bahwa pengungkapan diri dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan suatu hubungan, karena melalui proses mengungkapkan informasi
mengenai diri kita, maka kemungkinan dapat membuat hubungan kita dengan orang lain menjadi lebih intim. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sheldon
2009 bahwa pengungkapan diri juga meningkatkan tingkat kepercayaan interpersonal dengan orang yang menjadi pasangan pengungkapan diri yang kita
lakukan. Selain itu Altman juga menyatakan bahwa pengungkapan diri juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari suatu hubungan dekat
Kito, 2005. Hal ini sejalan dengan Devito 1986 yang menyatakan bahwa pengungkapan diri merupakan faktor penting dalam membangun suatu hubungan
yang bermakna. Tanpa adanya pengungkapan diri, maka akan sulit membentuk suatu hubungan yang berkualitas.
Raven dan Rubin menyatakan bahwa proses pengungkapan diri pada individu juga memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok timbal balik
Dayakisni, 2009. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang seimbang. Pada umumnya kita
mengharapkan orang lain memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan mereka. Menurut Taylor 2009 menyatakan bahwa anonimitas yang terdapat
dalam interaksi secara online memudahkan seseorang untuk mengungkapkan informasi personalnya, hal ini mungkin karena individu merasa mereka lebih
mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri mereka saat mereka melakukan interaksi secara online.
2.3.3 Technology RelationshipHubungan Secara Online
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan teknologi yang pesat berdampak pada banyak hal, termasuk diantaranya pada hubungan interpersonal. Seiring dengan menjamurnya situs
jejaring sosial di internet, pengguna internet bertambah semakin pesat dari waktu ke waktu. Hal ini mendukung pertumbuhan hubungan yang terjadi secara online.
Bahkan banyak reality show di televisi membahas tentang pasangan yang menjalin hubungan secara online tanpa pernah bertemu di dunia nyata.
Realitanya, banyak orang telah menggunakan internet untuk mencari teman ataupun pasangan romantis. Beberapa dari mereka menggunakan internet dengan
tujuan interaksi semata, yang lain menggunakannnya sebagai jalan memulai sebuah hubungan dan kemudian bermaksud untuk menyertakan foto, bertelepon
dan bertemu secara langsung.
Sebuah studi yang dilakukan Parks Floyd 1996 menunjukkan bahwa hampir dua per tiga dari pengguna newsgroup telah menjalin hubungan seperti
aqcuintances , persahabatan dan hubungan pribadi lainnya dengan seseorang yang
mereka temui di internet. Hampir sepertiga mengatakan bahwa mereka berkomunikasi dengan pasangannya paling sedikit tiga sampai empat kali
seminggu, lebih dari setengah berkomunikasi sekali seminggu. Studi ini juga menyebutkan, dibandingkan dengan pria, wanita lebih suka menjalin hubungan di
internet. Sekitar 72 persen wanita dan 55 persen pria menjalin hubungan pribadi secara online. Hal ini tidaklah mengejutkan, mengingat wanita lebih sering
menggunakan internet untuk berkomunikasi dibandingkan kaum pria Devito, 2008.
Selayaknya hubungan yang terjadi di dunia nyata, hubungan yang berkembang di internet pun mengakibatkan terjadinya pertukaran jaringan antar
sesama pasangan yang berhubungan. Mereka saling bertukar informasi, cerita bahkan saling memperkenalkan lingkungannya. Hubungan yang terjadi di internet
ini menumbuhkan rasa saling memiliki, sama seperti yang terjadi pada pasangan yang membangun hubungan di dunia nyata.
Hubungan yang tejadi secara online ini ternyata mendatangkan banyak keuntungan. Hubungan jenis ini dapat menghindarkan pasangan dari kekerasan
fisik dan penularan penyakit secara seksual. Tak seperti hubungan yang dibangun dunia nyata secara tatap muka, hubungan yang terjadi secara online lebih
Universitas Sumatera Utara
mementingkan kualitas diri daripada penampilan fisik. Dalam menjalin kekariban, keterbukaan diri menjadi hal yang lebih penting dibandingkan ketertarikan secara
fisik. Hubungan secara online meyakini tentang kepercayaan, kejujuran dan komitmen selayaknya hubungan yang terjadi secara tatap muka.
