Kewenangan Bank Indonesia Dalam Menetapkan Ketentuan Prinsip Kehati- Hatian

lain. 88 Namun terkadang ini tidak bisa dijadikan ukuran, karena bank biasanya tidak mengenal nasabahnya secara mendalam mengingat waktu dari pihak bank yang sangat terbatas. Oleh karena itu perlu diterapkan oleh bank prinsip mengenal nasabah yang pada prinsipnya agar bank berhati-hati dalam melayani nasabahnya mencakup kewajiban bank memiliki kebijakan dan prosedur penerimaan dan pelayanan terhadap nasabah. 89

D. Kewenangan Bank Indonesia Dalam Menetapkan Ketentuan Prinsip Kehati- Hatian

Bank Indonesia sebagai bank sentral pada bagian konsideran huruf d UUBI ditentukan bahwa untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan Bank Sentral yang memiliki kedudukan yang independen. Bank Indonesia berwenang mengatur dan mengawasi sistem perbankan nasional untuk menciptakan perbankan nasional yang sehat. 90 Bank Indoensia berfungsi dan menjalankan kewenangan sebagai bank sentral di Indonesia yakni mengeluarkan dan mengatur peredaran uang kertas. 91 Bank 88 H.A.S. Mahmoeddin, 100 Penyebab Kredit Macet, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995, hal. 25. 89 Bismar Nasution, Rezim Anti Money Laundering di Indonesia, Op. cit, hal. 57. 90 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Op. cit, hal. 118. Lihat juga: Ismail, Op. cit., hal. 13. Lihat Juga: Chatamarrasjid Ais, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, hal. 49. 91 Penjelasan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945. Lihat juga: Pasal 4 UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia junto UU No.3 Tahun 2004 tentang Perubahatan Pertama atas UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Bank Indonesia junto UU No.6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Universitas Sumatera Utara Indonesia sebagai badan hukum publik selain mempunyai wewenang dalam mengelola kekayaan sendiri terlepas dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, juga berwenang untuk menetapkan peraturan dan mengenakan sanksi dalam batas kewenangannya. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya yang dalam hal ini menetapkan PBI yang menyangkut tentang pelaksanaan prinsip kehati-hatian sebagaimana telah disebutkan di atas. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas namanya sendiri di dalam maupun di luar pengadilan. 92 Kewenangan Bank Indonesia untuk menetapkan PBI yang menyangkut tentang pelaksanaan prinsip kehati-hatian, diberikan sebagai kewenangan pokok mengatur, menjaga, dan mengawasi bank-bank, baik bank pemerintah maupun swasta yang berada di bawah pengawasannya. Peran Bank Indonesia sangat penting dan strategis dalam upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien. Perlunya mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan efisien tersebut, dikarenakan bahwa dalam dunia perbankan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan Pemerintah Pengganti UU No.2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang selanjutnya disingkat UUBI. 92 http:www.bi.go.idwebid, Oleh: Admin Blog Resmi Bank Indonesia, diakses tanggal 25 Februari 2011. Universitas Sumatera Utara ekonomi di negara Indonesia. Bank Indonesia berperan penting pula dalam mencegah timbulnya risiko-risiko kerugian yang mungkin timbul dalam perbankan. 93 Berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat 1 UUBI, ditentukan bahwa, “Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati- hatian”. Kemudian dalam ayat 2 ditega skan, “Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia”. Pengaturan dan pengawasan terhadap bank oleh Bank Indonesia dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan dari setiap orang yang mempunyai kepentingan dengan bank agar dikelola dengan baik dan profesional, serta memerhatikan faktor risiko-risiko yang berdampak pada kerugian finansial. Dalam hal mengatur dan melakukan pengawasan terhadap bank-bank, Bank Indonesia berwenang dalam menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang mewajibkan untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian. 94 Pelaksanaan prinsip kehati-hatian merupakan hal yang paling penting guna mewujudkan sistem perbankan yang sehat, kuat dan kokoh, hal ini juga dikenal dalam UUPT. Prinsip kehati-hatian ini maksudnya adalah bahwa dalam hal mengelola sistem perbankan, diwajibkan itikad baik dan wajib dapat dipercaya, serta selamanya 93 Ismail, Op. cit, hal. 1. 