B. Prinsip Kehati-Hatian Menurut Standar Operasional Prosedur di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe
Kewajiban adalah segala bentuk yang diberikan oleh hukum kepada orang perseorangan ataupun kepada suatu badan hukum.
107
Berdasarkan pengertian ini, jika dikaji dalam perspektif hukum perbankan, terdapat beberapa ketentuan dalam UU
No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, UUBI, dan peraturan lainnya menyangkut tentang kewajiban bank dalam mengelola dana-dana nasabah.
Salah satu kewajiban tersebut adalah pelaksanaan prinsip kehati-hatian sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 2 dan Pasal 29 UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10
Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 8 ayat 1 dan Pasal 11 ayat 1 mengenai kehati-hatian bank dalam hal pemberian kredit kepada nasabahnya, Pasal 25 UUBI
mengenai kewenangan Bank Indonesia menetapkan peraturan tentang prinsip kehati- hatian, dan lain-lain.
Kewajiban untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam lalu lintas perbankan dimaksud mengingat bahwa fungsi utama bank menghimpun dana-dana
dari masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan dan kemudian disalurkan kepada masyarakat yang memerlukan dana tersebut, maka setiap bank
khususnya PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe perlu terus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya. Kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga perbankan hanya dapat ditumbuhkan apabila lembaga perbankan dalam kegiatan usahanya selalu berada dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, dalam rangka
107
M. Marwan dan Jimmy, Kamus Hukum, Surabaya: Reality Publisher, 2009, hal. 361.
Universitas Sumatera Utara
memperoleh kebenaran atas laporan yang disampaikan oleh bank, Bank Indonesia diberi wewenang untuk melakukan pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang
ada pada bank. Berdasarkan Pasal 29 dan Pasal 30 UUBI, Bank Indonesia diberi wewenang
untuk melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan dan dapat pula menugaskannya kepada pihak lain atas nama
Bank Indonesia untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Langkah-langkah dimaksud dilakukan dalam rangka mempertahankan atau menyelamatkan bank sebagai lembaga
kepercayaan masyarakat agar terhindar dari berbagai macam persoalan yang dapat merugikan bank itu sendiri misalnya terjadinya pelanggaran dan kejahatan.
Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian bagi bank sangat penting diterapkan sebagai suatu kewajiban bank khususnya di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe.
Tidak ada ukuran yang pasti tentang prinsip kehati-hatian, namun menurut ketentuan yang berlaku sesuai kelaziman sistem perbankan dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku antara lain tentang penilaian kualitas aktiva bank umum, batas maksimum pemberian kredit bank umum, prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat dan
prinsip-prinsip penerapan manajemen risiko.
108
Walaupun tidak ada ukuran yang pasti mengenai apa yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian itu, sebab kehati-hatian berbeda antara bank yang satu dengan
yang lainnya menurut kebiasaan atau kelaziman namun tetap berdasar pada
108
Penjelasan Pasal 3 ayat 2 huruf b Peraturan Bank Indonesia Nomor: 74PBI2005 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Standar Operasional Prosedur SOP merupakan salah satu kebijakan dalam pelaksanaan prinsip kehati-hatian ini seperti
yang telah diadopsi oleh Bank Indonesia dari Basel Acccord dalam peraturan mengenai posisi devisa neto, pengawasan likuiditas, prinsip kehati-hatian dalam
penyertaan modal, prinsip kehati-hatian dalam transaksi efek beragun aset maupun ketentuan yang bersifat self regulatory banking yang mewajibkan bank menyusun
ketentuan internal mengenai pedoman manajemen risiko.
