d. Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi
bagaimana seorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang
Mentawai di pedalaman Siberut atau saudara kita di pedalaman Irian.
5. Pengertian Masyarakat Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerjasama antar berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.
7
Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan antara
aturan yang tertentu.
8
Sementara itu masyarakat adalah orang-orang yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah terbatas yang diarahkan oleh
kebudayaan mereka.
9
Jadi dapat disimpulkan, masyarakat adalah sekumpulan orang yang hidup bersama, berinteraksi dan berkerjasama di suatu wilayah dan
terdapat aturan didalamnya yang mengikat. a. Komponen-komponen Masyarakat
Menurut Gumilar, ada lima komponen-komponen dasar suatu masyarakat, yaitu:
10
1 Populasi, yakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari setiap sudut pandangan kolektif. Secara sosiologis,
aspek-aspeknya yang perlu dipertimbangkan adalah: a
7
Nari Markus, Dinamika Sosial dan Pemekaran Daerah, Yogyakarta: Ombak, 2010 h.6
8
Hartono Arnicun Aziz. 2008. Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara h. 88
9
Nurdin Amin Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar Memhami Konsep- Konsep Sosiolog,. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. h.35
10
Ibid, h. 22
aspek genetika yang konstan secara alamiah, b variabel genetik, dan c variabel demografis.
2 Kebudayaan, hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang mencakup: a sistem lambang-lambang dan
b informasi. 3 Hasil-hasil kebudayaan material.
4 Organisasi sosial, yakni jaringan hubungan antara warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain mencakup: a
warga masyarakat secara individual, b peranan-peranan, kelompok-kelompok sosial, dan d kelas-kelas sosial.
5 Lembaga-lembaga sosial dan sistemnya. b. Unsur-unsur Masyarakat
Terdapat tiga unsur dari masyarakat, antara lain:
11
1 Harus ada kelompok pengumpulan manusia, dan harus banyak jumlahnya dan bukan mengumpulkan binatang.
2 Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
3 Adaya aturan undang-undang yang mengatur mereka bersama, untuk maju kepada satu cita-cita yang sama.
B. Kota dan Hutan Kota
1. Pengertian Kota Pada umumnya “kota” itu diartikan sebagai suatu permukaan
wilayah dimana terdapat pemusatan konsentrasi penduduk dan berbagai jenis kegiatan ekonomi, sosial budaya dan administrasi
pemerintah.
12
Kota merupakan sebuah sistem, baik secara fisik maupun sosial ekonomi, bersifat tidak statis yang sewaktu-waktu dapat menjadi tidak
11
Hartono Arnicun Aziz, op. cit h. 90
12
Adisasmita Rahardjo, Pembangunan Kota Optimum, Efisiensi Mandiri, Jakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 49
teratur, sulit dikontrol, dan mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik seperti iklim.
13
Kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggaldari berbagai lapisan
masyarakat.
14
Kota juga dapat didefinisikan sebagai suatu tempat sejumlah besar orang menetap secara permanen dan tidak memproduksi
makanan mereka sendiri.
15
Jadi dapat disimpulkan kota merupakan suatu permukaan wilayah dimana terdapat pemusatan penduduk dan bersifat statis yang sewaktu-
waktu dapat tidak teratur yang terdiri dari bangunan rumah yang menjadi tempat tinggal berbagai lapisan masyarakat dan tidak memproduksi
makanan mereka sendiri. Kota menurut hirarkhi besarannya menurut NUDS National
Urban Development Strategy dapat diamati melalui jumlah penduduk yang tinggal dan beraktivitas dikawasan tersebut, yang menurut sumber
tersebut bisa dibagi dalam 5 tingkatan:
16
1. Kota Metropolitan, penduduk 1.000.000 2. Kota Besar, penduduk 500.000
– 1.000.000 3. Kota Menengah, penduduk 100.000
– 500.000 4. Kota Kecil A, penduduk 50.000
– 100.000 5. Kota Kecil B, penduduk 20.000
– 50.000
2. Permasalahan Kota Selanjutnya Bintarto mengatakan bahwa kemunduran lingkungan
kota yang juga dikenal dengan istilah “Urban Environment
Degradation” pada saat ini sudah meluas di berbagai kota di dunia,
13
Zoer’aini Irwan, Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 47
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Edisi ketiga. 2003. Balai Pustaka: Jakarta. h. 597
15
Henslin James M, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Edisi 6 Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2006, 197
16
Departemen Dalam Negeri RI, National Urban Development Strategy, Jakarta, 1985.
sedangkan di beberapa kota di Indonesia sudah nampak adanya gejala yang membahayakan. Kemunduran atau kerusakan lingkungan kota
tersebut dapat dilihat dari dua aspek:
17
Dari aspek fisis, environmental degradation of physical nature, yaitu gangguan yang ditimbulkan dari unsur-unsur alam, misalnya pencemaran
air, udara dan seterusnya. a. Dari aspek sosial-masyarakat environmental degradation of societal
nature, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusianya sendiri yang menimbulkan kehidupan yang tidak tenang, tidak nyaman dan
tidak tenteram. Kepadatan penduduk merupakan permasalahan kota dari aspek
fisik. Kepadatan penduduk adalah kepadatan penduduk adalah jumlah orang persatuan luas per km
2
, per mil
2
disuatu daerah ,dan di negeri kita kepadatan penduduk umunya dinyatakan sebagai jumlah orang
penduduk per km
2
luas wilayah.
18
3. Pengertian Hutan Kota Pemerintah Indonesia membuat Peratruran Pemerintah tantang
hutan kota. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota:
a. Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
b. Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon- pohon yang kompak dan rapat didalam wilayah perkotaan baik pada
tanah negara maupun tanah hak, yang telah ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang
17
Bintarto, Interaksi Desa-Kota, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989, h,36
18
Rusli Said, Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta: LP3ES, 1984 h. 94
Sedangkan menurut Fakuara, hutan kota ialah cara pendekatan dan penerapan salah satu fungsi hutan dalam kelompok vegetasi diperkotaan
untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya bagi kepentingan perkotaan.
19
Menurut hasil rumusan Rapat Teknis di Jakarta pada bulan Februari 1991 hutan kota didefinisikan sebagai suatu lahan yang
pertumbuhan pohon-pohon di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga
lingkungan dalam hal peraturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan
ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota.
20
Jadi dapat disimpulkan hutan kota adalah hamparan lahan yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dan terdapat kelompok vegetasi
yang bertujuan untuk proteksi, rekreasi dan estetika dan telah ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
4. Bentuk Hutan Kota Beberapa bentuk hutan kota adalah sebagai berikut.
21
a. Jalur Hijau Pohon peneduh jalan raya, jalur hijau dibawah kawat listrik tegangan
tinggi, jalur hijau ditepi jalan kereta api, jalur hijau di tepi sungai di dalam kota atai di luar kota dapat di bangun dan di kebangkan
sebagai hutan kota guna diperoleh manfaat kualitas lingkungan perkotaan yang baik.
19
Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Jakarta: APHI Jakarta, 1992, h. 29.