Kota dan Hutan Kota

Sedangkan menurut Fakuara, hutan kota ialah cara pendekatan dan penerapan salah satu fungsi hutan dalam kelompok vegetasi diperkotaan untuk mencapai tujuan proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya bagi kepentingan perkotaan. 19 Menurut hasil rumusan Rapat Teknis di Jakarta pada bulan Februari 1991 hutan kota didefinisikan sebagai suatu lahan yang pertumbuhan pohon-pohon di dalam wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal peraturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid yang merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohonan, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota. 20 Jadi dapat disimpulkan hutan kota adalah hamparan lahan yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dan terdapat kelompok vegetasi yang bertujuan untuk proteksi, rekreasi dan estetika dan telah ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. 4. Bentuk Hutan Kota Beberapa bentuk hutan kota adalah sebagai berikut. 21 a. Jalur Hijau Pohon peneduh jalan raya, jalur hijau dibawah kawat listrik tegangan tinggi, jalur hijau ditepi jalan kereta api, jalur hijau di tepi sungai di dalam kota atai di luar kota dapat di bangun dan di kebangkan sebagai hutan kota guna diperoleh manfaat kualitas lingkungan perkotaan yang baik. 19 Endes N Dahlan, Hutan Kota Untuk Pengellan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Jakarta: APHI Jakarta, 1992, h. 29. 20 Ibid., h. 30. 21 Ibid., h. 50. b. Taman Kota Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik sebagaian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. c. Kebun dan Halaman Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis yang dapat menghasilkan buah. Halaman rumah juga dapat memberikan prestise tertentu. Oleh sebab itu halaman rumah ditata apik sedemikian rupa untuk mendapatkan citra, kebanggan dan keindahan tertentu bagi empunya rumah maupun orang lain yang memandang dan menikmatinya. d. Kebun Raya, Hutan Kota dan Kebun Binatang Kebun raya, hutan kota dan kebun binatang dapat dimasukkan ke salah satu bentuk hutan kota. Tanaman berasal dari daerah setempat, maupun dari daerah lain, baik dari daerah dalam negeri maupun luar negeri. e. Hutan lindung Daerah pantai yang rawan akan abrasi air laut, hendaknya dijadikan hutan lindung. f. Kuburan dan Taman Makan Pahlawan Pada temmat pemakaman banyak ditanam pephonan. Nampaknya sebagai manifestasi kecintaan orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal tak akan pernah berhenti, selama pohon tersebut masih berdiri tegak. Menurut Zoer’aini Djamal Irwan bentuk hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: 22 a. Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota yang dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat yang tidak beraturan. 22 Zoer’aini Irwan, op. cit., h. 62. b. Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil. c. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan sebagainya. 5. Struktur Hutan Kota Struktur hutan kota ditentukan keanekaragaman vegetasi yang ditanam sehingga terbangun hutan kota yang berlapis-lapis dan berstrata baik secara vertikal maupun horizontal yang meniru hutan alam. Struktur hutan kota merupakan komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun kota yang dapat diklasifikasikan menjadi: 23 a. Berstrata dua Komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota hanya terdiri dari pepohonan dan rumput penutup atau penutup lainnya. b. Berstrata banyak Komunitas tumbuh-tumbuhan hutan kota selain terdiri dari pepohohnan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah. Jarak tanam rapat tidak beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh-tumbuhan hutan alam. Gambar 2.1 Gambar sketsa hutan kota strata 2. 23 Ibid., h. 63. Gambar 2.2 Gambar sketsa hutan kota berbentuk bergerombol strata 2. Gambar 2.3 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata 2. Gambar 2.4 Gambar sketsa hutan kota berbentuk menyebar strata banyak. Gambar 2.5 Gambar sketsa hutan kota berbentuk jalur strata 2. Bentuk dan strata hutan kota berbentuk mempengaruhi kualitas lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian pengaruh bentuk dan strata hutan kota terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya, antara lain: 24 a. Hutan kota menurunkan suhu sekitarnya sebesar 3,46 disiang hari pada pemulaan musim hujan. Hutan kota dengan komunitas vegetasi berstrata dua menurunkan suhu pada yang berbentuk jalur sebesar 1,43 menyebar 