Malim, solidaritas diantara pengikut Ugamo Malim, perayaan upacara Sipaha Lima Pada Parmalim. Melalui pembahasan berikut maka kita akan dapat melihat
bagaimana seluruh pengikut Ugamo Malim dapat mempertahankan kepercayaan mereka sampai saat ini ditengah-tengah Agama lain yang sudah berkembang,
melalui Upacara Sipaha Lima yang merupakan bentuk ungkapan syukur pengikut Ugamo Malim tersebut.
2.2.1 Struktur Organisasi Pada Parmalim
Dalam sebuah Agama maupun kepercayaan tradisional akan selalu memiliki pemimpin dan pemimpin akan memperoleh tempat yang paling tinggi
dan sangat di hormati, dalam masyarakat tradisional ada beberapa cara untuk memilih seorang pemimpin yaitu berdasarkan garis keturunan, kemampuan
didalam memimpin, dan atas rekomendasi dari masyarakat setempat. Dalam kehidupan masyarakat Sakai di Riau seorang raja adalah pemimpin
bagi Suku Sakai yaitu Raja Siak seorang penguasa tertinggi yang dikenal dan di akui di dalam kehidupan suku Sakai. Segala peraturan dan ketentuan yang
dikeluarkan dan diberlakukan oleh Raja Siak adalah sesuatu yang tidak dapat di tawar-tawar lagi, suatu kehormatan dan sesuatu yang suci Parsudi Suparlan
1995; 212 . Pemimpin yang memperoleh pengesahan resmi atau keabsahan
mempunyai wewenang untuk menjadi pemimpin yang resmi, dalam masyarakat tradisional prosedur itu biasanya berupa serangkaian upacara yang dilambangkan
oleh pengesahan daripada roh nenek moyang dan para dewa. Seorang pemuka agama atau pendetaadalah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat yang
Universitas Sumatera Utara
dianggap keramat oleh masyarakat. Pemimpin itu biasanya ditaati, disegani, atau bahkan ditakuti orang karena dianggap memiliki kharisma karena ia dianggap
sebagai orang yang telah mendapat wahyu dari para leluhur, para dewa, atau oleh Tuhan. Koentjaraningrat 1997; 174- 175 .
Parmalim memiliki pemimpin yang tertinggi dan disebut sebagai Ihutan dan Ihutan di dalam Ugamo Malim dipilih berdasarkan garis keturunan dari Raja
Naipospos. Raja Mulia Naipospos merupakan raja yang diberi amanah oleh Raja Sisingamangaraja untuk meneruskan ajara Parmalim, sehingga Raja Mulia
dahulunya adalah pemimpin tertinggi di dalam Ugamo Malim, setelah beliau meninggal maka kepemimpinannya pun diturunkan kepada anaknya, hingga saat
ini kepemimpinan Ugamo Malim berada di tangan Raja Marnangkok Naipospos yang merupakan cucu dari Raja Mulia Naipospos.
Kedudukan sosial seorang pemimpin membawa sejumlah hak dan kewajiban, seorang pemimpin harus dapat membangkitkan masyarakat atau
kesatuan-kesatuan social di dalam masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan social misalnya dalam perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaanurusan,
pengawasan pelaksanaan hingga pengawasan akibat pelaksanaan. Koentjaraningrat 1997 ; 173 .
Di dalam Ugamo Malim Ihutan memiliki hak dan kewajiban, serta harus dapat memberi semangat kepada seluruh pengikut Ugamo Malim baik di dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan kepercayaannya, serta di dalam menjalani segala tantangan di dalam kepercayaan mereka. Di dalam menjalani kepercayaan Ugamo
ini, Parmalim selalu menghadapi berbagai tantangan yang datang dari luar kepercayaan mereka, misalnya saja pendiskriminasian terhadap kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
mereka, adanya anggapan bahwa kepercayaan mereka masih sesat, menyembah roh-roh halus, sehingga seorang Ihutan haruslah mampu untuk menghadapi segala
tantangan tersebut sehingga pengikut kepercayaan Ugamo Malim tersebut bisa tetap bertahan.
