1. Diagnosis Meningitis 2. Pemeriksaan Rangsangan Meningeal 2.1. Pemeriksaan Kaku kuduk

Untuk meningitis dengan bakteri Haemophilus influenza dapat dicegah dengan pemberian imunisasi vaksin gabungan H. influenza tipe b yang dapat diberikan mulai pada sekitar usia 2 bulan atau sesegera mungkin sesudahnya. Untuk mencegah terinfeksi meningitis bakteri N. meningitidis pada anak resiko tinggi umur di atas 2 tahun dianjurkan untuk mendapatkan vaksin quadrivalen meningokokus terhadap serogrup A, C, Y, dan W135. Vaksin ini dapat diberikan untuk kontak terpajan dan selama epidemik penyakit meningokokus. 21 Untuk penderita resiko tinggi meningitis bakteri S. pneumonia harus mendapat vaksin pneumokokus. Sedangkan pada meningitis virus, dapat dicegah dengan pemberian vaksin virus yang efektif untuk polio, campak, parotitis, dan rubella. 22 Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi kontak langsung dengan penderita, mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan lingkungan seperti barak, sekolah, tenda, dan kapal. 29

b. Pencegahan Sekunder

16 Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Antara lain:

b.1. Diagnosis Meningitis

Gejala-gejala dan tanda-tanda meningitis bakteri didahului oleh gejala saluran nafas bagian atas atau saluran cerna selama beberapa hari sebelumnya. Biasanya radang selaput otak akan disertai panas mendadak mual, muntah, anoreksia, fotofobia, dan kaku kuduk. Bila infeksi memberat, timbul peradangan korteks dan edema otak dengan gejala-gejala penurunan tingkat kesadaran, koma, kejang-kejang, kelumpuhan saraf otak yang bersifat sementara atau menetap, dan pada bayi fontanella mencembung. 3 Pada anak dengan demam dan kejang, bila Universitas Sumatera Utara diagnosis kejang demam dan epilepsi telah disingkirkan, maka diagnosinya hampir pasti meningitis atau meningoensefalitis. 30 Pada bayi umur 28 hari gejala mungkin samar dan tidak spesifik, seperti tidak mau menyusu, menjadi sangat tenang atau sangat gelisah, muntah, atau tampak tidak sehat. Temperatur cenderung rendah daripada tinggi. Jika ada muntah, maka fontanel akan mendatar atau mencekung. Sehingga lingkaran kepala bayi harus diukur setiap hari. Pada bayi yang lebih besar sampai umur dua tahun, gejala meliputi kegelisahan, demam, muntah, fotofobia, ketegangan, dan kejang. Anak tampak kejang dan gugup. Pada bagian akhir penyakit, fontanel akan menggelembung, terasa nyeri bila menekuk leher dan akan timbul Kernig’s sign yang positif tidak dapat menaikkan tungkai dengan membengkokkannya di sendi pinggul. 4 Pada anak yang berumur lebih dari dua tahun, sebagai tambahan dari gejala di atas, mungkin mengeluh sakit kepala, pusing, bahkan sampai koma. 4 Gejala klinis meningitis virus yang benigna, gejalanya dapat sedemikian rupa ringannya sehingga diagnosis meningitis menjadi tidak terlihat. Jika gejala agak berat biasanya ditandai dengan nyeri kepala dan nyeri kuduk. 14

b.2. Pemeriksaan Rangsangan Meningeal

31

b.2.1. Pemeriksaan Kaku kuduk

Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif + bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala. Universitas Sumatera Utara

b.2.2. Pemeriksaan Tanda Kernig