Hasil Wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

warga tertarik untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh dan memanfaatkannya untuk rekreasi ataupun olahraga, supaya stigma warga tentang Hutan Kota Dukuh yang dulunya bekas pemakaman umum lama kelamaan jadi hilang”. Jadi dapat disimpulkan Hutan Kota Dukuh berfungsi ekologis baik menurut para responden, tetapi masyarakat sekitar kurang memanfaatkan secara maksimal fungsi rekreasi dari Hutan Kota Dukuh dikarenakan kurangnya sosialisasi tentang keberadaan Hutan Kota Dukuh dan diperparah dengan lahan Hutan Kota Dukuh bekas tempat pemakaman umum, sehingga warga sekitar enggan untuk mendatangi hutan kota tersebut.

E. Pembahasan

Wilayah Kelurahan Dukuh merupakan salah satu dari tujuh kelurahan yang terletak sebelah timur Kecamatan Kramat Jati, Kota Administrasi Jakarta Timur dan secara geografis terdapat di wilayah timur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data penduduk pada bulan Juli Tahun 2015 Kelurahan Dukuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.081 jiwa, yang diantaranya terdapat 3 jiwa warga negara asing. Berdasarkan rincian jenis kelamin terdiri dari 13.625 jiwa laki-laki, 13.149 jiwa perempuan. Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan penduduk di wilayah Kelurahan Dukuh terdapat 1.316 Jiwakm 2 yang di kategorikan sebagai wilayah sangat padat menurut UU No 56 Tahun 1960. Hutan Kota Dukuh berada di wilayah administrasi Jakarta Timur, terdapat di Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Keberadaan Hutan Kota Dukuh memperindah lingkungan wilayah administrasi Jakarta Timur khususnya di Kelurahan Dukuh, hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 62,9 responden setuju dan 37,1 sangat setuju mengenai hal tersebut. Hutan kota Dukuh merupakan satu dari 7 hutan kota yang berada di wilayah Jakarta Timur berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta dan hutan kota Dukuh memiliki luas 5.738 m 2 . Berdasarkan hasil angket yang menyatakan 54,2 responden setuju dan 45,8 sangat setuju mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh dapat mencegah banjir, sedangkan 54,2 masyarakat setuju Hutan Kota Dukuh mampu mencegah erosi. Hutan Kota Dukuh merupakan lahan yang di akui oleh berbagai pihak, tetapi tidak ada yang membuktikan kepemilikan lahan tersebut secara sah dimata hukum, dikarenakan status lahan tersebut adalah wakaf. Sebelum dibangunnya Hutan Kota Dukuh lahan tersebut hampir dijadikan lahan tempat pembungan sampah sementara, tetapi warga RT 01 RW 02 menolak hal tersebut. Akhirnya lahan bekas tempat pemakaman umum ini di bangun hutan kota oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Administrasi Jakarta Timur. Berdasarkan angket responden 54,2 setuju dan 45,8 sangat setuju untuk mendukung Pemerintah DKI Jakarta untuk menambah keberadaan ruang terbuka hijau berupa hutan kota, hal ini diperkuat dengan hasil 57,1 setuju dan 42,9 sangat setuju dengan cara memperbaiki mutu lingkungan hidup di perkotaan salah satunya dengan mengelola ruang terbuka hijau. Bentuk Hutan Kota Dukuh ini jika meruj uk pada Teori Zoer’aini Djamal Irwan, berbentuk bergerombol atau menenumpuk, dikarenakan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya yang rapat dan tidak beraturan. Kerapatan vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh secara rata-rata dikategorikan vegetasi yang rapat. Terdapat vegetasi seperti Trambesi, Mahoni, Sengon, Saga, Ketapang, Petai Cina, Bambu yang terdapat di Hutan Kota Dukuh Jakarta Timur. Banyaknya vegetasi yang terdapat di Hutan Kota Dukuh berdampak pada kondisi air tanah yang terdapat di sekitar Hutan Kota Dukuh. Berdasarkan hasil angket 68,6 responden setuju dan 31,4 sangat setuju keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menjadi daerah resapan air. Hutan Kota Dukuh keberadaannya juga mampu menyaring air sehingga air disekitar menjadi lebih jernih, dengan 60 responden setuju dan 40 sangat setuju, bahkan Hutan Kota Dukuh mampu menyimpan air tanah sehingga air tanah sekitar menjadi