Ihutan dalam Ugamo Malim tidaklah sendirian di dalam pelaksanaan tugasnya tetapi di Bantu oleh beberapa orang yang di pilih secara musyawarah
dan pembantu Ihutan ini bertugas di setiap cabang dari ruas Parmalim yang ada dibeberapa kota di luar Bale Pasogit dan pemimpinya di sebut Ulu Punguan.
Pemilihan Ulu Punguan dilakukan dengan cara musyawarah diantara kelompok ruas yang ada di cabang kemudian dilaporkan kepada Ihutan dan Ihutan akan
menyampaikan tentang Ulu Punguan yang baru tersebut secara Lisan kepada seluruh pengikut Ugamo pada saat pelaksanaan Upacara keagamaan.
Menurut Koentjaraningrat 1997; 173-174 seorang pemimpin harus memiliki 3 unsur penting untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik yaitu
kekuasaan, kewibawaan, dan popularitas, dimana sifat-sifat dari pemimpin akan sangat berpengaruh besar terhadap yang dipimpinnya, adapun pengaruh tersebut
menurut Koentjaraningrat yaitu : a
Sifat-sifat yang disenangi warga masyarakat pada umumnya b
Sifat-sifat yang di idam-idamkan warga masyarakat pada umumnya yang karena itu akan ditiru
c Memiliki keahlian yang diperlukan dan diakui warga masyarakatnya
d Pengesahan resmi atau keabsahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
adat masyarakat e
Sifatnya yang keramat menurut pandangan umum dalam masyarakat
Universitas Sumatera Utara
f Memiliki lambang-lambang pemimpin, sesuai dengan adapt dalam
masyarakat g
Memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuatan Fisik. Orang-orang yang memiliki sifat-sifat diatas dan disenangi oleh banyak
orang merupakan orang yang popular, sehingga para pengikutnya pun akan semakin banyak, sehingga Ihutan maupun Ulu Punguan yang dipilih pun
diharapkan memiliki kemampuan yang seperti diatas agar dapat mempertahankan seluruh pengikutnya Ugamo Malim.
Selain Ihutan dan Ulu Punguan, Parmalim juga memiliki Parhobas atau Suhi Ni Ampang Na Opat, dimana Suhi Ni Ampang Na Opat ini bertugas untuk
mengatur atau mengurus Ugasa Torop atau harta bersama di dalam kepercayaan Ugamo Malim. Adapun Suhi Ni Ampang Na Opat ini yaitu
o Pargonggom yaitu : partai Ketua Suhi Ni Ampang Na Opat
o Namora yaitu
: Bendahara yang mengurus segala keuangan Parmalim
o Pangumei yaitu
: penasehat, memiliki tugas untuk menasihati warga baik dalam kehidupan sehari-hari warga
yang dianggap atau dilihat menyimpang dari ajaran Parmalim serta menasihati pekerjaan
warga pada saat pelaksanaan upacara besar keagamaan.