3,60 bergerombol 3,18. Hutan kota berstrata banyak menurunkan suhu pada yang berbentuk menyebar 2,28 dan bergerombol 3,04. b. Hutan kota berbentuk jalur strata dua menaikkan kelembaban sebesar 1,77, berbentuk menyebar strata banyak 4,66 dan hutan kota bergerombol strata banyak menaikkan kelambaban sebesar 2,20. Secara keseluruhan hutan kota menaikkan kelembapan sebesar 0,81 disiang hari pada permulaan musim hujan. c. Hutan kota berstrata dua menurunkan kebisingan pada yang berbentuk jalur 5,54, menyebar 21,87, bergerombol 16,34. Hutan kota berbentuk menyebar strata banyak menurunkan kebisingan 18,94 pada siang hari di permulaan musim hujan. d. Hutan kota berstrata dua menurunkan kadar debu pada yang berbentuk jalur sebesar 37,62, menyebar 39,93, bergerombol 51,14. Hutan kota berstrata banyak menurunkan kadar debu pada yang berbentuk menyebar 67,91 dan bergerombol 39,21. Secara keseluruhan hutan kota menurunkan kadar debu sebesar 46,13 di siang hari pada permulaan musim hujan. 6. Tipe Hutan Kota Setiap hutan memiliki tipe yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap kota. Kota yang memiliki kuantitas air tanah yang sedikit dan atau terancam masalah intrusi air laut, maka fungsi hutan kota yang harus diperhatikan adalah sebagai penyerapan, penyimpanan dan 24 Ibid., h. 156. pemasok air. Maka hutan kota yang cocok adalah hutan lindung didaerah tangkapan airnya. Berikut adalah tipe-tipe hutan kota: 25 a. Tipe pemukiman Hutan kota didaerah pemukiman dapat berupa taman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan. Umumnya digunakan untuk olahraga, bersantai, bermain dan sebagainya. b. Tipe kawasan industri Hutan kota ini ditunjuk untuk mengatasi masalah limbah dari industri dapat berupa partikel, aerosol, gas dan cairan dapat menggangu kesehatan manusia dan dapat menimbulkan kebisingan dan bau yang mengganggu kenyamaan. c. Tipe rekreasi dan keindahan Rekreasi pada kawasan hutan kota bertujuan menyegarkan kondisi fisik. Untuk mendapatkan kesegaran diperlukan masa istirahat yang terbebas dari rutinitas sambil menikmati wajah alam yang indah, segar dan penuh kesegaran. d. Tipe pelestarian plasma nutfah Hutan konservasi bertujuan mencegah kerusakan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam. Bentuk hutan kota yang memenuhi kriteria ini contohnya kebun raya, hutan raya dan kebun binatang. e. Tipe perlindungan Kota yang terletak pada kemiringan yang cukup tinggi dengan tebing-tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai perlu dijaga dengan membangun hutan kota agar terhindar dari bahasa erosi dan longsor. f. Tipe pengamanan Jalur hijau disepanjang tepi jalan tol. Tujuan pembuatan hutan kota tipe ini adalah untuk mencegah kecelakaan dijalan, dengan menanam perdu yang tliat dan jalur pohon pisang. 25 Endes N Dahlan, op. cit., h 47-52 7. Fungsi Hutan Kota Fungsi hutan kota sangat tergantung pada komposisi dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan tujuan perancangannya. Secara garis besar fungsi hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi berikut: 26 a. Fungsi Lansekap meliputi fungsi fisik dan fungsi sosial, yaitu sebagai berikut : 1 Fungsi fisik antara lain vegetasi sebagai unsur struktural berfungsi untuk perlindungan terhadap kondisi fisik alam di sekitar seperti angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau. Kegunaan arsitektural vegetasi sangat penting didalam tata ruang luar. 2 Fungsi lansekap yang meliputi fungsi sosial. Penataan vegetasi dalam hutan kota yang baik akan memberikan tempat interaksi sosial yang sangat produktif b. Fungsi Pelestarian Lingkungan Dalam pengembangan dan pengendalian kualitas lingkungan, fungsi lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi lingkungan antara lain : 1 Menyegarkan udara atau sebagai ”paru-paru kota” Fungsi menyegarkan udara dengan mengambil CO 2 dalam proses sintesis dan menghasilkan O 2 , yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan. Fotosintesis dengan nama latin Phosynthesis Mensintesa adalah zat makanan bahan organik dengan mendapat energi dari cahaya matahari, air H 2 O dari tanah beserta asam arang CO 2 dari udara, diubah jadi glokosa C 6 H 12 O 6 di daun untuk mengikat energi cahaya matahari itu perlu ke hadiran klorofil zat hijau daun didaun. 