Pertemanan dan hubungan romantis di internet menjadi keuntungan bagi orang yang sangat pemalu dan yang memiliki kekurangan secara fisik. Mereka
yang dulunya kesulitan dalam menjalin hubungan secara tradisional karena harus bertemu secara tatap muka, kini dapat menjalin hubungan tanpa harus bertemu
muka. Interaksi ini memungkinkan semua orang, tidak terkecuali yang pemalu atau memiliki kekurangan secara fisik, untuk dapat berinteraksi dan berekspresi
sebebas-bebasnya. Secara online, semua orang bebas untuk mengungkapkan penampilan fisiknya sebanyak atau sesedikit mungkin sesuai keinginannya dan
sesuai waktu yang diharapkannya. Keuntungan lain yang tampak nyata dari hubungan secara online yaitu
penggunanya dapat berteman dengan orang dalam jumlah besar. Hal ini mempermudah penggunanya untuk menemukan seseorang yang cocok
dengannya, yang memang dicarinya. Ibaratnya mencari buku yang sesuai dengan yang kita butuhkan, kemungkinan untuk menemukannya di perpustakaan yang
menyediakan jutaan buku dibanding jika kita mencarinya di koleksi yang menyediakan ribuan buku. Keuntungan terakhir dari menjalin hubungan secara
online , yakni mengenai status sosial, ekonomi dan pendidikan pengguna di
internet jauh lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang ditemui di grup kecil.
Selain beberapa keuntungan tersebut, tentu saja menjalin hubungan secara online
ini memiliki beberapa kekurangan. Orang-orang yang melaukan interaksi ini tidak bisa melihat lawan iteraksinya kecuali mereka akhirnya saling bertukar
foto atu bahkan bertemu secara tatap muka. Foto yang diberikan tersebut juga tidak menjamin bahwa orang yang menjalin interaksi dengan kita adalah orang
yang sama dengan orang yang ada di foto. Secara online, orang dapat memalsukan identitas dan penampilan dirinya
tanpa terdeteksi. Contohnya saja, remaja menampilkan dirinya sebagai orang
Universitas Sumatera Utara
dewasa. Sebaliknya, orang dewasa juga bisa menampilkan dirinya sebagai anak- anak untuk tujuan yang buruk dan seks ilegal. Sama halnya dengan orang kaya
yang menampilkan dirinya sebagai orang miskin, remaja mengaku sebagai orang dewasa ketika mereka ingin menikmati pengalaman ini. Walaupun orang dapat
menipu dalam hubungan secara tatap muka, faktanya lebih mudah untuk melakukannya secara online.
Kekurangan lain dari hubungan secara online yang terkadang juga dianggap sebagai sebuah keuntungan yakni hubungan secara online ini dapat
mengurangi frekuensi dan menggantikan hubungan pribadi secara tatap muka. Walther 1996 telah memberi nama “Komunikasi Hiperpersonal” untuk
komunikasi dengan perantara komputer yang secara sosial lebih menarik daripada komunikasi langsung. Dia memberikan tiga faktor yang cenderung menjadikan
partner komunikasi via komputer lebih menarik Nurudin,2004 yaitu : a.
E-mail dan jenis komunikasi komputer lainnyamemungkinkan presentasi diri yang sangat selektif, dengan sedikit penampilan tau perilaku yang
tidak diinginkan dibandingkan komunikasi langsung. Dengan cara ini, pengguna tidak harus repot dalam melakukan komunikasi secara online.
b. Orang yang terlibat dalam komunikasi via komputer kadang kala
mengalami proses atribusi yang berlebihan yang didalamnya mereka membangun kesan stereotipe tentang partner mereka. Kesan-kesan ini
sering mengabaikan informasi negatif, seperti kesalahan cetak, kesalahan ketik, dan sebagainya.
c. Ikatan intensifikasi bisa terjadi yang didalamnya pesan-pesan positif dari
seorang partner akan membangkitkan pesan-pesan positif dari rekan satunya.
2.3.4 Jenis-Jenis Hubungan 2.3.4.1 AquitanceOrang Asing yang Familiar