94 Hermansyah, Op. Cit, hal. 176. Universitas Sumatera Utara dapat wajib jujur dalam memikul tanggung jawab atas pelaksanaan pengurusan perseroan khususnya bank. 95 Krisis perbankan pada tahun 1997 di Indonesia, menunjukkan betapa lemahnya komitmen untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam perbankan. 96 Dukungan kontrol terhadap aktivitas perbankan oleh Bank Indonesia dengan kewajiban melaksanakan prinsip kehati-hatian merupakan solusi terbaik untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi perbankan yang pada akhirnya akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan itu sendiri. 97 Dalam penjelasan UUBI disebutkan bahwa tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut perlu ditopang dengan tiga pilar utama, yaitu kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian, sistem pembayaran yang cepat dan tepat, serta sistem perbankan dan keuangan yang sehat. Sehubungan denengan kewenangan Bank Indonesia dalam menetapkan ketentuan prinsip kehati-haitan, ada beberapa pokok-pokok yang perlu ditetapkan dalam PBI antara lain: 98 95 Paul L. Davies, Gower’s Principles of Modern Company Law, London: Sweet Maxweel, 1997, hal. 598. Kewajiban melakukan pengurusan hanya untuk kepentingan perseroan semata duty to act bona fide in the interest of the company; Kewajiban bertindak untuk dan atas nama perseroan duty to execise power for proper purposes; Kewajiban bertindak seluas-luasnya duty to retain discretion; Kewajiban menghindari benturan kepentingan duty to avoid conflict of interest; Kewajiban melaksanakan fungsi kegiatan manajemen dengan mengambil resiko dan peluang di masa depan duty of care and duty diligence; Kewajiban menaati peraturan perundang-undangan statutory duty; dan Kewajiban loyal terhadap perseroan loyalty duty. 96 Mulhadi, Op. cit, hal. 2-3. 97 Heru Supraptomo, Op. cit, hal. 63. 98 Bandingkan dengan penejelasan Pasal 25 ayat 2 UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia junto UU No.3 Tahun 2004 tentang Perubahatan Pertama atas UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Bank Indonesia junto UU No.6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No.2 Universitas Sumatera Utara 1. Perizinan Bank; 2. Kelembagaan Bank, termasuk kepengurusan dan kepemilikan; 3. Kegiatan usaha Bank pada umumnya; 4. Kegiatan usaha Bank berdasarkan Prinsip Syariah; 5. Merger, konsolidasi, dan akuisisi Bank; 6. Sistem informasi antarbank; 7. Tata cara pengawasan Bank; 8. Sistem pelaporan Bank kepada Bank Indonesia; 9. Penyehatan perbankan; 10. Pencabutan izin usaha, likuidasi, dan pembubaran bentuk hukum Bank; dan 11. Lembaga-lembaga pendukung sistem perbankan. Berbagai Peraturan Bank Indonesia PBI yang mengatur tentang prinsip kehati-hatian yang sudah ditetapkan dalam PBI diantaranya adalah PBI No.11 26 PBI2009 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum, PBI No.13 25 PBI2011 tentang Prinsip Kehati-Hatian Bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain, PBI No.510 PBI2003 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Kegiatan Penyertaan Modal, PBI No.12 9 PBI2010 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Oleh Bank Umum. PBI No.216PBI2000 tentang Perubahan SK Direksi BI Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang UUBI. Universitas Sumatera Utara 31177KEPDIR1998 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit, PBI No.321PBI2001 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank, PBI No.322PBI2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Peraturan BI 625PBI2004 tentang Rencana Bisnis Bank Umum, PBI No.74PBI2005 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Asset