terpelihara dengan baik, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 62,9 responden setuju dan 37,1 sangat setuju, tetapi terdapat 20 responden masih ragu-ragu terhadap keberadaan Hutan Kota Dukuh untuk mengurangi intrusi air laut. Tipe Hutan Kota Dukuh ini termasuk kedalam jenis tipe pemukiman jika merujuk kepada Teori Endes Dahlan, karena terdapat tanaman dengan komposisi tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan yang menyebabkan Hutan Kota Dukuh mampu membuat suasana lingkungan menjadi lebih sejuk, hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 48,6 responden setuju dan 51,4 sangat setuju. Keberadaan Hutan Kota juga mampu menjaga kesuburan tanah disekitar, diperoleh dari hasil angket dengan 62,9 responden setuju dan 37,1 sangat setuju. Berdasarkan hasil angket 54,2 responden setuju dan 45,8 sangat setuju mengenai keberadaan Hutan Kota Dukuh mampu menetralisir bahan-bahan pencemar sehingga lingkungan sekitar tetap segar, bersih dan sehat. Secara garis besar terdapat tiga fungsi hutan kota, yaitu fungsi lansekap, fungsi pelestarian lingkungan dan fungsi rekreasi. Sedangkan keberadaan Hutan Kota Dukuh fungsinya sangat tergantung pada komposisi dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi. Berdasarkan hasil angket 62,9 responden setuju dan 37,1 sangat setuju keberadaan Hutan Kota mampu menjadi tempat pelestarian plasma nutfah dan mengenai mengurangi hujan asam 54,4 responden setuju mengenai hal tersebut. Persepsi berdasarkan teori yang telah di jelaskan sebelumnya, persepsi lebih bersifat psikologi dari pada merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya pengalaman terdahulu, maksud dari pengalaman terdahulu tersebut lebih menjurus kepada tingkat pendidikan. Persepsi masyarakat terhadap fungsi hutan Kota Dukuh juga di pengaruhi oleh tingkat pendidikan dan penyuluhan oleh Pemerintah DKI Jakarta tentang fungsi Hutan. Berdasarkan hasil angket, persepsi masyarakat terhadap fungsi Hutan Kota Dukuh di lingkungan padat 54,2 menganggap baik dan 45,8 menganggap amat baik oleh responden, tetapi masyarakat sekitar enggan mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk kepentingan rekreasi ataupun berolahraga, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 60 responden jarang pergi ke Hutan Kota Dukuh untuk tujuan rekreasi dan 54,2 reponden tidak pernah mengunjungi Hutan Kota Dukuh untuk keperluan olahraga, hal ini menyebabkan fasilitas yang terdapat di Hutan Kota Dukuh tidak dipergunakan oleh masyarakat sekitar. Penyebab enggannya masyarakat untuk berkunjung ke Hutan Kota Dukuh bisa dikarenakan masyarakat tidak mendapatkan informasi mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh, hal ini di perkuat dengan hasil angket yang menyatakan 54,2 tidak pernah dan 45,8 jarang mendapatkan informasi mengenai fungsi Hutan Kota Dukuh. Penyebab lain masyarakat enggan mengunjungi Hutan Kota Dukuh dikarenakan lahan Hutan Kota Dukuh merupakan bekas tempat pemakaman umum yang menyebabkan warga sekitar merasa enggan untuk mengunjungi Hutan Kota Dukuh tersebut. Peran pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini sangat penting untuk mengadakan penyuluhan atau mempromosikan kepada warga Jakarta tentang keberadaan suatu hutan kota termasuk Hutan Kota Dukuh, tetapi pemerintah tidak pernah mengadakan penyuluhan mengenai fungsi hutan kota hal ini diperkuat dengan hasil angket yang menyatakan 71,3 responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan tersebut, padahal melalui hasil angket 71,4 responden setuju jika ada pengadaan mengenai penyuluhan kegunaan atau fungsi hutan kota oleh Pemerintah DKI Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta melalui Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Administrasi Jakarta Timur seharusnya mengajak warga Jakarta kembali kepada alam dan mencintainya. Berdasarkan hasil angket 57,1 sangat tidak setuju dan 42,9 tidak setuju jika Hutan Kota Dukuh dialih fungsikan sebagai maal atau di bangun gedung untuk kegiatan ekonomi lainnya, bahkan 85,8 responden sangat tidak setuju