109
UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan menegaskan perintah dan larangan
menyangkut pengelolaan perbankan, baik secara implisit maupun secara eksplisit UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan perundang-
undangan lainnya menegaskan ketentuan prinsip kehati-hatian tersebut. Wujud dari kewajiban pelaksanaan prinsip kehati-hatian adalah melalui
pemberlakuan SOP Bank. Bank Indonesia tidak mengatur SOP Bank secara umum sebab SOP antar bank yang satu dengan bank lainnya berbeda satu sama lain. Dalam
SOP PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe ditentukan langkah-langkah yang wajib ditempuh khususnya dalam hal penarikan atau pencairan cek secara tunai ditentukan
dalam SOP Nomor Dokumen II.C.10 tentang Prosedur Penarikan Tunai. Jelas sekali
109
http:www.scribd.comdoc24402673Makalah-Manajemen-Risiko-RBS-Sertifikasi- Perbankan, Oleh: Scibd, “Manajemen Risiko Perbankan dan Peranan Risk-Basedsupervision Dalam
Penilaian Efektivitas Penerapanmanajemen Risiko Perbankan”, diakses tanggal 22 April 2012.
Universitas Sumatera Utara
ditentukan dalam dokumen SOP tersebut langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencairkan cek atau penarikan uang tunai oleh nasabah bank.
110
Berdasarkan SOP di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe dengan Nomor Dokumen II.C.10 tentang Prosedur Penarikan Tunai ditentukan langkah-langkah
sekaligus sebagai standar kewajiban para staf, karyawan, dan pihak-pihak yang bekerja di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, sebagai berikut:
1. Nasabah
a. Mengisi slipbukti penarikan dan ditandatangani.
b. Menyerahkan buktislip penarikan dan buku tabungan kepada teller. Jika
penarikan dilakukan oleh Pemilik Rekening, harus dilengkapi dengan Surat Kuasa dan Copy Identitas Diri Pemberi Kuasa.
2. Teller
a. Menerima dan Memeriksa slipbukti penarikan dan Buku Tabungan yang
diserahkan Nasabah. b.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau diperiksa antara lain seperti: tanda tangan yang tercantum pada slipbukti penarikan dengan Buku Tabungan,
Nama Pemilik dan Nomor Rekening yang tertera pada slipbukti penarikan telah sesuai dengan ada pada Bank, jumlah nominal dan terbilang, tanggal
slipbukti penarikan dan sebagainya. c.
Setelah valid bubuhi tanda cehck list pada slipbukti penarikan.
110
Wawancara dengan Bapak Effendi Baharuddin, Pimpinan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, tanggal 09 Mei 2012.
Universitas Sumatera Utara
d. Posting pada aplikasi Online Integrated Banking System OLIB’s
111
dengan cara sebagai berikut:
1 Pilih Menu Kewenangan Teller.
2 Pilih Main Menu Transaksi.
3 Pilih sub Menu Transaksi Keuangan.
4 Pilih Field Kode Cabang Sendiri sesuai dengan slipbukti penarikan.
5 Pilih Field Kode Aplikasi ”02” atau ”TABUNGAN”.
6 Pilih Field Kode ”TX 101” atau ”PENARIKAN TUNAI”.
7 Entry Field Nomor Rekening sesuai slipbukti penarikan.
8 Entry Nomor Warkat sesuai slipbukti penarikan.
9 Keterangan TX ”TRK TUNAI” otomatis terisi dari system.
10 Entry jumlah TX sesuai slipbukti penarikan.
11 Jika nilai transaksi di atas kewenangan teller, maka harus diauthorisasi
oleh Head Teller dan difiat bayar oleh Pejabat yang berwenang sesuai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
12 Pilih Cetak Buku untuk memvalidasi slipbukti penarikan dan Buku
Tabungan kemudian Pilih Keluar. e.
Ambil dan hitung uang, bila dianggap perlu dapat menggunakan mesin penghitung uang dan lampu ultra violet.
f. Serahkan uang dan Buku Tabungan kepada Nasabah.
111
Buku IV Nomor Dokumen IV.A.1, PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, hal. 16-54.
Universitas Sumatera Utara
g. Mintakan kepada Nasabah untuk menandatangani halaman belakang slipbukti
penarikan sebagai tanda terima dan kemudian menghitung uang tersebut sekali lagi sebelum yang bersangkutan meninggalkan teller.
h. Setelah ditandatangani oleh Nasabah teruskan slipbukti penarikan tersebut
kepada Pelaksana Verifikasi atau Checker untuk diverifikasi. 3.