o Partahi yaitu
: perencana sekretaris dimana Partahi ini menyusun segala perencanaan yang ada di
dalam kegiatan Ugamo Malim
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan Suhi Ni Ampang Na Opat ini pun dilakukan secara musyawarah, Suhi Ni Ampang Na Opat ini tidak hanya ada di pusat atau Bale
Partonggoan saja, tetapi disetiap cabang pun harus ada. Adapun skema struktur organisasi pengikut Parmalim di Pusat dan di cabang yaitu sebagai berikut :
Struktur Organisasi Di Bale Partonggoan Pusat Ugamo Malim
Struktur Organisasi Di Rumah Parsantian Cabang Ugamo Malim
Kegiatan Organisasi yang ada pada Ugamo Malim hanya berupa rapat yang dilakukan menjelang Upacara keagamaan, dalam kalender Batak yaitu pada
saat satu bulan menjelang perayaan Upacara Sipaha Sada dan Sipaha Lima, dalam
IHUTAN
ULU PUNGUAN
PARHOBAS Suhi Ni Ampang Na Opat
Pargonggom, Namora, Pangumei, Partahi
ULU PUNGUAN
PARHOBAS Suhi Ni Ampang Na Opat
Pargonggom, Namora, Pangumei, Partahi
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan rapat tersebut seluruh Ulu Punguan diharapkan hadir dan untuk Suhi Ni Ampang Na Opat tidak diwajibkan untuk seluruhnya hadir, boleh hanya satu
anggota saja yang akan ikut membantu Ulu Punguan dari Ruasnya. Di dalam pelaksanaan rapat tersebut Ulu Punguan yang dibantu oleh salah
satu Suhi Ni Ampang Na Opat akan melaporkan tentang perkembanganwarga dan sekaligus akan dilakukan konsultasi diantara para Ulu Punguan yang hadir
mengenaihal-hal sebagai berikut: a
Tentang pelaksanaan Mangan Na Paet, Sipaha Sada, dan Sipaha Lima
b Tentang berapa banyak warga Parmalim yang datang dalam
Upacara tersebut c
Tentang dana dari warga yang akan diarahkan oleh Ulu Punguan, dalam hal ini jika ada dana dari Upacara tersebut yang masih
bersisa maka akan dijadikan simpanan ugasa torop harta bersama oleh pengikut Ugamo Malim dan dapat digunakan oleh pengikut
Parmalim sewaktu-waktu dibutuhkan Menjelang perayaan Upacara keagamaan maka Ulu Punguan akan segera
memberitahukan kepada setiap ruas pada saat perkumpulan atau peribadatan setiap hari sabtu serta memberitahukan segala perlengkapan yang perlu disiapkan
untuk Upacara tersebut. Untuk ruas yang jauh seperti ruas yang ada di Irian Jaya atau di tempat lainnya yang sangat jauh dan tidak mungkin untuk dating pada saat
rapat maka pemberitahuannya dilakukan dengan melalui alat komunikasi telepon maupun media pos dengan mengirimkan surat kepada Ulu Punguan di sana.
Universitas Sumatera Utara
Setiap dana untuk keperluan Upacara akan dihimpun oleh Ulu Punguan yang dibantu oleh Suhi Ni Ampang Na Opat untuk kemudian dikumpulkan di
Pusat dan diserahkan kepada Ihutan, kemudian dari Ihutan dana tersebut akan dipergunakan untuk membeli segala keperluan Upacara tersebut.
Pada saat pemberangkatan menuju Bale Pasogit setiap anggota ruas akan di rekrut oleh Ulu Punguan setiap ruas, dalam merekrut anggota para Ulu
Punguan tidak begitu kesulitan karena ketertiban yang telah tertanam pada setiap pribadi Parmalim membuat mereka tetap teratur dan disiplin pada segala hal,
sehingga mereka sudah mengetahui apa saja yang harus mereka lakukan untuk mendukung kelancaran setiap kegiatan keagamaan, terutama perayaan besar pada
keagamaan Parmalim. Setiap orang bisa menjadi Parmalim, khususnya masyarakat Batak hanya
saja setiap individu mampu mengimani kepercayaannya di dalam hati dan mentaati setiap peraturan keagamaan yang ada. Jika seorang individu masuk
kedalam Ugamo Malim maka akan diberi masa pencobaan selama satu tahun apakah individu tersebut mampu mengikuti aturan Ugamo dengan tulus atau
tidak, tidak ada kewajiban materi untuk masuk menjadi Parmalim, kewajiban setiap pribadi hanya mentaati dan menanamkan ajaran Ugamo di dalam hati dan
berperilaku selayaknya seorang Parmalim.
3.3.2 Parmalim Masyarakat Minoritas