Keadaan alam di Huta Parmalim tidaklah sama seperti desa lain yang memiliki areal persawahan, Huta Parmalim lebih dominan didirikan bangunan
yaitu tempat keturunan Raja Naipospos, adapun tumbuhan yang ada di sekitar Huta hanya sebagai tumbuhan pelindung yaitu seperti pohon kelapa, coklat,
kemiri, serta tumbuhan lainnya yang memberi kesejukan di Huta ini. Luas areal perumahan di Huta ini sekitar ± 2 Ha dan 1 lagi sebagai halaman yang sudah di
paving blok secara rapi. Perumahan yang ada di Huta ini tersusun rapi dan berjejer di pinggiran
Huta dan sudah berdinding batu, tetapi ada sebahagian rumah warga yang masih berdinding papan. Bangunan yang sudah berdinding batu yaitu rumah Ihutan,
Bale Partonggoan, Bale Parpitaan dan Bale Parhobasan. Disamping rumah Ihutan terdapat sebuah bangunan dan berfungsi sebagai Bale Pengobatan dan
biasanya di buka pada saat ada perayaan-perayaan besar kepercayaan Parmalim dan akan di urus oleh tim medis yang merupakan umat Parmalim juga.
Jalan menuju Huta Parmalim sendiri masih berbatu tetapi masih bisa dilalui oleh alat transportasi seperti mobil dan becak, tetapi bukan jalan
perlintasan kendaraan.
2.2.2 Keadaan Penduduk
Huta Parmalim hanya memiliki jumlah penduduk sekitar 72 jiwa atau sekitar 13 rumah tangga, dalam 1 rumah tangga bisa terdapat 5 – 6 jiwa, dimana
seluruhnya hanya etnis batak toba, menurut data tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Keadaan Sosial Ekonomi
Penduduk di Huta Parmalim umumnya bekerja sebagai petani dan berkebun, adapun mata pencaharian lainnya yaitu sebagai LSM dan Pensiunan
Kodam, tetapi pada umumnya masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani.
2.2.4. Keadaan Sosial Budaya dan Sistem Kekerabatan
Masyarakat di Huta Parmalim ini adalah etnis batak asli, sehingga adat budaya yang dipakai pun masih adat batak, terlebih lagi pengikut Parmalim sangat
memegang teguh adat istiadat etnis batak, maka dalam setiap perilaku masyarakat haruslah mencerminkan adat istiadat etnis batak.
System kekerabatan masyarakat di Huta Parmalim seluruhnya masih satu keturunan dari Raja Naipospos dan saat ini yang bertempat tinggal di Huta itu
adalah cucu dari Raja Naipospos pertama yaitu Raja Mulia Naipospos, sehingga hubungan mereka di Huta Parmalim sangat erat dan dekat dikarenakan masih
saudara sekandung.
2.2.5. Sejarah Huta Parmalim
Huta Parmalim dahulunya merupakan tempat tinggal dari Raja Mulia Naipospos beserta keluarganya dan Raja Mulia juga seorang penganut keprcayaan
Ugamo Malim, Raja Mulia merupakan salah satu Panglima dari Raja Sisingamangaraja, setelah Raja Sisingamangaraja menghilang dan bersembunyi di
suatu tempat, dan tanah Bakkara yang dahulunya merupakan Bale Pasogit Ugamo Malim telah dibumi hanguskan oleh Belanda, maka Sisingamangaraja
mengamanatkan kepada Raja Mulia Naipospos untuk mendirikan Bale Pasogit di
Universitas Sumatera Utara
Desa Pardomuan Nauli tetapi lebih dikenal dengan Desa Hutatinggi yang saat ini telah menjadi Bale Pasogit Parmalim.
Amanat tersebut pun segera dilaksanakan oleh Raja Mulia dan Raja Mulia pun diminta Sisingamangaraja untuk memimpin dan meneruskan ajaran Ugamo
Malim, sehingga seluruh keturunan dari Raja Mulia pun bertempat tinggal di Huta tersebut, dan kepemimpinan Parmalim pun diturunkan secara turun temurun oleh
keturunan dari Raja Mulia Naipospos dan saat ini dipimpin oleh Raja Marnangkok Naipospos sebagai cucu dari Raja Mulia Naipospos.
2.2.6. Sistem Pendidikan dan Sarana Kesehatan