Nasabah a.
Kemudian Nasabah tersebut menerima uang yang diserahkan teller dan menghitung sekali lagi uang yang diserahkan teller tersebut sebelum
meninggalkan teller. b.
Jika jumlah uang cukup mengandung risiko untuk dibawa pulang, maka dapat dimintakan jasa pengamanan.
4. Pelaksana Verifikasi atau Checker
a. Pelaksana Verifikasi atau Checker menerima slipbukti penarikan dari teller.
b. Melakukan verifikasi dengan Aplikasi OLIB’s
112
dengan cara sebagai berikut: 1
Pilih Menu Kewenangan Administrator Pembukuan. 2
Pilih Main Menu Verifikasi. 3
Pilih sub Menu Verifikasi Transaksi Keuangan. 4
Pilih Field Kode Cabang pilih cabang sendiri. 5
Pilih Field Kode Aplikasi ”02” atau ”TABUNGAN”. 6
Entry Field Nomor Rekening sesuai dengan slipbukti penarikan. 7
Pilih Kode DK untuk jenis transaksi dan pilih ”DEBET”.
112
Buku IV Nomor Dokumen IV.A.1, PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe hal. 44-54.
Universitas Sumatera Utara
8 Field Jumlah Transaksi dan entry sesuai dengan slipbukti penarikan.
9 Setelah valid pilih ”Y” pada layar konfirmasi, bila berhasil maka akan
tampil informasi ”Verifikasi Transaksi Berhasil”. c.
Meneruskan dokumen finansial transaksi keuangan kepada Kontrol Intern untuk diperiksa.
d. Baik Dokumen Finansial maupun Laporan Hasil Verifikasi sebelum
diteruskan kepada Kontrol Intern, terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Bagian Kabag atau Kepala Seksi Kasie
Operasional. 5.
Kontrol Intern a.
Menerima Dokumen Finansial transaksi keuangan dan seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari Pelaksana Verifikasi Checker yang
telah diverifikasi. b.
Melakukan pemeriksaan secara umum terhadap dokumen-dokumen tersebut dengan membandingkan hasil proses Aplikasi OLIB”s dengan ketentuan
intern yang berlaku. c.
Hasil pemeriksaan Kontrol Intern setiap hari dilaporkan kepada Pimpinan Cabang, sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo
Kontrol Intern kepada BagianSeksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.
Universitas Sumatera Utara
d. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan, maka dokumen-
dokumen dan seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada Pelaksana Verifikasi Checker untuk difile.
e. Membubuhi dengan paraf pada dokumen-dokumen tersebut sebagai
persetujuan telah dilakukannya pemeriksaan. 6.
Pelaksana Verifikasi atau Checker a.
Menerima kembali dokumen yang telah diperiksa oleh Kontrol Intern. b.
Kemudian dokumen-dokumen tersebut di-file-kan pada tempat yang telah ditentukan.
Pencairan cek nomor: AP 011150 milik Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara sejumlah Rp.1.500.000.000,- satu milyar lima ratus juta rupiah atas
permintaan Samsuar alias Muntasir, teller bank Aisyah Yacob Binti Yacob melakukan dengan sangat hati-hati dengan terlebih dahulu meneliti keabsahan cek
tersebut. Kehati-hatian yang dilakukannya, teller menemukan beberapa kejanggalan berupa tanda tangan yang tidak sesuai dengan spesimen yang ada pada PT. Bank
Aceh Cabang Lhokseumawe dan ada coretan atau ditimpahan tulisan lain pada tulisan ”milyar”. Teller meminta Samsuar untuk menggantikan lembaran cek tersebut dengan
lembaran cek yang lain, namun Samsuar tidak mau memenuhi permintaan teller. Permintaan Samsuar alias Muntasir adalah untuk mencairkan cek nomor: AP
011150 milik
Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh
Utara sejumlah
Rp.1.500.000.000,- satu milyar lima ratus juta rupiah dengan secara tunai agar
Universitas Sumatera Utara
diberikan kepadanya.
