banyak suku bangsa dan memiliki system kepercayaan yang berbeda-beda pula, sebelum masuknya agama-agama dari luar, masyarakat Indonesia masih menganut paham animisme yaitu kepercayaan yang tersebar luas tentang makhluk-makhluk supernatural yang menganggap bahwa alam semesta dijiwai oleh semacam roh. Edward Tylor dalam William A. Havilland 1988: 198 . Setelah para penyiar agama dan para pendeta dating ke Indonesia dan menyebarkan agama maka banyak masyarakat yang telah beralih dan menganut ajaran agama tersebut, tetapi sebagian masyarakat masih ada yang tetap mempertahankan kepercayaan lama mereka. Universitas Sumatera Utara Saat ini Indonesia memiliki 6 agama yang diakui oleh Negara yaitu Islam, Protestan, Kristen Katholik, Budha, Hindu dan Kong Hu Chu. Ke enam agama tersebut dianut oleh bangsa Indonesia, sementara sebagian kecil masyarakat Indonesia masih ada yang menganut kepercayaan tradisional atau kepercayaan asli dimana subyeknya adalah umat local atau masyarakat kecil yang homogen dengan primordian Loyalti kesetiaan yang pada awal mula dan orang-orang yang saling mengenal face to face relations Laurent Widyasusanto 1996: 32 Semakin lama penganut kepercayaan asli ini semakin terdesak akibat banyaknya kecaman dan pandangan negative dari penganut agama modern, sehingga sebagian masyarakat penganut kepercayaan asli yang tidak dapat menahan segala kecaman tersebut akhirnya berpindah kepada agama modern sehingga pengikutnya kepercayaamn asli menjadi masyarakat minoritas yang terus berjuang untuk mempertahankan kepercayaan mereka, tidak adanya pengakuan dari Negara terhadap kepercayaan asli ini membuat mereka kesulitan untuk memperjuangkan kepercayaan mereka. Ugamo Malim yang merupakan salah satu dari kepercayaan asli suku batak yang ada di Indonesia sangat kesulitan di dalam memperoleh identitas mereka, akibat dari belum diakui secara administrasisebagai keyakinan di Indonesia membuat pengikut Parmalim ini kesulitan untuk masuk ke instansi resmi terutama pemerintahan,sehingga mereka harus menggunakan identitas lain untuk mempermudah urusan administrasi kenegaraan Harian Kompas 18 juli 2008: 26 Ugamo Malim yang berdiam ditanah batak dahulunya merupakan masyarakat mayoritas, dimana seluruh suku batak menganut kepercayaan Universitas Sumatera Utara Parmalim walaupun dengan cara penyembahan yang berbeda-beda, tetapi dengan masuknya agama modern ke tanah batak, Parmalim pun semalin terdesak dan menjadi minoritas. Hikmat Budiman menyatakan 4 hal tentang minoritas yaitu: 1 Batasan tentang minoritas sangat tergantung pada jumlah numeriknya. Jumlah ini membedakan atau secara cacah jiwa berada di bawah atau lebih sedikit dari jumlah penduduk yang mayoritas. 2 Minoritas mengandaikan posisinya berada pada posisi yang tidak dominant, sementara term dominant itu turut mengandaikan posisi kekuasaan atau juga posisi yang berdasar dari segi jumlah tadi. 3 Menjadi minoritas berarti terdapatnya perbedaan yang cukup spesifik dari segi etnik, agama, bahasa. 4 Menjadi minoritas mengharuskan orang atau kelompok untuk memiliki solidaritas terhadap kultur, tradisi, agama, dan bahasa. Serta membagi keinginan untuk melestarikan kultur, tradisi, agama dan bahasa mereka dan kepentingan untuk meraih persamaan hokum dihadapan populasi yang lain. http:gubugbudaya.wordpress.com20070608artikel-27-iccpr- hak-minoritas-di-indonesia Selama ini Ugamo Malim telah berusaha agar kepercayaannya diakui di Negara sendiri, tetapi sampai saat ini kepercayaan ini masih belum mendapat pengakuan, bahkan kepercayaan ini hanya diakui di departemen kebudayaan dan pariwisata, sebagai penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sementara agama dan kepercayaan asli pun sama-sama percaya kepadaTuhan, hanya upacara keagamaannya saja yang berbeda Universitas Sumatera Utara Ugamo Malim selain minoritas, mereka pun selalu diasingkan oleh masyarakat luas karena dianggap masih memegang kepercayaan yang bersifat animisme, sehingga untuk mendirikan tempat ibadah pun mereka kesulitan. Padahal konsep masyarakat terasing sendiri bukan dipandang dari kepercayaan mereka melainkan dari tempat tinggal yang jauh dari masyarakat banyak, kebudayaan yang masih bersifat tradisional dan keterbelakangan pemikiran masyarakatnya yang tinggal di pedalaman atau tepi hutan, hulu sungai, dan rawa- rawa, kebudayaan yang masih bersifat tradisional yaitu berladang, menghormati tamu pejabat dan berpakaian sopan dan menjamu dengan makanan dari bahan beras, tidak meminta-minta atau mengemis, hal lain yang menyebabkan mereka terasing yaitu masyarakatnya yang bodoh, terbelakang, miskin, tidak berdaya dan hina Parsudi Suparlan 1995 : 394-396 . Sebagai masyarakat yang minoritas, Ugamo Malim memiliki harapan agar kepercayaan mereka diterima masyarakat dan diakui oleh Negara, saat ini Parmalim tidak hanya ada ditanah batak saja tetapi telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan telah menyebar ke Negara lain, penyebaran komunitas Parmalim ke daerah-daerah lain tidak lantas membuat perpecahan diantara mereka, satu budaya, tradisi, kepercayaan dan bahasa membuat mereka tetap menjaga solidaritas diantara mereka sebagai masyarakat minoritas yang masih menganut aliran kepercayaan.

