Upaya Turki Untuk Masuk ke Uni Eropa

1999 Turki mendapatkan status “country candidate” 2004 Uni Eropa setuju untuk membuka accession negotiations dengan Turki 2005 Acession Negotiations antara Turki dan EU resmi dimulai Sumber: http:ec.europa.euenlargementcountriesdetailed\- countryinformationturkeyindex.en

3.3.2. Upaya Turki Untuk Masuk ke Uni Eropa

Sejak berubah menjadi negara sekuler Turki menjadikan keanggotaan Uni Eropa sebagai tujuan dari kebijakan luar negerinya. Sebagai dasar ideologi negara, Turki juga mengadopsi nilai-nilai dari Attaturkisme Dinan, 2000:467 yang berisi prinsip-prinsip Republikanisme, Nasionalisme, Sekularisme, Demokrasi serta Reformasi. Namun sejak pengajuan proposal keanggotaan Turki ke Uni Eropa pada tahun 1959, Turki mengalami berbagai macam instabilitas politik Turkey Timeline, 2012. Kondisi seperti ini tentu saja menghambat keanggotaan Turki di Uni Eropa. Pada tahun 1987, Komisi Eropa menyatakan bahwa Acession talks antara Turki dan Uni Eropa belum bisa dimulai karena ketidakstabilan kondisi ekonomi dan politik Turki serta hubungan buruk Turki dengan Yunani dan konflik dengan Cyprus Turkey 2007 Progress Report, 2007:6. Sikap ini ditegaskan kembali dalam accession talks yang dibuka oleh Dewan Uni Eropa pada tahun 1997 yang hanya melibatkan Cyprus tetapi belum melibatkan Turki. Di tahun 2001, pengadilan HAM Uni Eropa menyatakan Turki bersalah karena telah melanggar HAM penduduk Cyprus-Yunani selama masa pendudukan Turki di Cyprus. Di tahun yang sama Uni Eropa juga menangguhkan penerimaan Turki karena Uni Eropa menilai Turki telah melanggar HAM atas suku minoritas Kurdi Turkey 2007 Progress Report, 2007:12 Seiring dengan masih belum diterimanya proposal keanggotaan Turki, Pemerintahan Turki yang baru dibawah pimpinan Presiden Abdullah Gul dan Perdana menteri Racep Tayyip Erdogan dari partai Justice and Development party AKP kemudian menyadari bahwa meskipun sekularisme budaya penting, namun nilai-nilai dasar demokratisasi seperti pemerintahan yang tidak otoriter dan penghargaan terhadap HAM juga merupakan aspek penting yang harus dipenuhi jika Turki ingin menjadi anggota Uni Eropa Khan Yavuz, 2003:122. Faktor tersebut yang belum mampu dipenuhi oleh pemerintahan Kemalist yang militeristik dan otoriter. Karenanya, partai AKP yang dipimpin oleh Abdullah Gul dan Recep Tayyip Erdogan yang berhasil menduduki pemerintahan lewat pemilu pada tahun 2002 memiliki visi yang lebih demokratis, toleran dan civilian-ruled demi memenuhi persyaratan demokrasi yang diberlakukan oleh Uni Eropa. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk memenuhi kriteria dalam Acession Partnership yang disetujui dengan Uni Eropa, namun juga untuk mendapatkan keanggotaan penuh yang juga menjadi tujuan kebijakan luar negeri pemerintahan Erdogan Khan Yavuz, 2003:122. Dalam upaya mereformasi pemerintahan baru dibawah Perdana Menteri Erdogan, dimulai dengan mengamandemen Undang-Undang yang membatasi peran militer di pemerintahan dan mengalihkan urusan keuangan yang sebelumnya diatur oleh militer menjadi diatur oleh sipil Khan Yavuz, 2004:392. Dalam hal suku Kurdi, Parlemen Turki juga mencabut larangan penggunaan bahasa Kurdi sejak tahun 2003 dan terus mengurangi personil militer yang ditempatkan di wilayah Kurdi, yaitu di Turki selatan. Untuk membantu integrasi suku Kurdi dengan bangsa Turki, pemerintah juga meluncurkan program “Kurdish Initiative” yang memberikan hak bahasa dan kebudayaan kepada suku Kurdi Turkey Profile, 2013. Pada tahun 2004 untuk