113
Menurut SOP di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe sebagaimana disebutkan di atas, teller harus memperhatikan dan meneliti hal-hal yang
penting untuk diperiksa antara lain seperti: tanda tangan yang tercantum pada slipbukti penarikan dengan Buku Tabungan, Nama Pemilik dan Nomor Rekening
yang tertera pada slipbukti penarikan telah sesuai dengan ada pada Bank, jumlah nominal dan terbilang, tanggal slipbukti penarikan dan sebagainya.
114
Oleh karena teller yang menerima permintaan Samsuar alias Muntasir untuk mencairkan cek secara tunai tersebut menghadapi kendala dan teller tersebut tidak
berwenang untuk melakukan tindakan atau kebijakan melainkan atasannya, maka teller menyerahkan masalah tersebut kepada atasannya yaitu Terdakwa Kepala
Bagian Operasional yang berhak melakukan kebijakan. Ketika masalah tersebut langsung ditangainya, terdakwa atau Kabag Operasional pun tidak serta merta
melakukan tindakan atau kebijakan untuk mencairkan cek secara tunai atas permintaan Samsuar alias Muntasir. Namun, terdakwa tetap berpedoman dan
berprinsip pada SOP yang berlaku di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe. Dikatakan terdakwa telah melakukan prinsip kehati-hatian, karena dengan
tindakannya tetap berpedoman pada SOP yang berlaku.
115
113
Lihat Putusan Nomor: 132Pid.B2009PN-Lsm atas nama terdakwa Heri Kurnia Bin Sulaiman Ishak, hal. 15. Teller mencairkan cek nomor: AP 011150 milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Utara sejumlah Rp.1.500.000.000,- satu milyar lima ratus juta rupiah kepada melalui dua tahapan pertama secara tunai diberikan langusng kepada Samsuar alias Muntasir sejumlah
Rp.100.000.000,- Seratus Juta Rupiah dan tahap kedua disalurkannya melalui transfer antar rekening dengan Nomor Rekening: 0058398286 pada Bank BNI milik Istri Samsuar Darna Binti Ismail.
114
Lihat SOP Nomor Dokumen II.C.10, PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, hal. 1-7.
115
Wawancara dengan Bapak Effendi Baharuddin, Pimpinan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, tanggal 09 Mei 2012.
Universitas Sumatera Utara
Hal demikian dilakukan terdakwa terbukti ketika dirinya melakukan tahapan- tahapan dengan sangat berhati-hati misalnya, terlebih dahulu diberikannya saran
kepada terdakwa agar Samsuar menggantikan lembaran cek tersebut dengan lembaran cek yang lain namun Samsuar tetap menolaknya. Kemudian terdakwa meminta
Samsuar untuk membawa cek tersebut kepada Bendahara Umum Daerah BUD Kabupaten Aceh Utara untuk menandatangani kembali pada bagian t
ulisan ”milyar” dan Samsuar melaksanakan permintaan terdakwa. Hasi tanda tangan yang dimintakan
terdakwa untuk ditandatangani kembali oleh BUD Aceh Utara dinilai teller dan terdakwa tetap terdapat perbedaan tanda tangan dengan tanda tangan yang pertama.
116
Perbedaan tanda tangan yang kedua setelah menjumpai BUD tersebut kemudian diteliti kembali oleh terdakwa dengan menghubungi Staf Kasda Kabupaten
Aceh Utara Suryani untuk mempertanyakan keabsahan cek yang dibawa Samsuar kedua kalinya, tetapi tidak dapat dihubungi melalui telepon selulernya sehingga
terdakwa menghubungi Kuasa Hukum BUD Kabupaten Aceh Utara atas petunjuk nomor telepon yang diberikan oleh Samsuar.
Terdakwa tidak serta merta yakin setelah melakukan komunikasi dengan Kuasa Hukum BUD melalui telepon seluler milik Samsuar. Maka terdakwa
melakukan kebijakan lain dengan cara menguji transaksi terhadap cek nomor: AP 011150 yang ternyata berhasil. Menurut kebiasaan pencairan uang tunai di PT. Bank
Aceh Cabang Lhokseumawe, jika uji transaksi dilakukan ternyata berhasil, maka kuat
116
Wawancara dengan Bapak Paiman Bin M. Nur, Wakil Pimpinan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, tanggal 11 Mei 2012.