27 26 Zoer’aini Irwan, op. cit., h. 66 27 Yatim Wildan, Kamus Biologi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007, h.390 2 Menurunkan suhu kota dan mengingkatkan kelembaban Kelembapan udara menunjukkan kandungan air di atmosfer pada suatu saat dan waktu tertentu. Semakin banyak air yang diuapkan, semakin banyak energi yang berbentuk panas laten dan makin lembap udaranya. Uap air di atmosfer bertindak sebagai pengatur panas suhu udara karena sifatnya yang dapat menyerap energi radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang. 3 Sebagai ruang hidup satwa Vegetasi atau tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang hidup habitat bagi makhluk hidup lainnya. 4 Penyanggah dan perlindungan Permukaan tanah dari erosi Fungsi hutan kota lainnya adalah sebagai penyanggah dan pelindung permukaan tanah dari air hujan dan angin untuk ketersediaan air tanah dan pencegah erosi. 5 Pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah Untuk pengendalian atau mengurangi polusi udara, limbah dan menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari beberapa komponan zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat unsur- unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos, oksida besi, silika, jelaga dan unsur kima lainnya. Berbagai hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa vegetasi dapat mengakumulasi berbagai jenis polutan. 6 Peredaman kebisingan Kebisingan adalah suara yang berlebihan, tidak diinginkan dan sering disebut ”polusi tidak terlihat” yang menyebabkan efek fisik dan psikologis. Tingkat kebisingan yang dapat dikontrol oleh vegetasi tergantung pada jenis spesies, tinggi tumbuhan, kerapatan dan jarak tumbuhan. Bagian tumbuhan yang paling efektif untuk absorpsi adalah bagian yang memiliki daun tebal, berdaging dengan banyak petiole. 7 Tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator Hutan kota berfungsi sebagai tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator dari timbulnya masalah lingkungan seperti hujan asam. Karena tumbuhan tertentu akan memberikan reaksi tertentu terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. 8 Menyuburkan tanah Sisa-sisa tumbuhan akan dibusukkan oleh mikroorganisme dan akhirnya terurai, lalu menjadi humus atau materi yang merupakan sumber harta mineral bagi tumbuhan. c. Fungsi Estetika Karakteristik visual atau estetika erat kaitannya dengan rekreasi. Ukuran bentuk, warna dan tekstur tanaman serta unsur komposisi dan hubungannya dengan lingkungan sekitarnya merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas estetika. Hutan selain memberikan hasil utama dan sebagai sumber air juga.

C. Hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan di pergunakan untuk menjadi bahan rujukan penulis dalam meneliti skripsi ini dan terdapat empat hasil penelitian, antara lain: No Nama Peneliti Tahun Judul Perbedaan dengan penelitian Persamaan dengan penelitian 1 Eva Siti Sundari 2010 Studi Untuk Menentukan Fungsi Hutan Kota Dalam Dalam penelitian ini tidak disebutkan Membahas Fungsi Hutan Kota di Perkotaan Masalah Lingkungan Perkotaan tempat penelitian 2 Yusrinda Prababeni 2013 Perbandingan Penyelenggaraan Hutan Kota di Kota Samarinda Studi Tentang Implementasi Kebijakan Hutan Kota di Kota Samarinda Dalam penelitian ini dibahas mengenai peraturan pemerintah daerah mengenai hutan kota yang terdapat di Samarinda Dalam penelitian ini terdapat pembahasan mengenai segala bentuk hutan kota 3 Tien Wahyuni dan Ismayadi Samsoedin 2012 Kajian Aplikasi Kebijakan Hutan Kota di Kalimantan Timur Dalam penelitian ini terdapat kajian mengenai kesesuaian Peraturan Daerah yang terdapat di Kalimantan Timur mengenai hutan kota Dalam penelitian ini membahas mengenai struktur hutan kota 4 Lydia Hatta Persepsi Masyarakat Terhadap Fungsi Dalam penelitian ini hanya Dalam penelitian ini membahas Ekologis Buperta Sebagai Hutan Kota Studi kasus Pada Hutan Kota Buperta Cibubur membahas fungsi ekologis hutan kota saja. persepsi masyarakat mengenai fungsi hutan kota

D. Kerangka Berfikir

Gambar 2.6 Permasalahan Sosial Permasalahan Fisis Perilaku Negatif Usulan Strategis Perilaku Positif Internal Eksternal Fungsi Lansekap Fungsi Keindahan Persepsi Masyarakat Fungsi Pelestarian Lingkungan Hutan Kota Kota 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Dukuh yang terletak di garis lintang 6° 17 17.46 S dan garis bujur 106° 52 26.80 T, berada di wilayah kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat Jati wilayah administrasi Jakarta Timur. Gambar 3.1 Peta Hutan Kota Dukuh 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada November sampai September, dengan perincian kegiatan penelitian berdasarkan table berikut: