Agent Lingkungan Pencegahan Sekunder

2.5.2. Determinan Meningitis

a. Hostpenjamu

Meningitis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, 5 − 36 kali lebih besar pada anak kulit hitam daripada anak kulit putih. 21 Bakteri ini juga paling sering menyerang bayi 2 tahun. 26 Penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rofiq 2000 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM mengenai daya lindung vaksin TBC terhadap meningitis Tb pada anak sebanyak 0,72 kali bila penderita diberi BCG dibanding dengan penderita yang tidak pernah diberikan BCG. 27 Pada meningitis serosa dengan penyebab virus terutama menyerang anak- anak dan dewasa muda 12-18 tahun. Meningitis ini dapat terjadi pada saat menderita campak, gondongan mumps atau penyakit infeksi virus lainnya. 21 Penelitian yang dilakukan oleh Erleena Nur di Malaysia tahun 2005, menemukan bahwa meningitis lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan sex ratio 1,6. 24 Penelitian yang dilakukan di Korea Lee, 2005 menunjukkan resiko laki-laki untuk menderita meningitis dua kali lebih besar dibanding perempuan dengan rasio 2:1. 28

b. Agent

Pada umumnya, penyebab meningitis adalah bakteri dan virus. Meningitis serosa penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lain seperti virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia. Meningitis purulenta penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumonia pneumokok, Nesseria meningitidis meningokok, Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,dan Pseudomonas aeruginosa. 16 Universitas Sumatera Utara Insiden dari tipe bakteri penyebab bervariasi menurut umur penderita. Pada Neonatal 0-2 bulan bakteri penyebab meningitis adalah Streptococcus Group B. E. Coli, Staph. Aureus, Enterobacter dan pseudomonas. Pada anak-anak sering disebabkan oleh Haemophilus influenzae, N. meningitidis, dan S. pneumoniae. Pada dewasa muda 6-20 tahun yaitu N. meningitidis. S. pneumonia dan H. influenzae. Sedangkan pada dewasa 20 tahun adalah S. pneumonia, N. meningitidis, Sterptococcus, dan Staphylococcus. Angka mortalitas di AS pada suatu survey epidemiologik secara prospektif dari tahun 1978 adalah: untuk H. influenzae 6,0, N. meningitidis 10,3 dan S. pneumoniae 26,3 . 17

c. Lingkungan

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit meningitis adalah faktor lingkungan dengan kebersihan yang buruk dan terlalu padat. Dimana timbulnya kontak antara penderita yang memilki penyakit saluran pernafasan ataupun influenza. Sehingga anak dapat terpapar oleh bakteri Haemophilus influenza, pemaparan kuman juga dapat terjadi pada saat anak kontak dengan teman sekolah ataupun kontak di tempat penitipan anak dan juga dipengaruhi oleh imunitas kelompok yang rendah, misalnya tinggal di daerah kumuh ataupun sosial ekonomi yang rendah. 16 Resiko penularan meningitis bakteri N. meningitidis juga meningkat pada lingkungan yang padat seperti asrama, kamp-kamp tentara, dan jemaah haji. 22 Universitas Sumatera Utara

2.6. Komplikasi Meningitis

4 Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis antara lain:

2.6.1. Trombosis vena serebral, yang menyebabkan kejang, koma, atau

kelumpuhan.

2.6.2. Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan di ruangan subdural

karena adanya infeksi oleh kuman. 2.6.3. Hidrosefalus, yaitu pertumbuhan lingkaran kepala yang cepat dan abnormal yang disebabkan oleh penyumbatan cairan serebrospinalis.

2.6.4. Ensefalitis, yaitu radang pada otak.

2.6.5. Abses otak, terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah di otak.

2.6.6. Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infark otak

karena adanya infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan kematian pada jaringan otak. 2.6.7. Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran pendengaran.

2.6.8. Gangguan perkembangan mental dan inteligensi karena adanya retardasi

mental yang mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak terganggu. 2.7. Pencegahan Meningitis a. Pencegahan Primer Pencegahan primer dilakukan untuk mencegah timbulnya faktor resiko meningitis bagi individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat. 29 Pencegahan penyakit infeksi meningitis dapat dilakukan dengan pemberian vaksin pada bayi agar mendapatkan kekebalan tubuh terhadap bibit penyakit tersebut. Universitas Sumatera Utara Untuk meningitis dengan bakteri Haemophilus influenza dapat dicegah dengan pemberian imunisasi vaksin gabungan H. influenza tipe b yang dapat diberikan mulai pada sekitar usia 2 bulan atau sesegera mungkin sesudahnya. Untuk mencegah terinfeksi meningitis bakteri N. meningitidis pada anak resiko tinggi umur di atas 2 tahun dianjurkan untuk mendapatkan vaksin quadrivalen meningokokus terhadap serogrup A, C, Y, dan W135. Vaksin ini dapat diberikan untuk kontak terpajan dan selama epidemik penyakit meningokokus. 21 Untuk penderita resiko tinggi meningitis bakteri S. pneumonia harus mendapat vaksin pneumokokus. Sedangkan pada meningitis virus, dapat dicegah dengan pemberian vaksin virus yang efektif untuk polio, campak, parotitis, dan rubella. 22 Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi kontak langsung dengan penderita, mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan lingkungan seperti barak, sekolah, tenda, dan kapal. 29

b. Pencegahan Sekunder

16 Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera. Antara lain:

b.1. Diagnosis Meningitis