Universitas Sumatera Utara
dugaan bahwa kebenaran atau keabsahan cek yang dicairkan tersebut wajib dicairkan atau diberikan kepada pemohon. Oleh karena itu, dengan otoritas yang diduduki oleh
terdakwa, kemudian mencairkan secarai tunai atas cek tersebut kepada Samsuar alias Muntasir.
Uji transaksi dilakukan oleh saksi Aisyah Yacob dengan menggunakan password yang diberikan oleh terdakwa Heri Kurnia Bin Sulaiman Ishak. Saksi
Aisyah Yacob memasukkan nomor rekening 030.01.02.803.001-2 atas cek nomor: AP 011150 ke dalam sistem komputerisasi ternyata benar bahwa cek tersebut adalah
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. Apabila dirujuk kembali kepada SOP Bank yakni SOP dengan Nomor
Dokumen II.C.10, PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe tertanggal 7 Agustus 2004, prosedur penarikan tunai melalui kwitansicheque, mekanisme pencairan dalam
bentuk cek khusus untuk Nasabah Bank harus melalui prosedural yakni: menyerahkan lembar kwitansicheque tersebut kepada teller untuk diuangkan secara
tunai dan telah diisi dengan lengkap dan valid lalu kemudian Nasabah Bank harus menyerahkan identitas diri yang dapat berupa Kartu Tanda Penduduk KTP atau
Surat Izin Mengemudi SIM atau Passport atau jenis identitas lainnya yang sah demi untuk keperluan internal bank. Hal ini telah dilakukan oleh Samsuar alias Muntasir
dengan menyerahkan cek dan disertai dengan identitas KTP. Namun cek tersebut dinilai oleh pihak bank terdapat ketidakjelasan spesimen
tanda tangan di atas tulisan “milyar”. Ketidakjelasan spesimen tanda tangan tersebut, telah dilakukan upaya baik oleh teller dan juga oleh terdakwa Kabag Operasional
Universitas Sumatera Utara
untuk meneliti melalui langkah-langkah yang tersebut di atas menurut kebiasaan dalam SOP dan diakhiri dengan uji transaksi yang ternyata berhasil. Keberhasilan uji
transaksi dilakukan pada tahap kedua kalinya setelah Samsuar Muntasirpemohon pencairan cek memberbaiki ketidakjelasan spesimen tanda tangan di atas tulisan
“milyar”.
117
Peran teller dalam hal ini telah dilakukan berbagai upaya dengan menerima lembaran cek bersama identitas yakni KTP milik Samsuar. Kemudian, teller
memeriksa keabsahan: data yang disikan, spesimen tanda tangan yang tercantum, tanda tangan di KTP sesuaikan dengan yang tercantum dalam tanda tangan yang ada
pada bank, jumlah nominal dan terbilang, bentuk dan status dari kwitansicheque , nomor seri buku dan nomor lembar kwitansicheque, dalam kwitansicheque tidak
dijumpai coretan-coretan. Sedangkan menurut SOP PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, jika terdapat coretan, maka disarankan harus ditolak jika cek tersebut
milik nasabah pihak lain. Apabila pemilik cek tersebut adalah langsung orang yang bersangkutan pemilik rekening secara langsung memohonkan kepada teller, maka
diminta untuk ditandatangani pada bagian coretan tersebut agar validasinya jelas.
118
117
Wawancara dengan Bapak Effendi Baharuddin, Pimpinan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, tanggal 09 Mei 2012.
118
Wawancara dengan Bapak Effendi Baharuddin, Pimpinan PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe, tanggal 09 Mei 2012.
Universitas Sumatera Utara
C. Penerapan Prinsip Kehati-Hatian di PT. Bank Aceh Cabang Lhokseumawe 1. Kronologis Kasus