3.3.3. Solidaritas Di Dalam Komunitas Parmalim

Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Dan Musikologis Gondang Sabangunan Dalam Upacara Mardebata Pada Masyarakat Parmalim Hutatinggi-Laguboti Di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

3 39 117

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PARMALIM DI DESA HUTATINGGI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

0 11 69

Relasi Parmalim dengan Agama yang Diakui dan Dilayani oleh Negara ( Studi Pada Aliran Kepercayaan Parmalim di Desa Saornauli Hatoguan,Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir )

0 28 115

PANDANGAN HIDUP PARMALIM DI DESA HUTATINGGI KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

2 13 20

Relasi Parmalim dengan Agama yang Diakui dan Dilayani oleh Negara ( Studi Pada Aliran Kepercayaan Parmalim di Desa Saornauli Hatoguan,Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir )

0 0 8

Relasi Parmalim dengan Agama yang Diakui dan Dilayani oleh Negara ( Studi Pada Aliran Kepercayaan Parmalim di Desa Saornauli Hatoguan,Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir )

0 0 1

Relasi Parmalim dengan Agama yang Diakui dan Dilayani oleh Negara ( Studi Pada Aliran Kepercayaan Parmalim di Desa Saornauli Hatoguan,Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir )

0 0 14

Relasi Parmalim dengan Agama yang Diakui dan Dilayani oleh Negara ( Studi Pada Aliran Kepercayaan Parmalim di Desa Saornauli Hatoguan,Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir )

0 1 16

Relasi Parmalim dengan Agama yang Diakui dan Dilayani oleh Negara ( Studi Pada Aliran Kepercayaan Parmalim di Desa Saornauli Hatoguan,Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir )

0 0 3

PENGGUNAAN TANAMAN AREN PADA UPACARA SIPAHA LIMA MASYARAKAT PARMALIM The Use of Palm Trees at The Ceremony Sipaha Lima Parmalim Communities

0 0 5