pertama kalinya Turki membolehkan siaran televisi berbahasa Kurdi di Turki dan di tahun yang sama juga Turki mencabut praktek hukuman mati dimana hal ini kemudian mendapatkan sambutan positif dari Uni Eropa. Upaya perubahan ini memberikan hasil positif bagi Turki dimana dalam laporan accession pertamanya sejak proses acession dimulai pada tahun 2004, disebutkan bahwa Turki telah mengalami perubahan yang fundamental terutama dalam bidang HAM, hak-hak wanita, hak minoritas dan hak penduduk non- Muslim. Hubungan Turki dengan Yunani juga membaik, ditandai dengan semakin banyaknya perjanjian bilateral yang dibuat oleh kedua negara. Sedangkan dalam hal permasalahan dengan Cyprus, Turki juga telah menunjukkan kemajuan positif dengan ikut mendukung upaya PBB dalam mengakhiri konflik Cyprus EU commission progress report on Turkey, 2005. Akhirnya pada 3 Oktober 2005 proses negosiasi acession process antara Turki dan Uni Eropa secara resmi dimulai. Pada tahun 2006, negosiasi antara Uni Eropa dan Turki menemui jalan buntu ketika Turki menolak mengakui kemerdekaan Cyprus europa.eu, 2012. Akhirnya, negosiasi baru dimulai lagi pada tahun 2010 serta membahas mengenai keamanan pangan, veternitarian dan kebijakan kesehatan. Negosiasi-negosiasi lain mengenai seluruh persyaratan yang tercantum dalam accession partnership document ini akan terus berlanjut dalam proses yang tidak terbatas pada waktu dan dapat berubah kapan saja open-ended process. Dalam bidang politik, komisi Uni Eropa menilai Turki terus berupaya memenuhi kriteria politik Uni Eropa dengan terus melakukan perubahan. Perubahan ini diantaranya adalah pada September 2010, Turki mengamandemen undang-undangnya yang berhubungan dengan hak dasar dan yang berkaitan dengan administrasi publik. Undang-Undang ini juga merubah sistem militer Turki dengan membatasi campur tangan militer di pemerintahan dan merubah kembali struktur sistem pengadilan. Selain itu, Undang-Undang ini juga menjamin perlindungan hukum bagi anak-anak dan wanita, perlindungan data penduduk dan pendirian Ombudsman atau Advokat publik yang ditunjuk oleh pemerintah EU Commission Progress Report on Turkey, 2010. Dalam bidang ekonomi, hasil evaluasi komisi Uni Eropa yang dilaporkan pada tahun 2010 itu menyebutkan bahwa Uni Eropa memiliki sistem pasar yang berfungsi functioning market economy dan pertumbuhan ekonomi terus meningkat setiap tahunnya. Turki juga memberikan kemudahan investasi hingga perkembangan ekonomi baik di sektor publik maupun swasta mengalami pertumbuhan. Laporan ini juga menyebutkan bahwa Turki telah berhasil membuat perubahan yang substansial dalam pemerintahannya dalam rangka finalisasi negosiasi antara Turki dan Uni Eropa EU Commission Progress Report on Turkey, 2010. Sejak dibukanya negosiasi masuknya Turki ke Uni Eropa yang dimulai pada tahun 2005 hingga tahun 2012, Turki dan Uni Eropa sudah membuka 13 sesi negosiasi dari 35 sesi yang harus dipenuhi Turki sebelum akhirnya keputusan akhir diambil. Dari ke-13 sesi itu, hanya satu yang sudah selesai pembahasannya yaitu dalam hal ilmu pengetahuan dan penelitian. Setelah pembahasan itu selesai pada tahun 2010, pembicaraan terkait accession Turki belum dilanjutkan kembali dan belum ada sesi baru yang dibuka. Sedangkan ada sekitar 18 sesi yang dibekukan oleh Uni Eropa karena sikap Turki yang menolak kapal laut dari Cyprus mendarat dipelabuhannya dan 10 sesi lainnya di-veto oleh pemerintah Perancis dan Cyprus Head, 2012. 51

BAB IV ANALISA FAKTOR-FAKTOR DOMESTIK YANG MEMPENGARUHI