Bagi Bank Umum. Bahkan Bank Indonesia juga mengeluarkan PBI tentang program Anti Pencucian Uang APU dan Pencegahan Pendanaan Terorisme PPT melalui PBI No.1128PBI2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Mencegah Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum dan PBI Nomor: 12 20 PBI2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam kedua PBI ini, kehati-hatian dilakukan melalui pendekatan Customers Due Diligence CDD dan Enhanced Due Dilligence EDD misalnya ditegaskan dalam Pasal 8 PBI No.1128PBI2009, dalam menerapkan program APU dan PPT, bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis paling sedikitnya mencakup: permintaan informasi dan dokumen; Beneficial Owner; verifikasi dokumen; CDD yang lebih sederhana; penutupan hubungan dan penolakan transaksi; ketentuan mengenai area berisiko tinggi; pelaksanaan CDD oleh pihak ketiga; pengkinian dan pemantauan; Cross Border Correspondent Banking; transfer dana; dan penatausahaan dokumen. Hal ini diterapkan agar dapat mencegah risiko dari pemanfaatan bank Universitas Sumatera Utara untuk melakukan pencucian uang dan pendanaan terorisme khususnya untuk Bank Umum. 99 Kebijakan kehati-hatian oleh Bank Indonesia juga ditetapkannya PBI bagi Bank Perkreditan Rakyat BPR dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS dalam mencegah pendanaan terorisme melalui PBI Nomor: 12 20 PBI2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip kehati-hatian dalam PBI ini lebih dikenal dengan istilah Customers Due Diligence CDD beupa kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan bank untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai dengan profil pengguna jasa bank. Melalui Pasal 8 PBI Nomor: 12 20 PBI2010 ini juga ditegaskan bahwa dalam menerapkan program APU dan PPT, bank khususnya BPR dan BPRS wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis agar dapat mencegah risiko dari pemanfaatan bank untuk melakukan pencucian uang dan pendanaan terorisme. 100 Pengaturan menyangkut prinsip kehati-hatian juga terdapat dalam berbagai Surat Edaran SE, Surat Keputusan SK Direksi Bank Indonesia, seperti: SK BI 3011KEPDIR1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, SK BI 99 Pasal 1 angka 7 dan angka 8, Pasal 8 PBI No.1128PBI2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Mencegah Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Customer Due Dilligence CDD adalah kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan Bank untuk memastikan bahwa transaksi tersebut sesuai dengan profil Nasabah. Enhanced Due Dilligence EDD adalah tindakan CDD lebih mendalam yang dilakukan Bank pada saat berhubungan dengan Nasabah yang tergolong berisiko tinggi termasuk Politically Exposed Person terhadap kemungkinan pencucian uang dan pendanaan terorisme. 100 Pasal 1 angka 15, Pasal 8 PBI Nomor: 12 20 PBI2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Universitas Sumatera Utara 3012KEPDIR1997, tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, SK BI 3046KEPDIR1997 tentang Pembatasan Pemberian Kredit Oleh Bank Umum Untuk Pembiayaan Pengadaan Dan Atau Pengolahan Tanah, SE BI 3116UPPB1998 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, SK BI 31177KEPDIR tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, SE BI 3117UPPB1998 tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum, SE BI 3118UPPB1998 tentang Pemantauan Likuiditas Bank Umum, SK BI 31148KepDIR1998 tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, SK BI 31147KEPDIR1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif. Ketentuan-ketentuan perbankan melalui penetapan PBI dan ketentuan lainnya memuat prinsip kehati-hatian dengan tujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi penyelenggaraan kegiatan usaha perbankan, guna mewujudkan sistem perbankan yang sehat. Tujuannya mewujudkan sisten perbankan yang sehat, maka peraturan- peraturan di bidang perbankan yang ditetapkan oleh BI harus didukung dengan sanksi-sanksi yang adil. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN SEBAGAI SALAH SATU